58. Found Her?

5.9K 695 197
                                    

WARNING!! Anda terdeteksi mager vote dan komen, dilarang masuk area update-an‼️

Gua nggak harus sampe bikin tutorial buat vote sama komen di wattpad, kan? Tinggal pencet logo bintang sama ketik apapun itu bebas di bawah aja kayak susah banget dah bunda-bunda sekalian. Dijamin kalo udah ngelakuin pasti hatinya buat baca tenang elah bun. Gak gelisah lagi gua jamin dah🥲

Beneran jadi pada tenang, kan? Kalo gitu, selamat membaca, bunda.

*****

Mendapat satu petunjuk baru yang sangat diyakini akan membantu dalam proses pencarian, malam tadi Abi memilih untuk tidak tidur, tepatnya dia tidak bisa tidur terus memikirkan Ghea. Berbeda dengan yang lain, mereka terlelap pulas di dalam kamar Arevos beristirahat hingga fajar itu tiba.

Wakil ketua Gradivos itu melakukan ini semua demi keselamatan sepupunya sendiri, salah satu tanggung jawab terbesar baginya dari keluarga yang jatuh ke tangannya sendiri sebelum sosok laki-laki datang sebagai tunangan resmi. Tidak mungkin seorang Abisatya Rasega lengah begitu saja, kan?

Happy terbangun, menemani Abi semalaman di sofa pojok ruangan dengan kondisi ketiduran. "Abi? Dari malem lo belum tidur?" Sosok yang duduk di kursi depan layar komputernya menggeleng. "Maksain banget, sih, lo? Sekarang gimana? Udah dapet?"

Abi menggeleng, lagi.

"Gue rasa, handphone-nya emang udah sengaja di-nonaktif-in duluan, di sini gue yang terlambat dan terlalu bertele-tele," kata laki-laki bermata sipit itu penuh sesal tanpa menoleh sedikitpun ke arahnya.

"Lo nggak bisa nyalahin diri lo sendiri, dong, Bi."

Dia tak membalas, selain merasa gagal pada dirinya sendiri, Abi juga kecewa dengan seseorang yang tak bisa dijabarkannya. "Tinggal satu jalan terakhir."

"Maksud lo?"

Lagi-lagi, Abi menyela tak membalas, "Lo tau tempat biasa kumpul-kumpul anak Electra? Semisal kalo di kita biasa nongkrongnya di Bengkel Mang Mamat."

Sejenak, nyawa Happy yang belum terkumpul utuh dipaksa untuk berpikir. "Hm? Seinget gue namanya, Warung Teh Irma. Lokasinya tepat ada di belakang tempat kekuasaan mereka, SMA Rajatama."

"Kenapa emangnya?" lanjut Happy, kini bertanya.

Abi menjawab, "Kita ke sana sekarang, bangunin yang lain juga. Udah nggak ada waktu kalo nggak mau terlambat," perintahnya mutlak tak dibantah.

"Semisal kalo emang udah bener-bener terlambat, Bi? Lo mau apa?" celetuk Happy asal bicara yang tidak sengaja memancing emosi keluar kendali.

"Jaga omongan lo, Happy!" sentak Abi bangkit berdiri menatap tajam lelaki di hadapannya itu.

Bukan berarti menyerah. Namun, semua orang juga sudah mulai hopeless dan tak berharap banyak lagi dengan kondisi Ghea yang tidak menentu serta tak dapat diprediksi. Malas berdebat di pagi hari yang akan semakin mengacaukan suasana, dalam waktu lima belas menit, inti Gradivos dan Berkibah telah rapi dan siap untuk langsung tancap gas ke tempat titik kumpul para anggota dari geng besar Electra.

Tiba di sana, terlihat seorang wanita tengah sibuk dengan barang dagangannya berupa nasi uduk dan beberapa gorengan untuk sarapan pagi. Terpantau masih sepi karena baru saja buka, hingga atensinya teralihkan pada deru motor yang saling bersahutan satu sama lain. Teh Irma memicingkan kedua bola matanya ketika satu per saru dari mereka berhenti turun tepat di warung membuka helm full face-nya.

GAZELLE [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang