Wkwk baru bisa update, sumpah gua capek banget sekolah! Sukanya nulis apalagi kalo pada vote dan komen wkwk ngode!
Tapi tenang, chapter kali ini lumayan panjang kok, ini salah satu faktor kenapa kemarin gua nggak bisa update.
Selamat membaca, bunda.
*****
Aenoleos
Ghe, gue ada di depan rumah loAenoleos
Belum bangun gue rasa nih bocahAenoleos
Ayo sepedahan jangan magerAenoleos
Buruan bangun apa gue terobos masuk?Aenoleos
Ghe, gue telepon ya lama-lama?Aenoleos
Satuuuu duaaaa oke gue telepon"Ada apaan, sih, Eno? Pagi-pagi udah nelepon aja, mau apa lagi?" Terdengar suara khas orang baru bangun tidur dari seberang sana.
"Sepedahan, Ghe. Buru, gue tunggu di depan rumah lima menit dari sekarang," jawab Aeno mutlak nan telak membuat seorang gadis yang masih menggeliat di kasurnya itu membulatkan matanya terperangah.
"Ih, ogah! Ngapain amat rajin-rajin hari minggu pagi sepedahan? Tidur! Sono ah balik, Eno. Kalo gak mau ya sepedahan sendiri. Ajak temen kamu kan banyak," balas Ghea malas-malasan hendak mematikan sambungan telepon itu sepihak. Namun, lantas ia mengurungkan niat saat tiba-tiba terdengar suara seorang wanita yang sangat ia kenal dan tak asing tengah bersapa manis dengan Aeno.
"IH ENO! ITU SIAPAAA?? MAMA??" Refleks Ghea bangkit dari tempat tidurnya duduk tegak menatap layar ponselnya yang sudah keluar dari sambungan.
*****
"Aeno? Ada apa pagi-pagi udah nyamper ke rumah? Bukannya hari minggu, ya? Libur, kan?" Sontak Aeno menoleh ke arah sumber suara cepat-cepat mematikan sambungan tersebut. Didapatinya wanita berperawakan tinggi dengan wajah yang tak kalah manis dengan putrinya, Ghea. Menenteng beberapa jajanan kecil guna mengganjal perut di pagi hari sambil berjalan mendekat ke arah Aeno.
"Iya, libur, kok, Tan. Emang aku yang niatnya mau ngajak Ghea sepedahan, sih. Tapi kayaknya dia lagi pengen istirahat nggak mau diganggu," jawab Aeno.
"Ih, bagus, tuh sepedahan. Jarang banget anaknya mau olahraga pagi-pagi. Emang kebiasaan nggak bisa bangun pagi si Ghea, mah. Sholat shubuh aja kadang masih bolong-bolong." Aeno menanggapi perkataan Oliv dengan kekehan kecil. "Jadi, gimana? Mau Tante langsung panggilin aja Ghea-nya?"
"Udah, gapapa, kok, Tante. Aku bisa ajak temen aku yang lain. Abis ini mau langsung goes-goes soalnya keburu panas duluan nanti," ucap Aeno menolaknya halus, lagi pula masih banyak hari-hari lainnya untuk mengajak gadis itu kembali, kok.
"Oke, Tante anggap temennya itu Ghea. Sebenernya sekalian juga mau nitip belanja bulanan, sih. Tante belum sempet soalnya." Untuk kali ini, Aeno tak bisa menolak. Bukan ide yang buruk juga jika disuruh belanja bulanan bersama Ghea, terlebih lagi ini adalah suruhan langsung dari orang tua gadis itu sendiri. Kesempatan yang bagus! "Mau tunggu di sini apa di dalem? Di dalem aja, ya, Aeno? Biar Tante langsung samperin tuh Ghea-nya ke kamar. Duh, anak gadis kok disuruh gerak aja nggak mau?"
KAMU SEDANG MEMBACA
GAZELLE [END]
Teen Fiction[FOLLOW SEBELUM MEMBACA] Gazelle Arcanio Zevallo, atau yang lebih dikenal dengan panggilan Azel. Merupakan sosok ketua geng motor terkenal bernama Gradivos. Salah satu geng motor yang tengah berada di puncak kejayaannya. Hidup di dalam sebuah ikatan...