3. Kelas Surgawi

30.5K 2.8K 163
                                    

Akhirnya update juga, ya? Wkwk.

Vote dulu, oke? Nanti ramein komennya siap?

Selamat membaca, bunda.

*****

Dikarenakan terlalu banyaknya orang yang memenuhi area tersebut, alhasil Berkibah jadi tidak bisa bergerak dengan leluasa. Bygail yang merasa tidak dipentingkan sama sekali pun akhirnya memberontak, membelah kerumunan itu dengan begitu agresif. "Minggir dong setan!!" bentaknya.

"Tau nih, kasih jalan dikit kek buat seleb kayak kita-kita," tambah Lizzie mendapati sorakan dari teman-temannya.

Tentunya tidak mudah bagi Berkibah untuk mencapai ke barisan paling depan. Ketika sudah sampai di titik tempat yang diinginkannya, mereka malah menghela napas berat, menatap ke arah seorang perempuan yang kini berada tepat di hadapannya dengan tatapan sinis. Sungguh, mereka sangat menyesal sudah rela-rela berjuang mengeluarkan banyak tenaganya hanya untuk melihat pemandangan busuk seperti ini.

Berkibah makin geram lagi ketika perempuan itu dengan berani-beraninya menatap balik mereka. Dipikir siapa dirinya bisa-bisanya melakukan hal seperti itu? Hanya gadis gelandangan dengan seragam lusuh dari sekolah tidak terkenal saja gayanya setinggi langit. Lagi pula apa juga tujuan dirinya memijakkan kaki di SMA Adhiyantara?

"Eh, kayaknya bakal lebih baik deh kalo lo rubah penampilan dulu sebelum masuk ke dalem sekolah kita," ujar Alexa dengan pandangan teramat tidak suka. "Soalnya dari tampilan lo aja udah nggak enak buat dipandang."

Tessa mecebikkan bibirnya kesal, rasanya ucapan Alexa tadi tidak cukup mempan untuk menyindir perempuan itu. "Emangnya ada urusan apaan sih lo dateng ke sekolah kita? Mau ngemis? Mulung? Atau jangan bilang lo mau pindah sekolah ke sini?" Tessa terkekeh. "Gak usah berharap banyak deh, lagian sekolah elite mana sih yang mau nerima murid kayak lo?"

"Kalo kata gue nih ya, mending lo mikir dua kali dulu deh sebelum nampakkin diri di sini, setidaknya mandi dulu kek, kumel banget tuh kalo gue liat-liat," kata Bygail memutar bola matanya malas.

"Lo tau kan gimana caranya berpenampilan dengan baik? Datang ke tempat menuntut ilmu dengan attitude yang sopan dan gak kurang ajar? Walaupun cuma hal kecil, tapi itu perlu banget buat diperhitungkan. Karena nantinya bakal berpengaruh ke bagaimana cara pandang orang terhadap diri lo. Jadi, mulai sekarang tolong jangan cuma memahami diri lo sendiri, tapi coba pikirin juga gimana reaksi orang-orang di sekitar ketika melihat penampilan dan attitude lo yang nggak banget itu," lanjut Alexa dengan memberikan nasihatnya.

"Kalo masih bingung, lo bisa coba bandingin satu per satu sama penampilan kita, kok. Emangnya kita make seragam yang dekil bin ketat kayak lo? Apa kita berani ngesepan rok? Terus menurut lo nindik hidung dan nato seluruh tubuh itu adalah hal yang wajar bagi pelajar SMA terutama perempuan?" ucap Tessa penuh penekanan di setiap katanya. "Berarti nggak usah bingung lagi kenapa sekarang lo jadi bahan tontonan banyak orang. Dengan penampilan lo yang sampah kayak gini bikin kita semua nggak bisa tinggal diem aja. And now, kita mau lo angkat kaki dari sekolah ini, sekarang juga!!"

Tidak bisa berkata-kata terlalu banyak. Ghea, Lizzie, dan Princess hanya perlu menaruh kepercayaannya kepada ketiga sahabat lainnya itu. Kelewat bangga, mereka pun mengangkat kedua jempolnya tinggi-tinggi dengan pancaran mata yang berbinar-binar, guna mengapresiasi jerih payah mulut tajam para sahabatnya tersebut. "Keren bangett!!"

Setelah sekian lama memilih untuk tidak menggubris perkataan mereka dan hanya manggut-manggut sok mengerti. Perempuan itu akhirnya membuka suara. "Udah selesai sesi ceramahnya?" tanyanya dengan ekspresi kelewat datar.

GAZELLE [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang