27. Piket Kelas

5.6K 629 32
                                    

Besok udah sekolah aja nggak kerasa wkwk.

Gapapa, tetep rutin nulis kalo dikasih vote sama komen dulu wkwk.

Selamat membaca, bunda.

*****

"Attention please!" ucap Zaki, selaku ketua kelas yang meminta waktu kepada seluruh murid untuk diam sejenak mendengarkan informasi yang akan ia bacakan lewat ponselnya sebelum pulang ke rumah masing-masing. "Mulai besok, kantin akan ditutup untuk sementara waktu karena akan adanya renovasi mendadak hingga jangka waktu yang tak dapat ditentukan. Dihimbau kepada seluruh siswa-siswi SMA Adhiyantara untuk membawa bekal, makanan, serta jajanan dari rumah ataupun lingkungan luar sekolah. Makasih, sama-sama."

"Ih, beneran dong? Sumpah?" Berita yang simpang siur terdengar oleh Tessa tadi ternyata benar begitu faktanya. "Ah, nggak asik asli! Bingung mau bawa apa buat besok sama ke depannya, tolonggg!!"

"ADUH GUSTIII!! BAKAL KANGEN BANGET SAMA SEBLAK BOHAYYY!! MAU NANGISSS GIMANA, DONG??" desah Princess kecewa.

"Bismillah, semoga pas udah selesai renovasi buku utang Mbak Bohay ilang lupa naro. Aamiin," rapal Alexa sudah menjadi kebiasaannya hobi ngutang sana-sini. "Kalo diitung-itung utang gue sama dia udah bisa bayar cicilan rumah kali, ya?"

Tak hanya mereka-mereka yang turut sedih dan kecewa mendengar kabar ini, tapi seluruh warga SMA Adhiyantara pun begitu. Pikirannya saat ini hanya dipenuhi oleh makanan-makanan surgawi kantin yang sudah tidak perlu diragukan lagi kenikmatannya. Mulai dari, cilor, basreng, telur gulung, siomay, bakso, mie ayam, sampai seblak legendaris, Seblak Bohay. Ck, bikin ngiler aja.

"Udah-udah, ngapain sih lebay banget? Cuma sementara doang ini, kok." Zaki tak paham lagi dengan ekspresi berlebihan yang ditunjukkan oleh anak-anak kelasnya. Nangis, woy, nangis! Maklum sampai dibilang lebay sama ketua kelasnya sendiri gitu.

"Yang ada jadwal piket jangan kabur dulu! Awas lo pada kalo besok pagi gue liat kelas masih berantakan kayak gini," tukas Zaki kemudian keluar dari kelas hendak pulang. "Buru, bersihin! Atau mau lo semua gue pantau?" Sempat-sempatnya Zaki mengintip dari pintu kelas untuk memastikan. Masalahnya, yang punya jadwal piket hari ini itu Berkibah dengan beberapa orang lainnya. Gimana dia bisa percaya?

"Iyaaa, Bapak Negara, bawel amat. Lagi PMS, ya? Hayo ngakuuu jangan malu-malu!!" celetuk Bygail mendapat tatapan nyalang dari ketua kelasnya. Terpaksa, untuk hari ini dia harus ngebabu dulu sementara. Lebih tepatnya, setiap hari Kamis.

Dibilang melelahkan, ini sangat melelahkan. Apalagi mengingat tadi siang mereka ada praktek prakarya yang menjadi dalang utama bertransformasinya kondisi kelas hingga menyerupai kapal pecah seperti ini. Intinya, selamat berjuang, petugas piket hari ini!

"Duh, tulang gue remuk, badan pegel-pegel, kaki mau copot, rambut udah lepek, muka udah kayak pembokat dipaksa kerja rodi lagi," keluh Lizzie bertubi-tubi sambil merenggangkan seluruh bagian tubuhnya. "Lo pada nggak kecapekan juga gitu?"

"ADUH GUSTIII!! SAMAA!! Tangan Incess juga gak mau gerak masaaa!!" desak Princess dengan kedua tangannya yang terasa lemas tak berdaya terpaut pada bahunya terambang-ambang. "Kayak mati rasa gitu, kebas! TAKUT BANGET HUHU!!"

"Eh anying, gak patah kan?!" panik Alexa membuat seluruh sahabatnya ikut mengerubungi Princess.

"BOONGAN DOANG IH JANGAN BIKIN INCESS PANIK DEH!" pekik Princess jantung sudah mau copot, dia langsung menggerakkan tangannya heboh ke sana-kemari. Lagian, sih pake ngomong yang engga-engga, mana seluruh pasang mata langsung membulat sempurna ke arahnya.

GAZELLE [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang