HTG #5

2.7K 505 415
                                    

Halo guys! Selamat berhari sabtu dan bermalam minggu ya!

Udah gregetan dan cukup membingungkan chapter kemarin kan? Hehe

Kalau komentar banyak terus gini, janji deh bakal double update setiap di update. Tapi kalo komentarnya banyak :v

Oh ya, buat besok apa yang mau di up?

Eh btw, aing masih kobam sama nana bisa bisa nya dia nonton BL 😭 saya mau nonton juga ah, di mana tapi bisa nontonnya ya 😭

Sorry for typo(s)

Happy reading guys💚
































Ketukan pada jari jemari Baekhyun seperti menghitung detik-detik kematian seseorang. Lihat saja bagaimana tatapan matanya hanya tertuju kepada buku tulisnya yang masih kosong. Padahal Kyuhyun sedang menjelaskan pelajaran matematika di depan, namun pemuda cantik itu lebih memilih menikmati waktunya sendiri.

Ketegangan di dalam ruangan tersebut nampak begitu terasa. Mungkin itulah yang dirasakan Wonwoo, pemuda berwajah datar itu memang cukup peka akan situasi. Ia bisa melihat bagaimana wajah-wajah temannya dan satu wajah baru di lingkaran mereka nampak begitu tegang dan kaku.

Dalam hati ia bertanya-tanya, namun tak berani ia lontarkan. Wonwoo kini memusatkan atensinya pada Baekhyun yang sejak tadi melamun. Ia juga segan untuk menegur pemuda bermarga Byun itu, walaupum memang tertangkap sedang melamun tak membuatnya kesulitan jika disuruh untuk menyelesaikan sebuah soal yang diberikan Kyuhyun.

Di sisi lain, Sehun hanya berusaha untuk tak melirik Luhan yang jaraknya cukup jauh. Sebaliknya ia berusaha memusatkan atensinya pada sang kekasih yang sejak tadi hanya diam sembari menyimak penjelasan materi di depan.

Begitu pun keadaan yang terjadi antara Daehyun dan Kris. Dua dominan itu hanya diam tanpa kata, mereka sejak tadi mengamati pergerakan Baekhyun yang nampak tenang seperti suasana mencekam ini tak berpengaruh terhadapnya.

Namun berbeda dengan apa yang dirasalan Chanyeol saat ini. Ia nampak gelisah dalam duduknya, pemuda tampan itu berusaha sesekali berinteraksi pada tunangannya yang nampak berbeda saat ini. Baekhyun hanya membalasnya dengan senyum kecil, lalu kembali mengetukkan jari jemarinya di meja tersebut tanpa membuat kegaduhan.

Sepasang mata bulat itu melirik Chaeyoung yang juga mencuri pandang kearahnya. Chanyeol menghela napas pelan, ia benar-benar dalam kondisi yang merugikan untuknya.

"Kenapa kau nampak begitu gelisah, sayang? Ada sesuatu hal terjadi?" Tanya Baekhyun dengan berbisik. Tatapannya masih tertuju pada kertas kosong di depannya.

Chanyeol nampak tergagap.
"Tidak. Aku hanya khawatir pada Ibuku dirumah, tadi pagi beliau nampak tak enak badan."

Baekhyun mengangguk.
"Aku akan ikut kerumahmu kalau begitu."

"Ah, tidak perlu. Lagipula aku akan mampir kesuatu tempat lebih dulu sebelum pulang, kau akan kemalaman. Aku tak enak dengan Ayah dan Ibumu." Ucap Chanyeol sedikit mengandung penolakan secara halus.

Ketukan jari Baekhyun berhenti seketika. Ia tak menjawab perkataan kekasihnya, Chanyeol malah nampak semakin kikuk. Sepertinya perkataannya tadi membuat Baekhyun kecewa.

Ia kemudian menggenggam tangan kekasihnya, mengelusnya dengan pelan.
"Maaf kalau kata-kataku membuatmh marah. Aku tak bermaksud seperti itu, kau salah paham. Aku tak ingin kau pulang malam dan lagipula ibuku pasti sudah lebih baik, ia punya dokter pribadi. "

Pemuda cantik itu melirik Chaeyoung yang nampak getir melihat perlakuan Chanyeol padanya. Baekhyun tersenyum kecil. Ia menepuk genggaman tangan mereka sembari memberikan wajah berserinya pada sang tunangan.

HEPTAGON ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang