HTG #17

2.7K 459 392
                                    

Halo gays!
Apa kabarnya? Pasti suasana lagi baik senua, ngeliat Chanyeol baik-baik aja dsn sehat sentosa. Rasanya lama banget gak liat si bapak muncul ya :
:")

Oh ya, chapternya udah terlalu banyak. Menurut kalian gimana? Sudah mulai bosan kah? Takutnya terlalu kebanyakan chapter, ceritanya jadi gak seru.

Boleh minta rekomen lagu ballad yang mellow2? Terserah, mau china, korea, jepang. Yang easy listening dan langsung bisa buat mewek deh :")

Plus, jangan lupa buat follow akun twitter saya. Mau upload au bentar lagi disana 🙈

Tetap jangan lupa tinggalkan jejak!
Vote dan komen yang banyak yang zeyeng 🖤

Happy Reading
Sorry for typo(s)





























Baekhyun tengah duduk sendirian di pojok rumah duka sembari memakan sedikit demi sedikit bubur hangat yang dibelikan oleh kakak perempuan Chanyeol. Namun fokusnya kini terbagi menjadi dua setelah Jongin duduk di depannya tanpa permisi.

"Aku merasa terkejut bahwa hari berdukamu selesai lebih cepat dari perkiraanku."

Pemuda cantik itu merotasikan bola matanya. Ia kemudian melanjutkan makannya dan menulikan pendengarannya. Mulutnya masih malas untuk berbicara.

"Aktingmu tadi cukup bagus untuk ukuran amatiran. Gadis itu benar-benar syok, untung saja selingkuhanmu membawanya keluar sebelum dia diamuk massa." Sambung Jongin kembali, tentu saja dengan berbisik. Pemuda tan itu sadar diri bahwa masih banyak orang di sekililing mereka.

Baekhyun tidak tahan lagi. Ia kemudian meletakkan sendoknya. Menatap tajam teman satu kelompoknya itu. Kedua tangannya bertaut di atas meja, balas menatap Jongin yang tersenyum pongah.

"Apa yang kau inginkan, Kim?" Tanyanya yang mulai tak sabaran. Jongin sepertinya ingin mempermainkan emosinya.

Jongin tersenyum culas.
"Kau tahu, aku muak dengan semua ini. Dengan Sehun, Luhan, Chae Young, Chanyeol bahkan dirimu. Aku tak bisa bergerak dengan bebas bahkan ketika aku ingin meninggalkan kekasihku."

Baekhyun hanya diam, ia masih menunggu Jongin melanjutkan perkataannya.

"Sebenarnya aku sudah membicarakan ini dengan orang tuaku, tapi ternyata perusahaan keluarga Sehun sedang terguncang akhir-akhir ini. Jika aku memutuskan hubungan kami, maka Sehun juga akan ikut jatuh."

"Jadi maksudmu kau mulai mencintai pemuda idiot yang sudah menduakanmu?" Tanya Baekhyun dengan telak. Ia masih mempertahankan wajah datarnya.

Jongin berdecak.
"Aku hanya kasihan, bodoh. Kau tahu bahwa Luhan tidak sepenuhnya anak polos. Anak beasiswa seperti dia tidak akan mungkin mencari pendamping yang biasa-biasa saja. Itulah gunanya ia berpacaran dengan Kris." Balasnya dengan panjang lebar.

"Terserahlah. Aku sudah tidak ada hubungannya dengan Kris lagi." Baekhyun berusaha untuk tidak ingin terlibat kepada siapapun mulai dari sekarang.

"Kau harus." Jongin memicingkan matanya tajam, sedangkan Baekhyun mengangkat alisnya. Pemuda tan itu mencondongkan tubuhnya kedepan, mendekati temannya. "Bagaimana jika aku katakan, bahwa yang membawa hadiah utama beserta trofi kompetisi bernyanyi kemarin adalah Luhan?"

Sepasang mata itu tiba-tiba saja membulat.
"Apa?" Desisnya yang begitu terkejut.

Jongin menarik salah satu ujung bibirnya.
"Bagaimana jika aku beritahu, bahwa yang membuat suaramu hilang beberapa waktu lalu adalah Luhan? Dan dia juga adalah orang yang sama, pelaku penyebaran videomu dan Daehyun."

HEPTAGON ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang