HTG #15

2.5K 465 198
                                    

Halo gays!

Saya balik lagi, cukup lama ya :")
Semoga untuk chapter ini kalian tidak terguncang dan memuaskan:)

Saya beberala hari kemarin baru aktif lg di twt. Yang mau mutualan boleh, unamenya sama kayak uname wp ya. Begutu juga dengan foto profilnya.

Rencananya saya juga bakal buat au disana. Tapi saya gak bakal ilang dari wp ko^^

Happy Reading 💚
Sorry for typo(s)
































Byun Jaemin berlari dengan sekuat tenaga, dibelakangnya ada Lee Jeno yang menjaganya. Mendengar berita jika sang Ibu dilarikan kerumah sakit membuat pikiran buruk bersarang diotaknya. Jaemin bahkan tak bisa berpikir jernih dan langsung berlari, ia mungkin juga tak sadar bahwa Jeno ikut mengejarnya.

Wajahnya yang cantik itu kini terlihat sembab dan memerah. Jaemin bahkan sudah menangis saat perjalanan menuju kerumah sakit. Supir taksi saja tak berani untuk menanyakan apapun, melihat bagaimana terguncangnya anak tersebut.

Langkah kakinya terhenti saat mendengar teriakan tangisan milik kakaknya, Byun Baekhyun. Beberapa detik kemudian, Jaemin tak bisa menahan kakinya untuk tetap berpijak. Bungsu dari keluarga Byun itu jatuh ke lantai, tatapannya terasa kosong. Namun setelahnya ia ikut menangis.

Jeno, selaku kekasih Jaemin lantas tak tega. Ia segera mendekap tubuh kurus itu dengar erat. Suara raungan tangisan dua kakak beradik itu saling bersahutan. Pemuda Lee itu bisa melihat sekilas dari luar ruangan, bagaimana tubuh Yoona tak juga bergerak bahkan saat diguncang kuat oleh Baekhyun.

"Mommy!"

Baekhyun mengguncang tubuh ibunya untuk yang kesekian kalinya. Air matanya terus mengalir, kakinya lemas bagaikan jelly, tubuhnya juga ikut bergetar. Namun ia masih belum ingin menyerah, Baekhyun bahkan terus memanggil ibunya bersamaan dengan tangisan pilu yang terdengar menyakitkan memenuhi ruangan.

"Baekhyun-ah." Panggil Siwon dengan lirih.

Pria dewasa itu juga tak bisa berbuat apapun saat sepasang mata yang begitu ia kagumi tidak akan pernah terbuka lagi. Tak akan ada tatapan sejuk dan penuh cinta yang ia dapatkan setiap detik mereka bersama. Siwon juga sama kehilangannya dengan kedua anaknya. Namun melihat Baekhyun yang begitu terpukul dan kacau, sebagai ayah, ia berusaha untuk tegar. Walau nyatanya air mata tak berhenti jatuh dan berusaha untuk ia hapus.

"Mom, tolong buka matamu! Aku tahu kau masih belum pergi, bukankah katamu kau akan menonton pertunjukanku? Kau ingin mendengar suaraku bukan? Mom bilang ingin melihat aku bernyanyi, tapi kenapa kau sendiri mengingkarinya?!" Baekhyun teriak sembari memeluk tubuh erat Yoona sembari mengguncanginya.

Pemuda cantik itu semakin menangis saat tak mendengar detak jantung ibunya yang biasanya adalah suara yang begitu ia nikmati.

"Mommy, aku lelah. Anakmu lelah, ayo balas pelukanku! Mom, angkat tanganmu dan usap kepalaku! Cium aku, Mommy! Bangunlah dan bicaralah!" Teriak Baekhyun dengan putus asa.

Sulung Byun itu menekan dada Yoona berkali-kali, lalu kemudian memeriksa detak jantungnya. Terus seperti itu sampai tubuhnya di cekal oleh para perawat disana yang sejak tadi menyaksikan.

"Lepaskan aku! Mommy belum mati! Ia masih hidup, aku mendengar detak jantungnya tadi. Aku hanya perlu menekan dadanya lagi!"

"Dia belum mati, berengsek!" Baekhyun kembali berteriak dan memberontak lebih kuat saat melihat dokter disana menutup tubuh ibunya dengan sehelai kain putih.

HEPTAGON ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang