01# Rumah Matahari Blok A5

362 49 115
                                    

Rumah minimalis berlantai dua yang terlihat cerah di blok A5 memikat mata pada siapa saja yang melewatinya. Bukan karena ada matahari yang tinggal di situ, tapi karena halaman depan rumah keluarga Pak Rudi ditanami banyak sekali bunga matahari, jadilah orang-orang menyebutnya rumah matahari. Rumah keluarga Pak Rudi sangat asri dan sejuk. Terlebih lagi bunga-bunga matahari yang ditanam oleh Haikal membuat rumahnya terlihat lebih bersinar. Tapi sayangnya, anak-anak tetangga sering mengambil kuaci yang dihasilkan oleh bunga itu diam-diam hingga pada akhirnya Haikal menulis sebuah peringatan dan menempelkannya di pagar depan rumah.

Awas anjing galak! Yang ngambil kuaci, gue do'a in upilnya segede kuaci ukuran jumbo!

Omong-omong soal Haikal, nama lengkapnya adalah Haikal Raditya dan dia anak paling bontot dari empat bersaudara-- usianya baru 21 tahun. Tingkahnya paling ngaco tapi dia punya motto, "Satu-satu, aku cinta Tuhan. Dua-dua, aku sayang family. Tiga-tiga, paling bijaksana. Satu dua tiga, gue paling keren."

Entah dari mana dia bisa menilai dirinya sebagai orang yang bijaksana-- tapi lihat saja nanti, mungkin ada benarnya. 

Anak ini suka banget sama bunga matahari-- dia yang nanem bunga matahari sebanyak itu di halaman depan rumah. Hobinya nyanyi dan bikin lagu, makanya jadi bahan incaran nomor satu di kampusnya untuk menyanyi di sebuah acara-- di dalam atau di luar kampus.

Haikal pernah bilang, "Aku berusaha dengan caraku sendiri. Uang yang aku dapat mungkin tidak berarti apa-apa dibanding dengan pengalamanku."

Anak sulung Pak Rudi bernama Aarav Adya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Anak sulung Pak Rudi bernama Aarav Adya. Bapak memberinya nama itu dengan harapan, Bang Adya sebagai anak pertama mampu menjadi orang yang bijaksana. Sejak lulus kuliah enam tahun lalu, dia langsung diterima kerja di sebuah perusahaan IT milik Australia dan sering berkelana ke luar negeri. Perannya kini adalah menjadi tulang punggung keluarga sejak Bapak pensiun-- bersama dengan Bang Bian. Sayangnya, di usianya yang sudah menginjak 29 tahun, dia masih setia menjomblo dan mungkin hanya akan berfokus pada karir sebab katanya masih belum bisa menemukan tambatan hati yang cocok-- ya gimana mau nemu, fokus banget sama kerjaan, Bang. 

Abang keduanya Haikal bernama Abian Agler, yang berarti kegembiraan dan dikenal karena kemuliaannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Abang keduanya Haikal bernama Abian Agler, yang berarti kegembiraan dan dikenal karena kemuliaannya. Alhamdulillahnya, do'a Bapak di dengar oleh Tuhan. Bang Bian tumbuh dewasa menjadi seorang yang dikenal sangat dermawan, penyayang, dan mampu membawa atmosfir kegembiraan pada siapa saja yang melihatnya. Abang yang satu ini adalah dokter spesialis bedah mulut. Hobinya adalah memasak dan "menjalin kasih" dengan buku-buku kedokteran yang teramat sangat tebalnya. Namun kadang, kalau sisi introvertnya muncul, dia bisa diam seribu bahasa dan yang terdengar hanyalah suara nyanyian dan petikan gitar di kamarnya. Minuman kesukaannya adalah Americano 8 shots-- kok bisa kuat sih minumnya, Bang? Tapi nggak pa-pa deh, rumah jadi rame kalo dia hyperactive. 

Manusia tampan yang satu ini otaknya cerdas, dan bahkan dapat julukan "Einstein" di rumahnya. Dari sekolah dasar pun dia juga sering loncat kelas-- akselerasi namanya.

Satu fun-fact yang harus kalian tahu. Di usianya yang baru menginjak 27 tahun, Bang Bian adalah satu-satunya dokter di Rumah Sakit Dream yang merekomendasikan pembangunan sekolah dan asrama khusus anak-anak penyandang disabilitas serta menjalin kerja sama dengan rumah sakit tempatnya bekerja untuk siap sedia menangani kalau-kalau terjadi sesuatu pada anak-anak itu-- berhati mulia sekali kan.

 Di usianya yang baru menginjak 27 tahun, Bang Bian adalah satu-satunya dokter di Rumah Sakit Dream yang merekomendasikan pembangunan sekolah dan asrama khusus anak-anak penyandang disabilitas serta menjalin kerja sama dengan rumah sakit tempatnya...

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

The last but not least-- karena Haikal masih menempati posisi sebagai anak terakhir Pak Rudi--, adalah Haidan Galih (23 tahun). Alih-alih jadi "orang pemikir", Haidan lebih suka mikirin hubungannya sama Anis ketimbang sama urusan kuliahnya. Dia laki-laki bucin yang entah kenapa meskipun bucin tapi bucinnya nggak cuma ke satu orang-- ya sebut aja dia playboy kampus.

Bisa di bilang dia lemah di akademik. Tapi jangan salah~ Relasinya di mana-mana-- kebanyakan pebisnis. Untuk saat ini, Bang Galih sudah punya satu pusat dan tiga cabang kafe kopi yang ia rintis sendiri-- modal awalnya dari Bang Adya. Kafe miliknya tidak pernah sepi dikunjungi. Katanya banyak anak senja yang nongkrong dan paling banter mereka-mereka yang nongkrong cuma karena di putusin sama pacarnya. 

***

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***

"Pak. Gimana rasanya jadi orang dewasa? Literally dewasa, Pak." tanya Adya remaja saat sedang menemani Bapak memancing di kolam pemancingan.

"Setiap orang pasti punya jawaban yang berbeda. Kalau menurut Bapak, jadi orang dewasa itu menyenangkan sekaligus menyeramkan. Tapi Bapak yakin kalau kita mampu bertanggung jawab pada setiap perbuatan kita, tidak ada yang perlu ditakutkan." Adya mendengarkan Bapak dengan sangat cermat sambil sesekali memanggutkan kepalanya.

"Sedari kecil, kita harus dibiasakan untuk selalu jujur, bertanggung jawab, dan yang terpenting, jangan pernah lupakan Tuhan. Abang tahu kenapa?" 

"Enggak, Pak."

"Sejatinya, kita hidup di dunia hanya sementara, Bang. Semua yang kita lakukan baiknya bernilai pahala. Di dunia ini kita dituntut untuk berbuat baik dan jangan pernah sekalipun menyakiti orang lain. Orang bijak pernah berkata, kalau sudah pernah merasa dibohongi, jangan membohongi. Kalau sudah pernah merasa disakiti, jangan menyakiti. Jadi, menurut bapak, jadi dewasa itu susah-susah gampang, gampang-gampang susah."

"Gimana caranya jadi pria sih, Pak?"

"Taat ibadah, bertanggung jawab pada hal yang sepele sekalipun, jujur, memuliakan orang tua dan wanita, menyayangi anak-anak, sayang keluarga. Terus, kira-kira apa lagi, Bang?"

"Emm... Menghargai waktu, punya harga diri. Apa lagi ya, Pak?" Adya dan Bapak terkekeh.

"Banyak banget, Bang. Sebetulnya masih ada lagi. Abang bisa cari lebihnya sambil memahami kehidupan. Semakin dewasa, Abang pasti akan semakin mengerti dan menemukan yang belum disebut tadi." 

Kuaci + Bunga Matahari: The 1st Story | Haechan [SUDAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang