18# Satu Hari yang Bermakna

51 17 31
                                    

Berbulan-bulan kemudian, kondisi kesehatan nasional berangsur membaik. Kehidupan masyarakat mulai kembali seperti semula. Tak hanya kondisi nasional saja yang membaik, kegiatan bisnis Vivi pun demikian. Makin hari makin banyak pelanggannya-- hampir 90% adalah K-Popers.

"Misi! Paket!"

"Ya~"

Caesar berlari kecil dari ruang keluarga menghampiri sang kurir ekspedisi yang tengah bersusah payah mengeluarkan dua buah kardus besar nan berat dari dalam mobilnya.

"Wuih~ Pak Anas sendirian? Eko cuti, Pak?" tanya Caesar seraya membuka pagar dan bergegas membantu Pak Anas membawa paket-paket itu ke dalam.

"Iya, Mas. Istrinya lahiran. Ini kok jadi kamu yang bantu saya?" ujar Pak Anas terkekeh.

"Berat banget keliatannya ini, Pak. Makanya saya bantu. Paketnya siapa sih ini?"

"Paketnya Mbak Vivi. Beli apa dia, ya? Armor?" 

Mereka terkekeh. "Nggak tau. korea-koreaan lagi paling, Pak."

Dua kardus besar berhasil mendarat di ruang tamu. Caesar mentitah Pak Anas untuk menunggu sebentar dan langsung lari ke dalam. Terlihat sebuah tas jinjing kecil yang ramah lingkungan menggantung di tangannya saat ia kembali.

"Ini ada tip sama roti bun rasa kopi buat cemilan di jalan. Enak loh rotinya. Saya langganan." ujarnya semringah.

"Aduh~ Nggak usah repot-repot, Mas. Kayak sama siapa aja. Makasih loh ya, Mas Lele." jawabnya senang. Beliau bergegas menuju mobilnya dan melaju meneruskan pekerjaannya. 

"DEEEEEEK. PAKEEETTTT. TURUN SINIIII." 

"BENTAAAAAR. LAGI NYARI DOMPET." sahutnya dari atas. Caesar menunggu lumayan lama di bawah sembari memindahkan paket itu ke ruang keluarga hingga Vivi menghampirinya dengan wajah berseri. 

"Asik~ Ketemu Echan di video call fansign udah di depan mata~" ujarnya seraya menggosok-gosokkan telapak tangannya cepat sebelum ujung gunting merobek bungkus paket tersebut. 

"Rapi banget. Mau ke mana?"

"Kampus lah. Mana lagi? Kakak nggak kuliah?"

"Ada, nanti siang. Ini paket apa sih? Berat banget."

"Album bujang-bujangku~" jawabnya semringah.

"Oh yang kamu jual di online itu?"

Vivi mengangguk.

"Berapa orang yang beli?"

"Untuk album yang ini ada lima ratusan lebih. Tapi ini baru setengah. Lusa bakal dateng lagi sisanya." 

"Nggak sia-sia Kakak ngajarin kamu bisnis. Ya, kan?"

Vivi mengangguk antusias. Karena jumlahnya yang sangat besar dan Vivi harus cepat berangkat ke kampus, Caesar memutuskan untuk membantu adiknya menghitung ulang pesanan album tersebut dan memindahkannya ke sebuah ruangan di bawah tangga dengan sebuah door tag bertuliskan "Fullsun Secret Room"-- ruangan khusus milik Vivi yang digunakan untuk segala hal yang berkaitan dengan bisnisnya.

***

Sunflower 🌻

AKU SEDIIIHHHHH T~T AKU MURKAAAAA *_*


Loh? Kenapa? Sini cerita. Tapi aku agak lama balesnya, lagi ada kelas.


Sunflower 🌻

Muteee T~T .. Mute disiksa sama bocil-bocil tetangga. Tadi Bang Galih vidcall aku, katanya bocil-bocil pada rame gara-gara ngeliat biji kuaci langsung dari bunganya. Akhirnya dicomot-comotin. Diambil loh itu palanya si Mute. Ngenes banget tau nggak waktu aku liat bentukannya tuh. T~T

Kuaci + Bunga Matahari: The 1st Story | Haechan [SUDAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang