06# Angin Segar

92 33 120
                                    

"Rintik hujan menghantam jendela, meninggalkan bulirnya di sana. Menyisakan jejak bulir yang kering saat matahari kembali menghangatkan suasana."

***

Kejadian beberapa hari lalu menjadi malapetaka bagi Haikal, menyebabkan dirinya setia mengenakan hoodie berkupluk sepanjang hari untuk menyembunyikan wajahnya yang senantiasa memerah setiap Abang-abangnya meledek-- Mama dan Bapak pun ikut andil. Galih menjadi pelaku utama penyebaran gosip itu.

Kembalinya Adya mendatangkan angin segar untuknya. Bang Adya menjadi informan keberadaan Bian dan Galih untuk Haikal sebab ia menghindari mereka-- Haikal bertitah.

Ad(y)a Uangku

Dek, disuruh Mama turun. Makan malem dulu. Kunyuk 1, belom pulang. Kunyuk 2, belom turun. 

Yaudah, entar aja. Bisa kiamat kalo gue keluar kamar tiba-tiba papasan sama dia.

Ad(y)a Uangku

Yaudah, gue bawain makan ke atas. Pintu jangan di kunci.

Gomawo, ATM-ku :*

Ad(y)a Uangku

ATM?!

HHHHHH.

Benar saja, Adya bertemu dengan Galih yang hendak hadir untuk makan malam saat hampir tiba di depan kamar Haikal. Wajah jenaka Galih mengejek Haikal yang tidak mengetahui keberadaannya pada Adya.  Si sulung mengisyaratkannya untuk berhenti dan cepat turun ke bawah karena Mama dan Bapak sudah menunggu.

Tok.. tok..

"Dek, Abang masuk, ya?"

"Ne~"

Didapatinya manusia ber-hoodie legam dan berkacamata dengan celana pendek putih yang sedang lekat dengan sebuah monitor besar. Riuh suara game, ketikan keyboard, dan mouse silih berganti, meramaikan kamar tidur berdinding Pewter Grey Doff. Cahaya terang dari monitornya memenuhi ruangan.

"Nggak sakit mata lo, Dek? Lensa lo bisa makin tebel loh entar."  

"Tinggal dikuret. Tapi bayarin ya." netranya tak beralih.

Bang Adya hampir terjungkal kalau saja ia tidak ingat tangannya sedang membawa nampan makanan saat mendengar penuturan Haikal.

"BHAHAHAHA. Lasik weh! Bukan kuret! Lo mau aborsi mata lo, hah?" perutnya hampir kram. Suara tawanya menghilang dan hanya menyisakan mulut yang menganga. Disekanya air mata yang keluar dengan telunjuk kirinya.

Haikal yang masih fokus dengan event nya, hanya menunjukkan senyum simpul di ujung bibir.

"Haduh, capek gue." dengus Adya. 

Kuaci + Bunga Matahari: The 1st Story | Haechan [SUDAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang