Bagian 14

574 96 5
                                    

Love you!

.
.
.

Kantor Chimon...

"Beby... Kamu diem di sini dulu ya, papa mau beli susu kotak dulu di bawah"

Chimon menurunkan Beby boy itu di kranjang bayi yang sudah ia siapkan beberapa hari lalu.

Dia belum pulang ke Bangkok karna urusannya masih sangat banyak di sini. Dia meminta agar acara pernikahan nya juga di undur. Mungkin sekitar satu bulan (?).

Lenzo hanya mengoceh seakan menanggapi dan paham apa yang Chimon katakan.

"Papapu Nini papa..." Ya itulah celoteh bayi 7 bulan. Hanya bisa papa pupu, aish sudahlah.

.
.
.

Chimon pergi ke kantin dan membeli susu kotak dan dia juga membeli makanan juga bubur untuk si kecil.

Sebenarnya Lenzo sempat di minta oleh keluarga Glean, tapi Chimon meminta izin untuk merawat Lenzo. Mungkin selama beberapa bulan. Sampai si kecil itu bisa berjalan.

.
.
.

Setelah 30 menit membeli makanan, dia kembali menuju ruanganya.

"Lenzo..papah dat-" ucapnya terputus.

Lidahnya beku melihat orang yang tengah duduk di kursi kebesaranya dengan tatapan dingin (?).

"Nanon?" Tanya Chimon menghampiri pria itu.

"Ada apa dengan muka mu?" Tanya nya sambil memberi pelukan ringan pada sang dominant.

"Apa maksud semua ini?" Tanya Nanon masih setia dengan wajah dingin nya.

"Tolong bicara yang jelas, Non. Aku tidak paham" -Cm

"Ini yang kau maksud mengurus pekerjaan? Kau kemari menemui selingkuhan mu?! Dan kau menipuku?! Kenapa kau mau di panggil anak sialan itu dengan sebutan papa?!"

PLAK!

Chimon menampar pipi Nanon dengan tenaga yang ia punya. Tubuhnya bergetar. Bukan. Bukan karna dia telah menampar calon tunangannya. Tapi karna ucapan tak pantas dari Nanon.

"Ma-.."

"Huh? Kau bahkan berani menamparku karna bocah ingusan ini?" Kata Nanon memotong ucapan Chimon dengan di sertai wajah remeh nya.

"Jaga ucapan mu Non!" Bentak Chimon yang telah kehilangan kesabaran.

"Apa yang salah? Dia anak haram bukan? Mana jalang it-"

Bugh!

Pukulan berhasil mendarat di perut Nanon.

"Nanon apa yang kau katakan! Aku-"

"Sudahlah! Jika memang tidak ingin serius dengan ku setidaknya jangan jadi penghianat untuk jalang itu"

"Ak-"

"Kau penghianat Mon! Aku menyesal mengenalmu"

Lelaki itu keluar dengan rasa sakit di perut serta nyeri di hatinya.

Ia tak menyangka seseorang yang ia cintai akan mengkhianati dia sampai sejauh ini.

Dia yang tersulit amarah memutuskan pergi untuk menenangkan diri. Walau dia tak tau akan kemana setelah ini.

.
.

Sementara Chimon masih diam. Dia terkejut, kecewa, sakit hati.

Dia tidak menghianati Nanon kan? Lalu apa ucapan Nanon tadi? Namun yang paling menyakiti hati Chimon adalah saat anak dari sahabatnya di beri julukan 'anak haram'. Dia menampung anak itu karna ingin menghindarkan kata kasar itu dari Lenzo. Tapi tak di sangka malah orang tersayangnya yang mengatakan itu.

'apa yang harus ku lakukan?' lirihnya dalam hati.

.
.
.







.
.
.

Sudah 5 bulan berlalu. Dia benar benar putus kontak dengan 'calon tunangan' nya.

Dia sebenarnya khawatir, juga merasa bersalah. Tapi perasaan itu hilang saat mengingat Nanon mengatai Lenzo dengan sebutan yang tak pantas (walau itu nyata).

.
.
.



Kini dia memutuskan pulang ke Bangkok. Namun tidak dengan Lenzo. Dia pulang karna orang tua Glean meminta Lenzo dari dia. Sebenarnya Chimon masih ingin mempertahankan hak asuh nya. Tapi orang tua Glean mengatakan, bahwa Lenzo adalah satu satunya harapan keluarga Glean di masa depan.

.
.
.

Sesampainya di Bangkok, dia melihat seseorang yang membuat hatinya janggal.

"Ayah! Kenapa dia ada di sini?!" Teriak Chimon yg kini berada di samping ibunya.

"Ayah tau kan apa yang dia katakan pada Lenzo?! Ayah cepat suruh dia pergi!!" Teriaknya lagi.

Kini atensi semua orang di bandara mengarah padanya. Chimon tentusaja tidak memikirkan hal itu. Saat ini dia hanya ingin Nanon pergi dari hadapanya.

"Chimon aku-"

"Ayah jika kau tidak mau mengusirnya aku akan pergi dan tidak akan kembali ke Bangkok lagi" katanya dengan penenkanan di beberapa kata di akhir.

Ayahnya menghela napasnya, memberi kode pada Nanon untuk pergi dari sana.

Nanon hanya pasrah. Dia tidak mau kedepannya akan menjadi lebih buruk.

Setelah Nanon pergi, dia memeluk ibunya.

"Mah.. aku membenci dia"

.




..




....



Vote woy! Cape tau ngetik '(

Love Scenario [BL NAMON]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang