#2 : Begin

1.3K 160 4
                                    

"Hendery! jangan lari jauh-jauh!" Teriak Kun.

Hendery yang dikejar hanya cengengesan dan masuk lebih dalam kedalam hutan. Kun pun menghentikan pengejarannya dan menggeleng-gelengkan kepalanya, Adiknya itu sudah dewasa namun tingkahnya masih membuatnya kewalahan.

"Hyung! Sembunyi disana yuk!" Ajak Yangyang sambil menunjuk pohon besar yang tumbang menutupi jalan, biasanya pohon tumbang akan memiliki lobang yang cukup besar untuk mereka sembunyi.

"Apa itu?" tanya Hendery yang kemudian ditoleh Yangyang. Hendery mendekati benda yang membuatnya penasaran, ditariknya pelan kain yang terjepit pada semak-semak.

"Hyung.. itu kan..." Yangyang memelototkan matanya, melihat kain yang dipegang Hendery penuh dengan darah.

Hendery menoleh ke sekitar, matanya mencoba mencari-cari benda lainnya yang mungkin berkaitan dengan kain itu. Tangannya yang penasaran terulur meraba-raba tanah yang dipenuhi daun gugur.

"Heol! i-itu..." Yangyang tergagap melihat anak panah yang berhasil Hendery temukan. Dengan sigap, Hendery berdiri tegak didepan Yangyang dan menyuruhnya mundur kembali ke istana Kerajaan.

Begitu sampai di halaman istana, Yangyang berlari duluan kearah Kun, bersiap untuk menceritakan apa yang ia temukan didalam hutan.

"Aku bisa pastikan Kun Hyung juga akan kaget dengan apa yang kita temukan!" seru Yangyang menggebu-gebu.

"Apa? kau membawa anak bebek lagi? memisahkannya dari induknya? atau telur burung onta dan mengira itu telur naga?" tanya Kun sembari melirik malas.

"Heeeiii, aku sudah tidak sebodoh dulu asal mengambil anak hewan Hyung~" 

Hendery pun datang, menunjukkan kain dan anak panah itu pada Kun.

"Tidak mungkin..." setelah mengucapkan itu, Kun berlari masuk kedalam istana.

Membuka lebar pintu kayu besar yang terukir mewah, menyerahkannya kepada Ayahnya, Raja Chanyeol. Sang Ayah tidak terlihat panik maupun kaget, yang membuat Kun semakin bingung.

"Ayah, ini jubah Raja... jika dilihat-lihat ini milik Raja Kerajaan Utara, benar?" tanya Kun.

Chanyeol mengangguk sambil mengelus pelan jubah yang sobek-sobek dan penuh dengan noda darah tersebut. 

"Anak panah ini.. pertanda tentara mereka kan Ayah?" tanya Kun lagi memastikan.

Chanyeol mengkerutkan dahinya, menamatkan anak panah yang selalu memiliki tanda darimana itu berasal, ia menghembuskan nafasnya keras sambil menggeleng.

"Sebenarnya.. ada pesan yang masuk kedalam istana tadi pagi, dibawa oleh burung merpati." ucap Chanyeol sambil memberikan surat tersebut pada Kun, memperlihatkan isi surat tersebut.

Kun membacanya dengan cukup cepat, dan kembali menatap Ayahnya tak percaya.

"Bisa kau panggilkan kedua putri mereka agar datang kemari?" tanya Chanyeol.

"Baik Ayah." jawab Kun.

"Pastikan mereka sampai dengan selamat... ah tidak!"

Kun masih menunggu lanjutan ucapan sang Ayah.

"Lebih baik kita kirim surat, tujukan surat ini kepada Raja Kerajaan Selatan dan Timur, biarkan mereka yang mengetahuinya terlebih dahulu, dapat dipastikan ada pengkhianat di Utara, membawa keluar para putri bukanlah ide yang bagus..." ujar Chanyeol yang kembali duduk di meja kerjanya dan menyiapkan kertas surat.

"Kun, pimpin para tentara untuk menyisir seluruh hutan, yang kita temukan hanya kain bukan jasadnya, dan pastikan adik-adikmu tidak membawa berita ini keluar dari istana sebelum ada pengumuman resmi." perintah Chanyeol lagi.

Neo Kingdom || NCT OT23Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang