The Leader [SUDAH TERBIT]

25- Musuh Sebenarnya

Hello guys!! Masih pada setia di sini 'kan?

Jangan lupa selalu untuk meninggalkan bukti jejak membacanya, ok?!

♔♔♔

Merekalah para leader terdahulu.

Anak-anak DevilVel di sana pada berbaris rapi dan hormat, kepada mereka berenam yang kini tengah memandang ke arah Wilona dan kawan-kawan.

"Lama tak jumpa, Wilona," sapanya dengan suara yang begitu lembut.

Wilona terpaku dengan mata berbinar-binar. Sungguh! Dia benar-benar tak percaya pada siapa yang menyambutnya ini.

"Siap-siap, Taka..!"

"Roger, bang"

Mereka berbisik-bisik dengan hati-hati. Memang kenapa?

Tidak salah lagi. Walau penampilannya sudah tak lagi muda dan kini memakai kursi roda, Wilona masih bisa mengenalnya dengan jelas bahwa itu siapa.

Yaps! Itu dia! Orang yang telah memberi nama pada sebuah keluarga bersampul klub motor berbahaya ini, yang sering dipanggil oleh DVel semua dengan sebutan Master, Bryan Antonio Ganendra.

Merupakan mantan jenderal di militer Rusia dan sangat dihormati oleh para leader lainnya. Semasa muda, Bryan dijuluki sebagai Hades, si Dewa dunia bawah. Karena wajahnya yang sangar dan wataknya yang sangat keras, menjadikan auranya begitu mengintimidasi bak penguasa dunia orang mati tersebut.

Namun sebenarnya Bryan tidak begitu...!

Aslinya dia sangat penyayang tahu! Bahkan DevilVel semua lebih menganggapnya sebagai ayah ketimbang pemimpin mereka. Bryan sebenarnya baik, cuman karena tampangnya saja yang sangar makanya kelihatan menyeramkan.

"Bagaimana kabar kalian, anak-anak nakal? Saya dapat berita bahwa kalian berulah lagi."

Mendadak semuanya pada polos. Entahlah, ada yang bersiul, pura-pura nggak tahu, celingak-celinguk nggak jelas, pokoknya gelagat mereka seperti tak ada merasa bersalah sama sekali.

Hadehh hadehh....

Bryan mendecak sembari geleng-geleng kepala, bak orang tua yang pusing dengan kelakuan anaknya. "kalian ini..."

"Anda, Master 'kan?" tanya Wilona memastikan, matanya terlihat berkilauan.

Bryan menyambut, "Ah, kamu pasti terkejut, yah? Maaf saya tidak mengabari dulu," tuturnya dengan lembut. Jujur, dia sangat rindu.

"Bagaimana kabarmu? Ahhh saya dengar kamu sebentar lagi nginjak SMA 'kan?! Nggak kerasa, yah. Oh, yah Wilona ngomong-ngomong kamu nggak dendam lagi ke saya 'kan? Saya rindu sekali--"

Wilona melompat dengan begitu girang, seraya menyeru dengan pisau ditangan, "HAHAHAHA MASTER, YEAH!!!"

GUBRAK!