30- Perasaan

848 90 5
                                    

~Selamat Membaca~

~Selamat Membaca~

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

♔♔♔

Awan nampak sempurna. Tak terlihat mendung ataupun gelap saat itu.

Romeo berkunjung ke markas karena tak ada hal menarik di dalam rumahnya. Namun ketika lelaki itu baru menginjakkan kaki masuk ke dalam, ia telah disuguhkan dengan pemandangan tak menyenangkan.

"Lo becanda 'kan?" tanyanya dengan sorot mata gelap.

Lukas berusaha menenangkan dengan cara mengelus kepalanya, "Artemis..." namun dengan cepat cewek itu menepisnya dan berteriak.

"KITA BISA MEMBUNUH MEREKA SEMUA, YA 'KAN?!" semua pada diam, tidak ada yang menjawab.

"Lo kuat! Kita punya Sam, Daniel, begitu juga yang lain. Kalo kita bekerjasama mungkin!--"

"Nggak," sanggahnya dengan nada tegas. Lukas memandang dia dengan tajam.

"Kalo itu jebakan gimana? Kita nggak bisa pertaruhin semua orang begitu ajah"

"Tapi...." dia melirik ke arah Justin yang terduduk menunduk suram.

"Lukas benar, Ar. Baik kita tunggu Lona pulang dan bergerak sesuai perintahnya. Itu yang terbaik untuk sekarang," imbuh Daniel mendukung.

"Walaupun salah satu temen kita dibunuh?" gumamnya tak terdengar.

"WALAUPUN SALAH SATU TEMEN KITA DIBUNUH KITA HANYA DUDUK DIAM GAK LAKUIN APAPUN?!"

"Waktu itu Zoe sekarang Knife.... Gue nggak enak hati kalo gak balasin dendam buat mereka!"

"Ini bukan masalah kita balas dendam atau nggak" Lukas kembali berucap dengan sorot mata tajam.

"Gue tau lo nggak terima. Walau lo tangan kanannya Lona tapi tetep gue yang ditunjuk dia buat jadi ketua lo di tim inti," ujarnya tapi diacuhkan.

"Jadi, gue mohon... Menurutlah"

Lelaki itu tak mendapat jawaban dan malah ditatap dingin olehnya. "Fuckin"

Artemis pergi dari sana. Namun ketika ia melewati Romeo yang berdiri di ambang pintu dia dicekal oleh laki-laki itu.

"Lepasin"

"Lo mau ke mana?"

"Lepas," desisnya pelan.

"Lo kenapa, Ar?! Ini bukan lo!"

"BERISIK! GUE BUKAN ADIK LO ATAUPUN ANAK CEWEK LO, BANGSAT!"

Romeo terpaku sesaat. Artemis kemudian menghempas pergelangan tangannya kasar dan pergi dari markas.

"Gue ke rooftop bentar"

"Justin" Samuel berkata lemah namun dia tak niat menyusul. Ia tahu, lelaki itu butuh waktu untuk sendiri.

The Leader [SUDAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang