29- Takkan Kembali

914 94 6
                                    

~Selamat Membaca~

~Selamat Membaca~

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

♔♔♔

Keesokan harinya...

"Lo yakin ikutan pulang, luka lo belum sembuh loh?"

"Yakin. Makin lama di sini hanya buat insting gue makin tumpul tau," tukasnya hampir selesai berkemas.

"Dih! Bilang ajah mau makan gratis di pestanya Lona, iya 'kan?"

"Bingo! Lo cerdas. Salam buat tante Tara, jumpa lagi di sana!" pamit Justin berlari dengan cepat dan begitu bersemangat.

"Siapaalah Tara?"

Ia hanya geleng-geleng kepala lalu tak sengaja melihat bunga itu kembali.

Flashback on....

"Ngapain lo bawa bunga? Besok gue pulang juga"

Kania mendecak pelan lalu duduk di kursi, "Siapa juga yang bawain lo bunga? Ini dari Farah, berandalan."

Daniel terkejut mengetahui hal tersebut. "F-Farah? Sejak kapan lo akrab sama dia?"

"Barusan! Belum akrab banget, sih.. Tapi dia buat gue nyaman," jawabnya dengan riang seperti anak kecil yang senang mendapat teman.

"Btw lo tau gimana gue bisa berteman dengannya?" tanyanya yang ingin dia merasa penasaran.

"Kenapa?" balas Daniel sesuai harapan.

"Karena dia dah lindungin lo, orang yang gue sayang."

Pernyataannya seketika membuat dahi Daniel mengkerut. Kania mengerti dengan ekspresi lelaki itu yang seakan bertanya-tanya tak paham.

Dia mengulum bibir sesaat kemudian mantap untuk menjelaskan.

"Sebenarnya, tadi ada orang-orang yang ngomong buruk pasal penyakit lo. Gue denger, dan otomatis marah"

"Marah?! Lo apain mereka? Lo gak kena masalah 'kan?!" panik Daniel seketika.

Jelas ia was was. Karena, kalian tahu? Kania kurang baik dalam mengendalikan emosinya, dia tempramental. Walau hal yang membuat marah terlihat sepele sekalipun ia bisa langsung menggebu-gebu bahkan sampai berbuat kekerasan. Itulah mengapa tidak ada yang berani mendekatinya, makanya Kania selalu sendirian.

The Leader [SUDAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang