Jangan lupa untuk meninggalkan bintang ataupun komentar🙂
~Selamat Membaca~
♔♔♔
Asfi hanya bisa pura-pura lugu. Padahal itu salahnya, karena kebodohan pada saat bekerjasama dengan Gabriel. Laki-laki itu rupanya melaporkan kejahatannya pada polisi. Dia menipu dirinya.
Ia kini hanya melihat Aslan dengan raut wajah bersalah namun tidak peduli. Ia jadikan adiknya sebagai pelaku dengan alasan salahnya yang tak kunjung menghabisi Wilona.
Ia dicambuk, dipukul, ditendang tanpa ampun oleh ayah yang selama ini tak pernah berbuat kasar padanya itu.
Rasanya sakit, sekujur tubuhnya terasa sangat perih seakan dikuliti. Ini sungguh melelahkan, dia tidak tahan. Aslan, sudah tidak sanggup lagi.
"Pa-dahal, aku telah melakukan apa yang kalian mau," lirihnya dan terbatuk lalu bangkit dengan susah payah.
"Mama, aku selalu belajar dengan giat, aku rela tak memiliki banyak teman agar aku bisa membuatmu senang dan menganggapku ini anakmu."
"Papa, aku selalu berusaha dewasa dan sabar. Tak pernah aku membantah dan selalu mengangguk diam agar kau merasa tenang dan tak mengkhawatirkan aku maupun Mama."
"Kak Asfi, aku selalu menurutimu.. Selalu.. Walaupun itu buruk, karna aku menghargai pengorbananmu saat merawatku kecil dulu... Kau, sangat sayang padaku diwaktu itu."
Mereka hanya terpaku mendengar perkataan dari laki-laki itu.
"Tapi kalian tak pernah menghargaiku.. Aku selalu menahannya, aku pendam dan terus ku pendam. Tapi Ma, Pa, Kak.. Aslan capek.. Aslan juga punya hati, Aslan lelah dipukul terus dari kecil... Aslan gak suka ditampar terus oleh Mama.. Aslan.... Cuman pengen buat kalian bahagia," tuturnya dengan raut yang sungguh sedih dan kecewa serta setiap tarikan napas yang begitu sesak rasanya.
Dirinya tak ingin lagi di sini. Ia lalu menarik sudut bibirnya dan terukir senyum yang artinya tak bisa dijelaskan dengan kata-kata. "Cukup Ma, Pa, Kak.. Aku nggak kuat lagi. Kalian masih ada kak Asfi 'kan? Moga kalian bahagia nggak ada Aslan," ujarnya tersenyum tipis dengan air mata yang mengalir di sudut mata kirinya.
Laki-laki itu melangkah pergi dengan tertatih-tatih meninggalkan rumah seraya bertumpu pada dinding dengan susah payah.
"As!--" Asfi berusaha meraih tapi dia berhenti sendiri.
♔♔♔
"Apaan, sih bang Nathan?! Seenaknya ajah ngomong gitu nggak pake pikir panjang. Nggak mau! Napa gue harus keluar? Gue baik-baik ajah juga." langkah beserta omelannya terhenti. Diujung penglihatan, Wilona seperti menangkap sosok gadis yang dimomerinya nampak kenal tapi dia lupa siapa.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Leader [SUDAH TERBIT]
Teen Fiction[FOLLOW SEBELUM MEMBACA]🙏🏻💝 {Completed} ~Prequel of Lyonna~ # 1 kekeluargaan (18 Februari 2022) # 1 ceritamasakini (15 Januari 2021) # 1 badas ( 7 Februari 2021) # 1 loyal (5 Mei 2021) # 1 solid (28 Juni 2021) # 1 prequel (13 Juni 2021) # 1 kepe...