part 1 - Mantan Manis

4.5K 446 54
                                    

"Hinata-chan..." ucap pemuda tampan dengan vibes playboy nya seraya merangkul pemuda yang lebih pendek darinya itu.

Pemuda yang dipanggil Hinata itu hanya melirik sekilas, lalu mata berwarna emas kecokelatannya itu kembali fokus pada pertandingan yang kini sedang dia tonton bersama rekan timnya yang lain.

"Fokus pada Raja Egois ya?" Ucap Miya Atsumu dengan tangan masih merangkul Hinata.

"Bukankah kalian sudah putus?" Tanya Bokuto dengan mulut penuh keripik kentang.

Hinata hanya tersenyum, senyuman yang dipaksakan.

"Pu-putus?"

"Ya, karena aku tidak akan bisa kuat tanpamu disini."

"Tapi aku ke Brazil tidak akan lama, kageyama-kun."

"Aku tidak mau, jika suatu saat nanti aku selingkuh atau kau yang selingkuh karena alasan kita pacaran jarak jauh."

Suara gemuruh penonton terdengar ketika tim berseragam voli putih menang. Ah, di final nanti mereka akan bertemu.
.
.
Hinata berdiri di depan mesin minuman, dia baru selesai membeli teh kotak. Pemuda itu berbalik, namun matanya sedikit terbelalak ketika seseorang yang sudah 2 tahun ini tidak dia temui berdiri didepannya.

"Hai.." Hinata memberanikan diri menyapa pemuda yang lebih tinggi darinya itu.

"Hn, bisa minggir sedikit? Aku mau membeli susu," ucap pemuda berambut hitam.

Hinatapun bergeser, tangannya erat memegang teh kotak miliknya. Ada rasa sakit di dadanya. "Selamat, Kageyama-kun, tim--"

"Tidak perlu, bukannya kita akan bertemu di final?" Potong Kageyama cepat. Setelah memasukan koin, sebuah susu kotakpun keluar. Pemuda itu sedikit jongkok untuk mengambilnya, Kageyama menghelanafas, "senang bisa bertemu denganmu, Sho," ucapnya lalu pergi meninggalkan Hinata begitu saja.

Hinata nyaris mengeluarkan airmatanya, sakit sekali. Kenapa mereka harus putus, jika mereka masih saling menyayangi.

Sebuah tepukan lembut terasa dipuncak kepala Hinata. "Jangan sedih begitu," ucap Bokuto rekan setimnya.

Hinata mengangguk, lalu tersenyum pada Bokuto si pemuda periang yang bisa membuatnya tertawa setiap saat.
.
.
Kageyama melempar bekas susu kotaknya. Detik berikutnya, pemuda dengan jersey putih itu bersandar didinding dekat pintu ruang ganti tim nya.

"Sial..." ucapnya pelan.

Kageyama takjub melihat Hinata yang sekarang, dia semakin manis dan mempesona dengan kulit yang sedikit gelap. Pemuda orange miliknya itu, kini menjelma lebih manis dari sebelumnya.

Aku ingin memeluknya, Tuhan...

.
.

Dua pemuda tengah berbaring di tengah lapangan gymnasium, keringat menghiasi mereka. Salah satu dari mereka menutup  wajahnya dengan handuk basah, sementara yang satu lagi sedang mengatur nafas.

"Besok penentuan apakah Karasuno akan menang atau kalah," ucap si pemuda bersurai orange.

"Hn, kita harus bisa mengalahkan Shiratorizawa," timpal pemuda lainnya.

"Berarti, kita harus tidur cepat.."

"Ya, dimana? Rumahku apa rumahmu?"

"Maksudmu?"

Kageyama duduk, mengambil botol mineralnya. "Tidurnya," jawabnya singkat.

"Rumah masing-masinglah," jawab Hinata sedikit keras.

"Kau tidak perlu obat penenang?" Tanya Kageyama usil dengan seringaiannya.

"Ti-tidak, walaupun aku grogi, ti-tidak usah.."

"Yakin??"

Pemuda yang lebih pendek dari Kageyama itu langsung terduduk dengan wajah merona. "Tidak! Aku tidak mau ambil resiko sakit pinggang sebelum pertandingan," jawab Hinata sambil menyilangkan tangan depan dada, seolah-olah memproteksi diri.

Kageyama hanya tertawa kecil, manis dan lucu sekali kekasihnya itu.
.
.

Sakusa Kyoomi yang sedang menyemprotkan sanitizer di setiap sudut ruangan ganti, melirik Hinata yang terlihat sedang memainkan jarinya. Dia sepertinya grogi, pikir Sakusa.

"Kau baik-baik saja?"

Hinata tersentak, "ah ya, aku baik."

Sakusa duduk disebalah Hinata, "panic attack mu muncul lagi?"

Hinata nyengir salah tingkah, "sepertinya begitu hehehe."

Sakusa menghelanafas, "apa karena Si Tobio lawan kita hari ini, jadi kau seperti ini?"

Tepat sekali. Hinata menundukkan kepalanya. "Ma-maaf.."

Baru saja Sakusa akan menepuk pundak Hinata, pintu ruangan ganti terbuka, dan datanglah pemain MSBY yang lainnya plus pelatih mereka. Sakusa berdiri, lalu kembali memulai ritual bersih-bersih dari kumannya.

"Yo, Hinata-chan~~" sapa Atsumu seraya merangkulnya. Ah, ini jadi kebiasaannya.

"Wajahmu tegang," ucap Bokuto kemudian.

"Benar'kah?" Atsumu langsung menangkup pipi Hinata, "ah benar, kau kenapa?"

"Woy, tanganmu itu," kata Sakusa menyingkirkan tangan Atsumu dari pipi Hinata, "banyak kuman," lanjutnya tanpa dosa.

Kening Atsumu berkedut, "ck, apa-apaan kalimatmu itu?"

Hinata berdiri, ah beruntungnya dia dikelilingi sahabat-sahabat yang perhatian dan peduli padanya. Yang selalu bisa membuatnya tertawa dan lupa akan hal yang tidak ingin diingatnya. Itu menurut Hinata, tapi sebenarnya mereka memiliki rasa lebih pada Hinata.
.
.

Kini dua tim bertemu dilapangan, gemuruh penonton terdengar ramai, dua yel yel berbeda saling beradu.

Kageyama yang sedang melakukan pemanasan, melirik seberang net, dimana terlihat Hinata yang dirangkul oleh si mesum Atsumu Miya, diusap rambut orange-nya oleh Bokuto, dan diperhatikan Sakusa dengan tatapan jauhi-hinata-sekarang-juga.

"Sepertinya, Hinata populer sekali ya," ucap Hoshiumi Kourai.

Kageyama mengalihkan matanya, "bukan urusanku," katanya.

"Tapi, kalau boleh jujur, aku juga tertarik padanya."

Kening Kageyama berkedut,ok bukan hal aneh kan kalau Hinata-nya banyak disukai. Ah, ralat.. mantannya.  "Dekati saja dia," ucap Kageyama kemudian.

"Boleh?" Tanya Hoshiumi sambil nyengir menyebalkan.

Tidak boleh

"Aku bercanda," ucap pemuda berambut perak itu tanpa mendengar jawaban Kageyama.

- - bersambung - -

With Me by Neng Nia
Disclaimer by Furudate-sensei
Maafkan jika banyak typo..

With MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang