arc. 3 SakuHina

1.6K 212 3
                                    

Tiga pemuda sedang berjalan-jalan, mumpung mereka sedang di Tokyo dan pertandingan melawan Inarizaki masih ada selang waktu 3 hari lagi. Jadi, mereka sedang berkeliling mencari kaos dan pernak pernik untuk oleh-oleh nanti jika sudah selesai turnamen. Tentu saja, dengan catatan tim mereka harus masuk final.

"Aku mau kesana ya," ucap Hinata Shoyo menunjuk stan makanan.

"Aku temani?"

"Tidak perlu, kau pergi cari apa yang kau mau saja bakageyama."

"Kalau tersesat, jangan minta tolong padaku, boge."

Hinata hanya menjulurkan lidahnya, lalu dia pergi. Kageyama dan Nishinoya pun kembali berkeliling.

"Dia tidak akan tersesat kan?"

"Tidak akan, kecuali salah masuk penginapan hehehhe," kelakar sang senpai dengan poni rambut warna pirang.

.
.

"Habis?" Ulang Hinata ketika meminta satu cup umeboshi. Dia ingin sekali mencicipi asinan khas Jepang itu, siapa tahu buatan Tokyo rasanya berbeda. Tapi, umeboshi nya sudah habis. Hinata mundur beberapa langkah, lalu pemuda itu duduk dibesi pinggiran jalan trotoar.

Tiba-tiba sebuah tangan terulur padanya, dengan sebuah cup bening berisi umeboshi. Hinata memperhatikan tangan itu, lalu selanjutnya pemuda bermata madu itu menengadahkan wajahnya. Hinata pun berdiri, dan mencerna apa yang saat ini sedang terjadi. Seorang pemuda bermasker, rambut sedikit ikal, dan juga berbadan tinggi kini sedang menyodorkan satu cup umeboshi yang diinginkannya. Mata Hinata mengerjap beberapa kali.

"Hei, pemain Karasuno. Cepat ambil itu."

Sebuah suara menginterupsi. Hinata sedikit memiringkan kepalanya, mencari sumber suara, ternyata ada dua pemuda lain dibelakang pemuda bermasker yang saat ini masih menyodorkan sebuah cup umeboshi itu.

"Bukannya kau sedang menginginkan ini?" Tanya pemuda bermasker yang saat itu memakai jaket kuning hijau didepannya. "Tanganku sudah pegal," lanjutnya.

Seperti terhipnotis, Hinata tanpa berkata apapun mengambil cup bening tersebut.

"A-arigato..." Hinata membungkukan badannya sopan.

Mereka bertiga tanpa bicara apapun langsung berjalan melewati Hinata. Saat itu lah, Hinata Shoyo bisa melihat nama tim yang tertulis dibelakang jaket mereka. Itachiyama.
.
.

Sakusa Kiyoomi yang sedang mencuci tangan, ditepuk bahunya oleh sang kapten, Tsukasa Lizuna.

"Tidak biasanya, kau memberikan makanan kesukaanmu."

Sakusa menutup kran air, "entahlah, wajahnya seperti anak kecil yang akan menangis."

"Jadi gara-gara itu kau memberikan umeboshi kesukaanmu?"

Sakusa mengeringkan tangannya yang basah, lalu hanya mengangguk untuk menjawab kalimat sang kapten.
.
.

Hinata memperhatikan cup bening ditangannya, umeboshi nya tinggal tersisa setengahnya.

Sugawara yang melihat Hinata sudah 15 menit menatap cup tersebut, kini duduk disisinya. Hinata meliriknya sekilas,lalu mata madunya memperhatikan sisa umeboshi ditangannya.

"Kenapa belum dihabiskan?"

"Masih shock heheheh"

Sugawara mengerutkan dahinya, "kenapa? Rasa umebosbi-nya berubah jadi pahit?"

Hinata mengibaskan tangannya, "bu-bukan itu, senpai. Sebenarnya ini pemberian salah seorang pemain Itachiyama."

Sontak para pemain karasuno menoleh kearah Hinata,dengan ekspresi berbeda-beda.

"Ciri-cirinya?" Kageyama bertanya, pemuda berambut hitam itu sedang berganti kaos.

"Yang memberikanku ini, dia memakai masker."

"Kau mengenalnya, Kageyama?" Kini Daichi yang bertanya.

"Iya, dia wakil Itachiyama saat pelatihan timnas. Namanya Sakusa Kiyoomi."

Sugawara sedikit berpikir, "hhmmm bukankah dia salah satu dari 5 besar Ace Tokyo'kan?"

Kageyama mengangguk. Wajah Hinata berbinar, "kereeeen...."
.
.

"Wah..lihat dia bisa tetap tenang disaat pemain lain mulai tergesa-gesa," komentar Motoya Komori ketika melihat pemuda bernomor punggung 10 Karasuno berseru ditengah lapangan dengan melakukan receive.

Pemuda disampingnya, yang merupakan sepupunya hanya diam memperhatikan pemuda pendek yang sedang bermain melawan Inarizaki. Entah kenapa, matanya tak lepas dari pemuda yang beberapa hari lalu dia beri umeboshi.
.
.

Bruuk...

"Ma-af..." ucap Hinata yang tanpa sengaja menabrak seseorang ditikungan.

"Buru-buru sekali," ucap Sakusa Kiyoomi sambil menatap Hinata.

"Omi-san, maafkan aku. Iya, aku sedang buru-buru," jawab Hinata yang tanpa sadar menyebut nama Sakusa dengan panggilan seenaknya.

"O..mi...??" Ulang Sakusa.

Hinata nyengir salah tingkah, "yups, salam kenal."

Sakusa bingung harus bereaksi seperti apa. Disisi lain, dia dan Hinata baru dua kali ini bertegur sapa. Dan dipanggil seakrab itu bukannya tidak sopan, padahal kenal dekat juga tidak. Tapi, disisi lain ada perasaan senang di hatinya. Ah sial, ini untuk pertama kalinya dia tertarik pada seseorang. Biasanya, dia mencari lawan dengan kriteria sempurna. Tinggi, hebat, dan berbakat. Hinata?? Dia mengenal namanya saja saat tahu Ushikawa kalah oleh Karasuno.

"Maaf Omi-san, aku pamit."

Hinata langsung lari, karena dia memang sedang buru-buru. Dia ingin menemui Kenma, karena lawan Karasuno selanjutmya adalah Nekoma.

-- bersambung --

Ok, arc pertemuan SakuHina nya selesai..

Next chapt.. back to story

With MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang