part. 25 Otanjoubi Omedetto

906 122 7
                                    

Bokuto menepuk bahu Atsumu, "jaga dia dengan sebaik-baiknya ya, Tsum."

"Berikan dia kebahagiaan sebelum dia pergi."

Kageyama berkacak pinggang, "sebenarnya aku kurang setuju dia memilihmu, tapi jika dia bahagia denganmu. Aku harap kau beri dia kebahagiaan full sampai dia pergi nanti," ucap Kageyama sambil sedikit menonjok dada Atsumu.

Atsumu terkekeh, 3 pemuda ini benar-benar memberikan petuah sebelum dia akan ikut tinggal di rumah Hinata sesuai permintaan orangtua Hinata.

"Percayakan padaku," jawab Atsumu tegas. Matanya melirik kaca jendela mobil, dimana Hinata berada didalamnya.

"Nanti kami akan menjenguk Hinata ke rumahnya, sana cepat pergi," ucap Bokuto mendorong Atsumu.

Dari dalam mobil, Hinata yang duduk ditengah dengan berbagai alat ditubuhnya memperhatikan 4 cowok keren yang terlihat tertawa kecil.

Kenapa saat ini dia bisa memilih? Padahal pas awal dia tahu perasaan 4 cowok keren itu, dia ragu untuk memilih bahkan takut untuk menyakiti mereka. Tapi, setelah mimpi itu. Mimpi Atsumu lah yang menyelamatkannya, perasaan dihatinya menjadi sedikit tenang dan sedikit ingin disayangi oleh orang pilihannya sebelum dia bertemu Tuhan.

Hinata melihat Atsumu berjalan ke arah mobil, sementara 3 pemuda lainnya melambaikan tangan padanya.

.
.

Setelah melakukan perjalanan 30 menit, kini mobil merah milik Miya Atsumu itu terparkir manis di halaman rumah keluarga Hinata.

Atsumu dengan hati-hati, menggendong Hinata ala bridal style. Sementara Natsu membantu memegang infusan dan sang ibu membantu memegang alat oksigen. Sang ayah membawa tas dimana isinya baju dan benda-benda lainnya.

.
.

Atsumu dengan hati-hati menidurkan Hinata, dan membenahi alat kedokteran lainnya.

"Nyaman?" Ucap Atsumu sambil menepuk-nepuk bantal dan guling.

Hinata mengangguk, pemuda bermata madu itu mengisyaratkan Atsumu agar duduk di tempat tidurnya. Tangan Hinata terulur, dan Atsumu langsung memegang tangan itu.

"Tidak apa'kan? Jadi perawatku?" Ucap Hinata dari balik oksigennya.

Atsumu mengusap punggung tangan Hinata, "tidak apa. Justru aku senang."

.
.

Atsumu membawakan sup rumput laut untuk Hinata, dia baru ingat kalau hari ini Ulang Tahun pemuda bermanik madu itu. Jadi, dia meminta ibu Hinata membuatkan sup rumput laut. Orangtua Hinata dan Natsu juga lupa, mereka terlalu fokus pada kondisi Hinata. Jadi hal penting lainnya pun jadi tidak teringat sama sekali.

Atsumu menaruh sup rumput laut itu dimeja, "otanjoubi omedetto, Hinata-chan."

Hinata tersenyum, "terima kasih."

"Maaf, aku lupa. Aku ingat berkat kalender kamarmu," ucap Atsumu lagi sambil menggaruk lehernya yang tidak gatal. "Ayo aku suapin," ucap Atsumu membantu Hinata untuk duduk, dan jelas saja melepas alat oksigen pemuda itu. Atsumu meraih mangkuk sup rumput yang tadi disimpannya lalu dengan perlahan, dia mulai menyuapi sang kekasih. Ya, saat ini Hinata adalah kekasihnya.

Hinata batuk disuapan keempat, dan Atsumu dengan sigap melap bibir Hinata yang basah dengan tangannya. Sampai, jari Atsumu terdiam dibibir mungil itu. Jangan tanyakan bagaimana saat ini wajah pemuda pendek didepannya. Ketika Atsumu akan menarik jarinya, tangan Hinata menahannya.

"Tsumu boleh menciumku," ucap Hinata dengan tenang dan detak jantung tak beraturan. "Ng.. anggap saja aku minta kado itu," lanjut Hinata merah padam dan malu-malu. Kenapa dia jadi agresif begini??

With MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang