part. 9 Rahasia MSBY

1.4K 172 7
                                    

"Omi-san.." Hinata yang sudah merasa sesak nafas berusaha mendekati Sakusa yang saat itu sedang membuka sepatunya. Mata pemuda bersurai orange itu sudah mulai buram. Kenapa ini?

Jangan.. aku.. bel--

Kegelapan pun menghampiri Hinata, dan sebelum mencium lantai ruangan ganti itu Hinata merasakan tangan kekar memeluknya. Hangat.

Sakusa berlari secepat yang dia bisa sebelum Hinata terjatuh. Tertangkap. Wajah pemuda manis itu berkeringat, dan dadanya naik turun tidak teratur. Sakusa memangku tubuh kecil itu. Hinata harus segera dibawa ke Rumah Sakit.

Xxxx

Tangan yang lebih besar itu memegang erat tangan Hinata, memberikan dukungan. Matanya, tak lepas dari wajah yang tak sadarkan diri yang kini berbaring pada pahanya. Wajah serius itu menampilkan wajah cemas tak biasanya. Saat ini, Sakusa Kiyoomi dan Hinata Shoyou sedang berada dalam taksi, menuju Rumah Sakit terdekat di daerah Tokyo.

Xxxx

"Ada yang melihat Omi dan Hinata?" Tanya Bokuto pada rekan-rekan setimnya. Saat ini mereka sedang berada di kantin GOR.

"Mereka tidak ada di ruang ganti?" Kini sang Libero, Yaku bertanya.

"Tidak ada. Hanya ada tas dan seragam mereka," jawab Bokuto.

"Coba telephone," kini Atsumu berkomentar.

"Tas mereka di ruang ganti, jadi HP mereka ketinggalan."

"Mungkin mereka sedang cari angin diluar gedung," kini Ushijima berkomentar.

Xxxx

Sakusa berjalan menghampiri resepsionis Rumah Sakit. Seorang perawat dibuat terkesima ketika melihat seorang pemuda tampan nan tinggi, dan juga dengan memakai seragam timnas Jepang sedang berdiri didepannya.

"Boleh saya pinjam telephone-nya?"

Xxxxx

Kageyama dan Atsumu kini sedang diam bersandar didalam ruangan ganti. Mereka melihat ada tas Hinata dan Sakusa yang sedikit berantakan.

Sudah 30 menit mereka belum kembali..

Kau pergi kemana, boge?

Pintu ruangan ganti terbuka, Iwaizumi masuk ke ruangan ganti pemain. Pemuda itu memperhatikan anak didiknya satu persatu.

"Kalian pulang duluan saja ke mess."

"Hinata dan Omi-kun?" Bokuto bersuara, pemuda tinggi itu membereskan tas Hinata, membantu Yaku yang membereskan tas Sakusa.

"Kami akan menemui mereka. Aku, pelatih dan Kapten tim akan pergi menemui mereka."

Kageyama mengerutkan dahi, "maksudmu?"

"Hinata masuk Rumah Sakit, dan Sakusa yang membawanya."

"Rumah Sakit??!!" Seru mereka yang ada di ruang ganti itu. Oh, kalian kompak sekali ya.

Xxxxx

Sakusa menghelanafas, "terima kasih," ucapnya pada perawat yang masih terkesima itu. Sakusa berbalik, dia hendak kembali ke kamar rawat Hinata tapi seseorang memanggilnya.

"Sakusa."

Sakusa kiyoomi menoleh, "ah kau, kenapa bisa ada disini?"

"Harusnya aku yang bertanya begitu," jawab Konoha. "Oh ya, selamat kalian menang lawan Singapore," lanjutnya.

Sakusa hanya menganggukkan kepalanya untuk menjawab ucapan selamat Konoha.

"Oh ya, kenapa kau bisa ada disini? Masih dengan seragam timnas lagi," ucap Konoha lagi.

"Hinata mendadak pingsan, jadi aku membawanya kesini," jawab Sakusa tenang.

"Kenapa bisa?"

Sakusa tidak menjawab, pemuda itu hanya menepuk bahu temannya dan berjalan menuju kamar Hinata. Meninggalkan Konoha yang bertanya-tanya.

Xxxx

"Kalian ke mess saja, tidak baik menengok semuanya," perintah Iwaizumi pada anak didiknya. Ya, sekarang teman-temannya adalah anak didiknya. Walaupun ada beberapa yang seangkatan dengannya.

"Besok bisa kalian menengok bergiliran," ucap sang pelatih. "Malam ini, biar kami yang untuk memastikan keadaan Hinata."

Xxxxx

Hinata membuka matanya, ah sudah berapa lama dia tak sadarkan diri. Mata madunya melirik jam kamar rawatnya, jam  11 malam.

"Bagaimana sekarang?" Tanya Sakusa yang memang masih berada di kamar rawat tersebut.

"Omi-san.. Maaf, aku merepotkanmu lagi," ucap Hinata lalu duduk bersandar. Dia melihat Sakusa mendekatinya, dan duduk disisi tempat tidurnya.

"Tidak ada yang tahu'kan?" Tanya Hinata dengan suara bergetar, dan tangan meremas selimutnya.

"Tidak ada, kau tidak perlu khawatir."

"Aku masih mau bermain, masih mau bermain bersama kalian," Hinata menundukan wajahnya.

Sakusa mengusap rambut yang disukainya itu dengan lembut, "kau akan tetap bermain bersama kami, tenang saja."

Xxxxxxx

Kageyama melirik tempat tidur yang berada ditengah, kosong. Hinata kenapa bisa dilarikan ke Rumah Sakit? Apa saat bertanding tadi dia mengalami cidera? Atau suhu badannya naik lagi? Seperti saat pertandingan SMA. Hinata memaksakan diri bermain padahal suhu tubuhnya mencapai 39° C. Tapi, tadi saat mereka ber high five, Kageyama tidak merasakan panas dari tubuh Hinata.

"Hei, tidur."

Kageyama tersentak, dia melirik ke arah Yaku yang kini sedang berkacak pinggang.

"Tidur, Kageyama-kun. Hinata-chan pasti baik-baik saja," ucap Yaku lagi.

"Ya," jawab Kageyama yang kini melihat Yaku berbaring dan menarik selimut abu-abunya.

Xxxxx

Bokutou yang masih diam di koridor kamar, kini melirik ke arah suara langkah kaki. Dia melihat teman sekamarnya, Ushijima mendekat.

"Kau belum mau tidur?"

"Sebentar lagi, Kapten."

"Kau tahu, Shoyou-kun kenapa?"

Bokuto terdiam, lalu pemuda itu meregangkan lengannya. "Aku tidak tahu."

Ushijima mengernyitkan dahi, "bohongmu jelek, Bokuto."

"Heyheyhey, siapa yang sedang berbohong?"

"Saat kami datang menengok, Hinata masih belum sadar."

Bokuto melirik Ushijima yang bersandar di depannya. "Selama dia masih bisa bermain, dan tidak memaksakan diri. Kami akan tutup mulut," ucap Kapten timnas Jepang itu.

"Kau sudah tahu?"

"Hn. Apa itu alasan Hinata tidak main di MSBY selama setengah musim?"

Bokuto mengangkat bahunya, lalu berjalan menuju kamarnya. Ok, sudah jam 11 malam, waktunya tidur.

Xxxx bersambung xxxX

Ok, selamat berpuasa..

Maaf kan ceritanya mulai gaje wkwkwkkw.. sebenarnya saya type yang suka bikin fanfict genre hurt ya hihihi

Bisa mampir fanfiction saya kalau ada yang minta.. Neng Nia fanfiction sama Hannia Fujisakhi Fanfiction..
Dua akun? Karena saya lupa password akun yang Hannia wkwkwkkw

Fanart milik @ygintam
Haikyuu Character milik Furutade-Sensei

With MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang