9. Khawatir

17 2 0
                                    

Randi dan Evelyn yang ditemani paman mereka sudah menunggu ke datangan Fahmi dan Karina di bandara. Sudah seminggu kepergian mereka di luar kota. Dan hubungan Evelyn dengan Randi kembali hangat walaupun mereka terkadang masih merasa canggung. Namun mereka masih selalu bersama. Suara pramugari dari penggeras suara pun kembali berbunyi. Mengabarkan salah satu pesawat dari tujuan kota yang dituju Fahmi dan Karina baru saja mendarat dengan selamat di bandara. Evelyn dan Randi pun sudah dengan semangat menunggu kedatangan kedua orang tua mereka di depan pintu bandara. Dari kejauhan Randi melihat Fahmi yang sedang menarik koper dengan Karina di belakangnya yang juga menarik koper mereka masing-masing. Randi melambaikan tangannya dan membuat kedua orang tersebut menghampiri mereka.

"Mama..papa.. Eve kangennn.." teriak Evelyn yang susah memeluk tubuh Karina

"Kami juga merindukan kalian sayang.." balas Karina yang memeluk Evelyn dan Randi

Saat di dalam perjalanan, Karina mengamati perubahan sikap Evelyn yang diam sejak masuk mobil. Karina yang duduk bersebelahan dengan Evelyn terus memperhatikannya.

" Eve kanapa kok diam saja.."tanya Karina cemas

Randi yang duduk disebelah Evelyn pun menatap Evelyn yang sedari tadi ia sadari hanya diam saja. Fahmi yang berada disamping Al yang sedang mengemudikan mobil mereka pun menoleh.

"Ma.. Eve pusing" ucap Evelyn lirih

Dan Evelyn pun tak sadarkan diri dipangkuan Karina. Karina dan Randi mencoba membangunkan Evelyn namun sia-sia. Tanpa membuang waktu Al mengendarai mobilnya menuju rumah sakit. Randi terus memanggil-manggil nama Evelyn, ia tidak menyadari Evelyn yang sakit. Dan memang selama tiga hari belakangan ini Evelyn terlihat lemas dan pucat. Kecemasan pun semakin gencar saat melihat hidung Evelyn mengeluarkan darah. Karina sudah histeris dengan air mata yang mengucur bebas. Al memacu kendaraannya secepat mungkin untuk meminimalisasikan satu hal yang tidak diinginkan.

Dalam sepuluh menit mereka sampai disebuah UGD salah satu rumah sakit terdekat dari bandara. Fahmi menggendong Evelyn dan berlari menuju ruangan, sementara Randi dan Karina memanggil dokter.

"Dokter tolong anak saya dok.." teriak Fahmi cemas

Dua orang dokter beserta asistennya pun mendekati ranjang Evelyn dan mulai memeriksa keadaannya. Salah satu asisten dokter meminta Fahmi untuk mengurus ruang rawat inap untuk Evelyn. Randi masih dengan setia menjaga Evelyn dengan berdiri di belakang para dokter yang masih memeriksa keadaan Evelyn. Karina yang tidak sanggup melihat Evelyn akhirnya mengikuti Fahmi ke bagian adminiatrasi. Salah satu dokter yang menangani Evelyn mendekati Fahmi dan Karina yang baru saja tiba selesai mengurus administrasi.

"Yang saya takutkan anak bapak terkena demam berdarah pak. Apa selama beberapa hari ini anak bapak mengalami demam??"tanya seorang dokter muda

"Dua hari ini dok, adik saya lemas dan terlihat pucat. Tapi dia tidak bilang jika dia demam" terang Randi yang baru saja menyusul dokter tersebut

"Baiklah untuk lebih jelasnya lagi setelah ini akan dilakulan tes darah. Saya permisi"

Randi memeluk tubuh Karina dan sebening air matanya menetes tanpa ia sadari. Ia merasa bersalah karena tidak memperhatikan kesehatan Evelyn. Ini salahnya, ia lalai dan mengabaikan pesan orang tuanya. Dan sekarang akibat kecerobohannya Evelyn masuk rumah sakit. Karina mencoba menenangkan Randi yang ia tahu merasa bersalah.

"Bukan salah kamu sayang. Ini cobaan untuk kita, jangan salahkan dirimu. Kalau Eve tahu, pasti dia akan mendiami kamu" ingat Karina

Dua orang suster membawa Evelyn menuju ke ruang perawatan yang sudah dipersiapkan. Randi berlari mendekati ranjang Evelyn saat Evelyn sudah berada diruang inapnya. Ia menggenggam tangannya dan selalu menggumamkan kata maaf. Fahmi yang sedari tadi memperhatikan gerak gerik anak laki-lakinya pun memiliki perasaan cemas akan satu hal, namun Fahmi segera menepis perasaan itu. Yang ia lihat hanya kecemasan seorang kakak kepada adiknya. Fahmi tidak ingin perasaannya salah dalam menentukan sebuah prasangka yang ia lihat.

"Kak.."ucap Evelyn lirih

Orang pertama yang Eve lihat ketika sadar adalah Randi. Randi menatap Evelyn dengan berbinar, ia pun membangunkan Fahmi dan Karina yang tengah tertidur disofa. Karina memeluk Evelyn dengan erat, ia merasa lega melihat Evelyn sudah sadar. Fahmi yang keluar dan memanggil dokter yang menangani Evelyn pun kembali. Randi duduk ditepi ranjang dan dengan lembut ia mengusap rambut Evelyn. Fahmi melihat tindakan yang tengah dilakukan anak laki-lakinya. Dokter yang memeriksa Evelyn pun menjelaskan keadaan Evelyn yang sudah mulai stabil hanya saja harus tetap dipantau. Setelah dokter tersebut undur diri, Karina menyuapi Evelyn dengan telaten.

Sudah hampir seminggu Evelyn dirawat di rumah sakit. Simon dan Randi pun bersikeukeh untuk menemani Evelyn di rumah sakit hanya saja dilarang keras oleh Fahmi karena mereka berdua sebentar lagi akan menghadapi Ujian Nasional. Setiap sepulang sekolah Randi dan Simon tanpa melepas seragam mereka sudah berada diruang rawat Evelyn. Siang itu Fahmi dan Karina tidak bisa menemani Evelyn dirumah sakit, jadi Randi lah yang menyuapi Evelyn. Kehadiran Simon yang tidak dihiraukan mereka berdua pun memilih untuk keluar ruangan.

"Jangan sakit lagi Eve. Kak Randi sangat takut saat melihat mu pingsan" ucap Randi yang masih menyendokan bubur ke mulut Evelyn

"Maafkan Eve kak. Tapi Eve suka jika kakak khawatir "lirihnya

"Apa Eve?? Tadi kamu bilang sesuatu??"tanya Randi yang sayup-sayup mendengar ucapan Evelyn

"Tidak. Eve tidak bilang apa-apa" ucap Evelyn cepat menutupi kegugupannya

Randi kembali fokus menyuapi Evelyn sampai semua bubur di mangkok tersebut kosong. Setelahnya Randi juga membantu Evelyn meminum obatnya dan menyuruh Evelyn beritirahat. Randi tak pernah beranjak dari sisi Evelyn sampai mata beratnya pun tertidur. Simon yang baru saja kembali dari kantin rumah sakit melihat Randi yang tertidur dengan kepala berbantalkan kedua tangannya ditepi ranjang Evelyn.

"Heh..Randi..Randi kalau cinta kenapa tidak diungkapin saja. Menyiksa diri sendiri" keluhnya

                                                                     

Kira2 kalau bang Randi bilang cinta eve, reaksi eve dan orang tuanya gimana ya??🙄🙄🙄

Mereka bakalan bersatu atau malah berpisah??

Cuuuusss next past

Evelyn Abriana (ketika cinta harus saling menyakiti) On GoingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang