"Terimakasih ya kak"
Simon pun kembali melajukan mobilnya dan berhenti disebelah mobil Randi yang berhenti tidak jauh dari pagar rumahnya. Simon tersenyum tipis saat melihat Randi melihatnya.
"Aku tidak mau melihat Eve digoda dengan preman lainnya. Aku sarankan kau jaga Eve dari pada kau menyesal nantinya" ucap Simon dengan nada mengejek
Randi tak berniat membalas ucapan Simon dan memilih untuk melajukan mobilnya menuju rumah. Simon hanya menggeleng-gelengkan kepalanya melihat Randi yang seakan menjadi paparazi seperti dirinya. Selalu menguntit wanita yang mereka sukai. Randi melangkahkan kakinya menuju tangga, namun langkahnya terhenti saat mendengar suara benda jatuh dari arah dapur. Karena penasaran ia pun memutar tubuhnya dan melangkah kedapur. Ia melihat Evelyn yang tengah membersihkan pecahan gelas.
"Pakai ini"
Evelyn mendongakkan kepalanya dan melihat Randi yang sudah membawa sekop dan sapu. Evelyn pun menerima kedua benda tersebut dan kembali sibuk dengan pecahan gelasnya. Sementara Randi sudah kembali ke kamarnya. Randi merebahkan tubuhnya dan menatap langit-langit kamarnya. Pikirannya sangat kacau malam itu, ia ragu untuk melakukan rancananya. Tapi jika ia mengurungkan niatnya maka semua akan sia-sia. Ia tidak akan pernah mendapatkan Evelyn dan hidup bersamanya. Randi menghela nafas beratnya dan mencoba menutup matanya berharap esok hari ia bisa melakukan rencana tersebut.
Matahari bersinar cukup cerah, Randi berdiri di samping mobilnya dengan kedua tangan yang ia masukkan kedalam saku celananya. Matanya sesekali melirik jam yang melingkar ditangan kanannya dan terkadang ia melihat ponselnya.
Ia sudah berdiri disana setengah jam yang lalu hanya untuk menunggu kedatangan seseorang yang tidak penting baginya, namun seseorang yang akan melancarkan rencananya. Sebuah mobil berwarna putih berjalan menghampirinya dan berhenti tepat di depan mobilnya.
Seorang wanita dengan pakaian seksinya keluar dari dalam mobil, dan tersenyum manis saat melihat Randi yang sudah menunggunya.
"Sepertinya ada satu hal yang penting sampai seorang Randi Novalno menyuruhku untuk menemuinya. Kau tahu kan aku model papan atas jadi kau tahulah jadwalku sangat padat. Aku harap aku mendapatkan sesuatu yang lebih karena membuang waktu berhargaku untuk menemui seorang Novalno" ucapnya dengan nada penuh ejekan
Randi yang sedari tadi tidak berniat menanggapi mulut manis wanita yang ada di depannya ini masih bersikap dingin. Ia bahkan menatap tajam wanita itu.
"Kau tenang saja. Aku sudah menyiapkan apa yang kau butuhkan bahkan lebih dari fashion show mu di Jerman. Ambil ini.."
Randi melemparkan sebuah cek yang sudah ia tulis dengan nominal yang cukup besar dan membuat wanita tersebut membulatkan matanya karena keterkejutannya. Randi hanya tersenyum tipis melihat betapa terkejutnya wanita angkuh di depannya kini.
"Aku mau kau membatalkan kontrakmu dengan butik Aryatama" sambung Randi
"Apa??" tanya wanita itu
"Aku hanya ingin kau membatalkan sesi pemotretan dengan butik Aryatama. Dan isi cek itu setengahnya akan mampu membayar ganti ruginya. Dan yang harus kau ingat cek itu adalah uang muka dari ku. Jika rencana ku berhasil kau akan mendapatkan sisanya. Bagaimana??"
Mendengar tawaran yang cukup menggiurkan membuat wanita itu berpikir sejenak karena ia tidak ingin melepas kesempatan langka ini, apalagi bekerjasama dengan Randi Novalno adalah hal yang tidak pernah terbayangkan olehnya. Apalagi mendapatkan uang yang cuma-cuma.
"Bukankah Simon sahabatmu??" tanya wanita itu yang baru mengingat jika Simon adalah sahabat Randi
"Itu bukan urusanmu. Urusanmu disini adalah dimana besok sejam sebelum pemotretan kau harus membatalkan kontrak itu.." final Randi
Randi meninggalkan wanita yang masih berdiri di depan mobilnya. Ia tidak ingin membuang waktu dengan seseorang yang tidak penting menurutnya. Selama diperjalanan pulang senyum Randi tidak pernah pudar, ia sudah membayangkan hal besok yang akan terjadi dan bisa dipastikan Simon akan kebingungan untuk mencari model dadakan. Randi tahu jika Simon hanya memiliki waktu dua hari sebelum pemasaran. Dan tentunya Simon akan menggunakan jasa model dadakan yang Randi sudah pastikan adalah salah satu karyawannya.
" Eve ini baru awal penderitaanmu, tapi aku janji ini adalah langkah kita menuju bahagia. Bersabarlah Eve.." gumamnya
💔💔💔
Simon melangkahkan kakinya bolak balik di ruang kerjanya. Ia sedang dilanda kegelisahan dan kebingungan. Sejam lagi ia akan melakukan sesi pemotretan dengan produk barunya, namun model yang akan memperagakan semua gaun seksinya mendadak membatalkan kontraknya. Bahkan ia sudah menstranfer biaya dendanya.Simon mendudukan dirinya dikursi kebesarannya, dengan dagu bersangga pada jari tangan yang saling bertaut. Ia sudah bingung harus melakukan apa untuk segera menyelesaikan masalah tersebut, padahal sebelumnya ia tidak pernah mengalami kejadian seperti ini dan sekarang ia kebingungan harus mencari kemana model dadakan. Dan tidak akan mungkin ia bisa mendapatkannya dalam waktu satu jam.
"Kak Simon ada tamu.." ucap Evelyn
Simon bangun dari tempat duduknya dengan cepat dan membuat Evelyn terkejut dengan tindakan Simon yang terkesan tiba-tiba. Simon menyunggingkan senyum lebarnya dan membuat Evelyn semakin takut, bahkan senyum Simon terkesan seperti sedang tengah menemukan sesuatu yang menarik.
"Kak Simon kenapa senyum-senyum kayak gitu. Jangan buat Evelyn takut kak"
"aku tahu sekarang. Eve suruh masuk tamunya dan kamu ikut kakak ke tempat pemotretan" perintah Simon
Dan disinilah Evelyn dan Simon berada di dalam sebuah gedung yang sudah didekor cukup menarik dengan background taman buatan yang terlihat nyata dikamera. Simon membawa Evelyn ke dalam ruang ganti dan menyerahkan beberapa gaun seksi miliknya untuk dikenakan Evelyn.
" Eve bantu kak Simon ya. Kamu jadi modelnya, model kakak yang biasanya tiba-tiba membatalkan kontraknya dan kakak hanya punya waktu satu jam untuk mencari model dadakan dan itu tidak akan mungkin. Harapan kakak cuma sama kamu Eve. Kamu bisa bantu kakak kan??" ucap Simon penuh harap
"Tapi kak, Eve tidak tahu bagaimana menjadi model. Apa kakak tidak takut jika hasilnya tidak memuaskan nantinya??"
"Kakak tidak ada pilihan lagi Eve, hanya kau yang bisa membantuku. Kakak janji ini adalah yang pertama dan terakhir setelah itu tidak akan terulang lagi. Bantu kakak ya Eve??" bujuk Simon
Simon menatap penuh harap pada Evelyn dan itu semakin membuat Evelyn kebingungan. Selama ini ia tidak suka difoto, apalagi harus bergaya layaknya model profesional. Tapi melihat kegelisahan Simon membuatnya merasa tidak tega. Dengan terpaksa, ia pun akhirnya membantu Simon.
Evelyn segera dirias dengan penata rias yang sudah menjadi member dibutik Aryatama. Hampir lima belas menit persiapan yang dilakukan Evelyn, dan akhirnya ia selesai juga. Evelyn keluar dari kamar ganti dan berjalan mendekati Simon yang tengah sibuk menyusun konsep pemotretan yang akan dilakukan Evelyn. Dengan tidak nyaman Evelyn berjalan dan tak henti-hentinya ia menarik gaun seksinya kebawah, karena panjang gaun tersebut hanya setengah dari pahanya.
"Kak apa tidak ada model baju yang lebih panjang. Eve tidak nyaman" keluhnya
"Sabar ya Eve. Baju untuk hari ini memang empat-empatnya seperti ini.."sesal Simon
Hai hai haiiii....
Penasaran ngak nih sama rencana bang Randi selanjutnya. Kira-kira masalah apa ya yang bakalan Eve terima setelah ini??🤔🤔🤔Cuuusss lanjut part berikutnya ya guysss
KAMU SEDANG MEMBACA
Evelyn Abriana (ketika cinta harus saling menyakiti) On Going
RomanceEvelyn, tidak pernah menyangka jika kehidupannya akan berubah menjadi penuh tangis dan derita. Masa kecil sampai ia beranjak dewasa membuatnya lupa apa itu kesedihan, karena rasa sayang yang diberikan oleh orang tuanya begitu melimpah. Meskipun ia h...