12. Pacar

5 0 0
                                    

Simon menepuk bahu Randi pelan. Ia juga bisa merasakan kesedihan yang dialami Randi walaupun tak sesakit yang dirasakan Randi. Simon memberikan semangat untuk Randi, mencoba mengurangi sedikit beban yang tengah Randi pikul.

Dan sejak malam itu Randi memilih menjaga jarak dengan Evelyn. Evelyn yang melihat perubahan kakaknya pun bingung dan ia terus mencoba menanyakan penyebab Randi menjauhinya. Seperti sore itu Randi yang baru saja sampai di rumah Evelyn sudah menunggu kedatangannya diruang tamu.

"Kak.. Eve mau bicara sama kakak"

Langkah Randi terhenti saat ia ingin menaiki tangga dan menuju ke kamarnya. Ia membalikkan badannya dan menatap Evelyn. Evelyn mendekati Randi yang masih saja diam tanpa ingin mengucapkan salam selamat sore yang selalu Evelyn dengar saat Randi pulang dari luar. Dan kejahilan Randi yang selalu membuat Evelyn kesal. Tapi sudah sebulan ini semua itu hilang, Evelyn sangat merindukan sikap manis dan jahil Randi.

"Kak Randi kenapa? Kak Randi sakit??" tanya Evelyn meraba dahi Randi

Randi menggenggam tangan Evelyn yang tengah memeriksa dahinya. Ia pun pergi meninggalkan Evelyn yang masih dilanda kebingungan saat melihat sikap Randi yang semakin hari semakin dingin dengannya. Air mata yang ia tahan pun akhirnya membanjiri pipinya, Evelyn berlari menuju ketaman samping dan menagis sepuasnya disana.

Randi merebahkan tubuhnya dan mengusap wajahnya dengan kasar, bayangan Evelyn dan sentuhan yang ia berikan membuatnya ingin memaki dirinya sendiri karena tidak bisa melupakan perasaannya. Ia bingung dan merasa goyah saat setiap kali ia ingin mempertahankan perasaannya. Randi takut jika perasaannya yang selama ini tumbuh dihatinya hanya akan membuat Evelyn terluka. Namun hati kecilnya ingin sekali ia bertahan disisi Evelyn, walaupun harus melawan kedua orang tuanya.

Suatu hari Randi membawa pulang teman sekolahnya ke rumah dan mengenalkannya dengan kedua orang tua Randi. Evelyn yang saat itu tengah bercanda gurau dengan Karina menatap kedatangan Randi dengan penuh tanya saat arah pandangannya tertuju pada sosok wanita cantik yang seusia dengan Randi.

"Siang tante..om.." sapa gadis cantik tersebut dengan ramah

Karina dan Fahmi pun tersenyum ramah dengan Valery. Namun tidak dengan Evelyn, ia tidak berniat membalas sapaan Valery kepadanya. Sebelum Evelyn mendengar satu pernyataan yang membuat hatinya sakit ia memilih meninggalkan ruangan tersebut dan membuat semua orang memandangnya dengan heran termasuk Randi.

" Eve sepertinya sedang tidak enak badan. Biar mama menemui Eve sebentar. Valery anggap saja seperti rumah sendiri ya"

Karina pun menyusul Evelyn yang sudah berada di dalam kamarnya. Dan saat ia membuka pintu kamar Evelyn, ia melihat Evelyn tengah menenggelamkan wajahnya di novel kesayangannya. Karina pun mendekatinya.

" Eve kenapa sayang?? Kamu sakit??" ucap Karina membelai bahu Evelyn pelan

Evelyn meletakkan novelnya dan menatap sendu kearah Karina. Evelyn mengulas senyum yang selalu ia pasang saat untuk menutupi kesedihannya, ia tidak mau semua orang tahu akan kesedihan yang sedang ia rasakan. Kesedihan yang selama ini diciptakan oleh Randi. Sikap Randi yang berubah dingin dan terkesan menghindarinya membuat Evelyn seakan lupa tersenyum bahagia.

" Eve cuma lagi pengen baca ma. Jadi Eve kesini.."

"Benar?? Kamu tidak menyembunyikan sesuatu kan dari mama??"

Evelyn menggelengkan kepalanya dan mencoba membuat Karina percaya dengan apa yang sedang terjadi dengan dirinya. Karina memeluk tubuh Evelyn dengan erat, ia sangat menyayangi Evelyn walaupun dia bukan anak kandungnya namun kasih sayang yang selama ini ia dan suaminya berikan sama besarnya dengan kasih sayang yang mereka curahkan kepada Randi.

Evelyn Abriana (ketika cinta harus saling menyakiti) On GoingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang