13. Rencana

5 0 0
                                    

"Ada apa sih Ran, kau mengagalkan kencan pertamaku dengan Derris" sungut Valery

Valery dan Derris yang sudah membuat janji bertemu disebuah restoran dan akan mengadakan dinner pertama kalinya terpaksa diundur secara sepihak oleh Valery. Dan alasan yang membuat dinner Valery gagal adalah Randi yang tiba-tiba meminta menemuinya dicafe biasa. Randi tak merasa bersalah sedikit pun terhadap Valery, karena Valery tidak akan pernah marah dengannya walaupun Randi selalu menjadi akar masalah hubungan Valery dengan kekasih-kekasihnya terdahulu karena semua mantan kekasih Valery mengira jika Randi adalah selingkuhan Valery.

"Aku sudah memesankan minuman favoritmu" ucap Randi mencairkan suasana

Valery hanya mendengus kesal tanpa mau menatap Randi yang duduk didepannya. Seorang pelayan datang membawakan segelas milkshake. Pelayan tersebut pun undur diri setelah meleyakkan pesanan tersebut.

"Aku harap ini masalah yang serius. Aku tidak mau membuang waktu sekaligus membatalkan dinnerku hanya untuk hal yang tidak penting" ucap Valery sambil meminum minumannya

"Aku yakin kau tidak akan sia-sia datang kemari. Aku hanya ingin kau membantuku membuat rencana untuk membuat Eve diusir dari rumah"

Uhuuuk!! Uhuukk!!

Valery tersedak minumannya saat mendengar perkataan Randi yang begitu tenang. Valery masih menetralkan tenggorokannya dan menatap horor kearah Randi. Randi yang tahu Valery seakan meminta penjelasan pun menjelaskan semua rancananya.

"Aku tidak mau, Ran. Kau gila dia adikmu. Bagaimana jika dia diusir dari rumah, Eve akan tinggal dimana" tanya Valery sakartis

Dia tidak tahu dengan jalan pikiran Randi saat ini  kenapa ia tega mengusir Evelyn dari rumahnya, padahal setahu Randi dan dirinya Evelyn sudah tidak memiliki siapa-siapa lagi. Dan bagaimana nasib Evelyn saat ia harus diusir dari rumah Randi. Valery sangat tidak percaya dengan tindakan Randi yang  sudah kelewatan, dan ia tidak akan pernah membantu Randi melakukan semua ini. Valery sangat tahu jika Randi masih mencintai Evelyn tapi apa cintanya sudah membutakan matanya dan mata hatinya sampai ia benar-benar tega.

"Aku tidak mau, Ran" tegas Valery

"Kenapa Valery. Ini cara yang terbaik untuk aku dan dia bisa hidup bersama"

"Aku tahu. Tapi tidak juga seperti ini caranya, kau masih bisa melakukan hal yang bisa membuat kalian bersatu. Apa kamu tidak memikirkan hal buruk akan menimpa Eve " geram Valery

"Aku sudah memikirkannya masak-masak dan apa yang selama ini kau pikirkan sudah aku selesaikan semuanya. Eve tidak akan kemana-mana saat nanti ia diusir. Aku sudah menyuruh salah satu anak buahku untuk menjaga Eve selama ia tidak ada di rumah" terang Randi

Valery menatap mata Randi mencoba menyakinkan dirinya sendiri dengan apa yang ia dengar dari mulut Randi. Namun mata itu tidak pernah menyiratkan kebohongan sekecil apapun. Akhirnya Valery membantu Randi dalam rencananya. Semoga ini adalah cara yang tepat untuk Randi dan Evelyn bersatu. Pikir Valery

"Apa tidak ada cara lain. Aku kasihan dengan Eve, bagaimana kalau dia-"

"Dia akan baik-baik saja Val. Aku jamin itu" potong Randi membuat Valery menghembusakan nafas beratnya

Walaupun Valery sahabat Randi tapi ia tidak bisa mencegah apa yang akan Randi lakukan. Randi akan melakukan apa saja untuk menuruti egonya yang selalu ia pikir benar. Dan malam itu untuk sekian kalinya Valery menyetujui dan mendukung keegoisan Randi.
Dalam hati kecil Randi merasa jika rencananya kali ini adalah sebuah rencana yang tak pernah ia pikirkan sebelumnya. Apalagi sampai harus membuat wanita yang ia cintai menderita namun cinta itu butuh pengorbanan. Pengorbanan air mata, waktu, dan hati. Dan semua itu adalah proses untuk meraih sebuah kata 'bahagia'. Walaupun Randi yakin akan sulit menjalani semua niat buruknya tapi ia mencoba meyakinkan dirinya untuk bisa dan terus nenperjuangakan cintanya terhadap Evelyn.

Malam semakin larut membuat Randi dan Valery akhirnya memutuskan untuk pulang. Mereka berdua pun masuk kedalam kendaraan mereka masing-masing dan menuju kediaman mereka. Randi mengemudikan mobilnya dengan kecepatan diatas rata-rata, dan saat ia melewati sebuah lorong yang gelap ia melihat seseorang tengah berlari melarikan diri dari segerombolan lelaki.

Wanita itu berlari dan berteriak minta tolong dan saat wanita tersebut berada didekat lampu trotoar Randi melihat wanita itu adalah Evelyn. Dengan cepat ia melajukan mobilnya dan mendekati Evelyn yang masih mengatur deru nafasnya.

" Eve ayo cepat masuk!!"

Evelyn yang masih berlari pun segera menoleh kesamping dan melihat mobil Randi. Ada rasa bahagia saat ia bisa bertemu dengan Randi. Dengan cepat ia pun masuk ke dalam mobil Randi.

Setelah Evelyn masuk ke dalam Randi melajukan mobilnya secepat mungkin meninggalkan para gerombolan preman yang masih mengejar mobil Randi. Setelah jarak mobil Randi dan para preman sudah jauh, Randi menatap Evelyn dari ekor matanya. Evelyn masih mencoba menetralkan deru nafasnya dan detak jantungnya yang masih tidak normal. Ia pun mengusap air mata yang masih keluar dari matanya.

"Terimakasih kak. Eve tidak tahu kalau kakak tidak ada" ucap Evelyn tulus

Randi tak membalas ucapan Evelyn ia masih sibuk dengan pikirannya sendiri. Sampai di depan rumahnya pun Randi masih mendiami Evelyn. Randi membuka pintu mobilnya dan meninggalkan Evelyn yang masih berdiri disamping mobil Randi. Walaupun Randi bersikap seperti itu, Evelyn tetap marasa bahagia karena Randi sudah menolongnya. Ia yakin jika didalam hati Randi masih tersimpan rasa peduli disana untuk Evelyn.

Randi meraih ponsel yang ada disaku celananya dan memanggil seseorang. Rahangnya terlihat mengeras dan deru nafas yang naik turun seakan menahan emosi.

                                                                        

Penasaran ngak nih, sama rencana bang Randi??🙄🙄

Kira-kira apa ya??🙄🙄🙄

Next next nextttt👍👍👍😁😁

Evelyn Abriana (ketika cinta harus saling menyakiti) On GoingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang