Seorang gadis kecil berusia enam tahun berjalan di belakang seorang pria paruh baya. Mereka memasuki sebuah halaman rumah yang begitu luas, dengan air mancur di depan rumah. Selain halaman yang luas rumah yang berdiri di atas lahan tersebut sangat besar dan terdiri dari dua lantai. Pria itu membuka pintu yang diyakini oleh gadis kecil itu adalah pintu ruang tamu.
Tangan pria itu menggenggam tangan mungilnya menuju ke dalam rumah. Dan sampailah di ruangan dengan sofa single panjang dan sebuah televisi yang besar berukuran 40inc tertempel dinding rumah itu. Pria itu mendudukkan gadis tersebut disana, dan seorang wanita yang terlihat cantik bersama seorang anak laki-laki yang hanya berbeda tiga tahun lebih tua dari gadis itu muncul dan menyambut kedatangan mereka.
" Eve ini mama Karina dan ini kak Randi. Kami semua adalah keluarga baru kamu sayang.."terang Fahmi kepada Evelyn kecil
"Hai Eve selamat datang dirumahmu.."sapa Randi dengan semangat dan menarik Evelyn untuk segera menuju ke kamarnya
Karina dan Fahmi tersenyum bahagia melihat Randi dan Evelyn yang cepat beradaptasi. Ternyata ketakutan mereka akan penolakkan diantara mereka berdua tidak terjadi. Nyatanya Randi langsung mengajak Evelyn bermain bersama. Randi membawa Evelyn ke dalam kamar yang akan Evelyn tinggali.
"Nah ini kamarmu. Sebelahnya kamar kakak. Sekarang kita saudara panggil aku kakak mulai hari ini" pinta Randi
"Kak Randi.."ucap Evelyn polos
"Gadis pintar"Randi mengacak rambut Evelyn dengan gemas
"Terima kasih kak.."
Randi membuka pintu kamar Evelyn dan memberitahukan jika kamar sebelah adalah kamarnya, jadi Evelyn dan Randi bisa bermain bersama. Dan sejak hari itu Evelyn dan Randi sangat dekat bahkan dimana ada Evelyn disitu pasti ada Randi.
Sore hari Simon sahabat Randi datang ke kediaman Fahmi untuk mengajak Randi bermain sepak bola bersama.
"Hai adik cantik kau siapa?? Kenapa bisa ada dikamar Randi??" tanya Simon saat melihat keberadaan Evelyn di kamar sahabatnya
"Dia adikku Mon. Eve dia sahabat kakak namanya kak Monsi"ucap Randi yang baru saja keluar dari kamar mandinya
"Simon. Panggil aku kak Simon. Jangan dengarkan kakakmu yang gila itu, ia memang sering mengganti nama kakak seenaknya"bela Simon
Evelyn yang pertama kali bertemu dengan Simon sudah merasa cepat akrab. Dan sejak pertemuan tersebut, Simon dan Randi menjadi pelindung Evelyn dimana pun dirinya berada. Kedua lelaki itu selalu mengikuti kemana saja Evelyn pergi, sampai membuat Evelyn sedikit risih dengan sikap protektif dari kedua kakaknya itu.
Sampai saat mereka duduk dibangku Sekolah Menengah Pertama pun Evelyn masih saja dibuntuti kedua kakaknya tersebut.
"Kak berhentilah menguntitku. Apa kalian tidak ada kerjaan atau tugas sekolah??"tanya Evelyn yang semakin hari semakin kesal saja dengan prilaku Randi dan Simon
"Ada Eve. Kerjaan dan tugas kami adalah menjagamu. Iya kan Mon.."
Simon yang masih asik memakan es krim hanya mengangguki perkataan Randi. Evelyn menghentakkan kakinya didepan gerbang sekolah. Ia sudah lelah dengan sikap kedua kakaknya yang selalu menjadi pengawalnya.
Bahkan dirinya menjadi bahan omongan setiap angkatan disekolahnya. Seakan sudah menjadi artis papan atas saat ia berada dilingkungan sekolah. Bagaimana tidak jika setiap ia akan menuju ke kelasnya kedua pengawal setianya mengekorinya sampai Evelyn benar-benar sampai kekelas. Bahkan saat jam istirahat pun mereka sudah keluar terlebih dahulu darinya.
"Kalian bolos ya??"selidik Evelyn menatap tajam mereka berdua
"Bolos???"tanya Randi bingung
"Kakak..kalian berdua selalu keluar dari ruang kelas sebelum jam istirahat berbunyi lalu apa namanya kalau bukan bolos"ucap Evelyn kesal
Simon dan Randi hanya saling menatap penuh arti dan beberapa saat kemudian tertawa bersama yang membuat Evelyn geram. Tawa mereka yang terkesan lepas membuat sebagian siswa menoleh kearah mereka dengan tatapan penasaran. Evelyn hanya menggeleng-gelengkan kepalanya, melihat tingkah konyol kedua pengawal pribadinya. Mereka bertiga pun berjalan menuju kekantin sekolah untuk mengisi perut mereka yang kosong.
"Wah tuan putri Evelyn selalu dikawal dengan dua pengawalnya. Serasa dinegri dongeng saja"celetuk seorang siswa yang merupakan teman sekelas Randi dan Simon
Evelyn yang tahu Randi sudah mengepalkan tangannya dan hendak menghampiri siswa tersebut segera menahannya. Evelyn bisa melihat kemarahan yang terpancar dimata Randi. Simon dan Evelyn pun mengajak Randi untuk mencari tempat duduk dan membiarkan siswa tersebut tersenyum dengan kemenangan.
"Aku tidak lapar lagi"
Evelyn dan Simon pun menghela nafas mereka. Akhirnya Evelyn dan Simon memesan makanan mereka sedangkan Randi mereka pesankan minuman. Randi masih saja menatap dengan tajam siswa yang merupakan temannya. Ia tidak suka jika ada orang yang mengejek Evelyn.
"Sudahlah kak. Eve sudah terbiasa dengan cibiran mereka"ucap Evelyn menenangkan
"Ran, kita urus nanti"ucap Simon yang membuat kedua orang di depan dan disampingnya menoleh
Ok guys...
Ini kisah mereka waktu kecil ya...Cussss next part😁😁
KAMU SEDANG MEMBACA
Evelyn Abriana (ketika cinta harus saling menyakiti) On Going
RomanceEvelyn, tidak pernah menyangka jika kehidupannya akan berubah menjadi penuh tangis dan derita. Masa kecil sampai ia beranjak dewasa membuatnya lupa apa itu kesedihan, karena rasa sayang yang diberikan oleh orang tuanya begitu melimpah. Meskipun ia h...