Suara khas elektrokardiograf menyambut pendengarannya, sesaat setelah kesadarannya mulai mengambil alih. Renjun membuka kelopak matanya perlahan. Rasanya sudah lama ia tak merasakan tidur senyenyak ini. Dipandangnya ruangan asing disekitarnya."Ah.. Tempat ini lagi.." batinnya.
Pandangannya teralihkan pada keempat lelaki sepantarannya yang tertidur di sofa seberang bangsalnya. Masih menggunakan seragam kebanggaan sekolahnya. Mereka terlihat begitu tidak nyaman dalam posisi tidur seperti itu.
Siapa lagi jikalau bukan Jeno, Haechan, Jaemin dan Jaehyun sebagai tambahan. Mereka memutuskan untuk menunggu disana hingga Renjun benar-benar terbangun. Sampai tak sadar satu persatu dari mereka terlelap.
Renjun tersenyum mendapati pemandangan tersebut. Ia senang sebab begitu banyak orang memperdulikannya. Netranya bergerak kesana-kemari, mencari sesosok yang ia nanti.
Rupanya, sosok itu tertidur di sampingnya. Dengan lengan menumpu kepalanya mengambil sedikit tempat disisi bangsalnya. Renjun semakin mengembangkan senyumnya. Terlihat wajah damai milik Doyoung tanpa beban dan rasa lelah.
Perlahan ia mengangkat jari-jarinya untuk ia bawa mengarah pada pucuk sang kakak. Ia belai pelan-pelan memperlakukannya bagaikan sesuatu yang sangat berharga. Persis seperti apa yang biasa Doyoung lakukan padanya.
"Renjun suka.. Ngeliat kakak setenang ini, keliatan damai tanpa ada beban yang harus kakak gendong" ucapnya seorang diri.
Sayangnya penderita light sleeper ini dengan mudah terusik oleh apapun yang mengganggu tidurnya. Sontak Doyoung perlahan membuka matanya untuk mendapati penampakan adiknya yang telah siuman.
"Renjunnn" ucap Doyoung girang. Membuat punggungnya yang semula membungkuk dikasur mendadak menegak dengan cepat.
Suara Doyoung yang cukup tinggi itu turut membangunkan keempat insan yang tertidur di sofa. Mendapati si mungil telah bangun membuat mereka dengan terburu-buru menghampirinya.
"Gimana? Udah enakan? Perlu kakak panggilin dokter ngak?" timpal Doyoung dengan segudang pertanyaan.
Renjun tersenyum. Ia menggeleng sebagai balasannya.
"Aku gapapa" jawab Renjun masih dengan suara seraknya.
"Syukur kalo gitu.. Kakak khawatir banget sama kamu"
Senyum Renjun masih setia mengembang begitupula dengan Doyoung.
"Udah malem?" Tanya Renjun mendapati cahaya rembulan dari balik jendela kamarnya mengintip masuk.
Seluruh penghuni disana terkekeh kecil.
"Iya, lu tidur kelamaan sih gue sampe ikutan tidur kan" tambah Jaemin.
"Hehe.. Kok kalian belom ada yang pulang? Gak capek?"
"Mulai dari sekarang kita bakal ada 24/7 untuk seorang Kim Renjun!" sahut Haechan sedikit lantang. Berhasil mengejutkan sebagian gendang telinga.
"Gue kasih voucher izin memperbudak Lee Jeno deh" - Jeno.
"Renjun mau kakak bawain apa?" - Jaehyun.
"Jasa ngerjain tugas gratisnya kakak!" - Jaemin.
"Supir pribadi antar jemput kemanapun hadir!" - Doyoung.
Renjun terkekeh sekaligus dibuat bingung.
"Ada apa sih? Aneh banget kalian gak kayak biasanya"
Pertanyaan Renjun berhasil membungkam seluruh bibir mereka. Beberapa saat yang lalu, mereka sepakat untuk merahasiakan ini semua dari Renjun. Mereka takut bila Renjun mengetahui faktanya, akan membuat kondisi psikisnya tidak baik. Itu akan berdampak buruk pada kondisi fisiknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Brother || Renjun x Doyoung ft. NCT Dream 00L
Fanfiction[END] Cerita ini sederhana. Tapi ku yakin setelah kamu membacanya, kamu akan berharap memiliki kakak seperti Kak Doyoung. Kalian boleh iri denganku, tetapi kumohon jangan membenci dan mencoba mengubah kenyataannya. Karena.. Itu begitu menyakitkan...