Koridor sekolah seperti biasa dipenuhi para siswa-siswi yang berlalu lalang. Renjun berjalan sembari membopong tas ranselnya menyusuri keramaian tersebut yang akan mengantarnya pada kelas."Lo tau gak? Ketos kita Kak Doyoung akhir-akhir ini sering kena tegur gara-gara gak bener kerjanya"
Mendadak ia mendengar salah satu nama yang tak asing lagi baginya memasuki indera pendengarannya. Berasal dari pembicaraan sekelompok siswi yang berdiri di sisi tembok.
Renjun mengerutkan dahinya. Siapa sih yang tidak kenal kakaknya selaku ketua osis? Hampir setiap hari dirinya mendengar nama sang kakak disebut. Namun biasanya yang disebut adalah sebuah pujian, sangat berbeda dengan pagi ini. Ini kali pertamanya kakaknya terlibat masalah dengan guru.
Renjun pun memutuskan untuk tak menggubrisnya dan tetap melanjutkan langkahnya.
"Katanya karena adeknya tuh"
Deg
Kedua kaki Renjun membeku sehingga dirinya terpaksa terhenti mendadak. Matanya pun dengan sendirinya berpindah menatap segerembolan siswi itu.
"Eh orangnya ada disini ternyata"
Tanpa merasa berdosa siswi-siswi itu seakan sengaja menyindirnya. Renjun sendiri bahkan tak mengerti apa maksud dari mereka. Mengapa karena dirinya? Apa benar karena dirinya? Pertanyaan-pertanyaan itu mulai bermunculan dengan sendirinya di dalam benaknya.
"Udah bangkrut, harus ngurusin adeknya yang penyakitan juga"
Renjun menegangkan rahangnya keras. Bibirnya ia gigit tipis. Raut wajahnya dapat menunjukan kegugupan diantaranya.
Glupp
Ia menelan ludahnya kasar. Tak mau mendengar lebih jauh, ia pun segera melanjutkan perjalannnya ke kelas menghiraukan siswi-siswi itu yang tengah tersenyum kemenangan.
"Njun"
"Njun"
"Renjun"
"KIM RENJUNNN!"
Brak
Renjun terlonjak kaget hingga tak sengaja menjatuhkan kotak pensilnya.
"Hey hey chill dong makanya dipanggilin tu nyaut jangan bengong terus, ada masalah?" lanjut Haechan.
"H-hah? Sorry sorry, N-nggak kok gapapa"
Semua orang tau dirinya sedang berbohong. Renjun sama sekali bukan orang yang pandai berbohong. Persetanan kakak-kakak kelas tadi yang membuat dirinya harus tenggelam dalam pikirannya sendiri memikirkan pembicaraan menusuk itu.
"Bohong pantatnya sexy" tembak Haechan.
"...."
"Hayo jujur apa pantatnya semok? Entar kalo lu jalan di pinggir jalan di suwit suwit in abang abang. Neng mau main sama abang gak?~"
"Lee Haechan sialan! Gua cowo ya!"
Haechan tertawa terbahak-bahak diikuti Jeno dan juga Jaemin. Jika sudah menyangkut hal usil, Haechanlah rajanya.
"Ya udah jujur aja Njun, buat apa ada sahabat kalau ga dimanfaatin? Dari pada jadi debu mening di pake" lanjut Jeno.
"Gua kepikiran sama Kak Doy aja kok akhir-akhir ini kecapean"
Renjun pun tetap kekeuh dengan pendiriannya untuk berbohong.
"Iya kasian juga sih Kak Doy harus kerja sekaligus sekolah sekarang" Haechan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Brother || Renjun x Doyoung ft. NCT Dream 00L
Fanfic[END] Cerita ini sederhana. Tapi ku yakin setelah kamu membacanya, kamu akan berharap memiliki kakak seperti Kak Doyoung. Kalian boleh iri denganku, tetapi kumohon jangan membenci dan mencoba mengubah kenyataannya. Karena.. Itu begitu menyakitkan...