Meski pengobatan telah berjalan secara rutin, kondisi Renjun tak banyak berubah. Kanker itu masih ada, tak jarang pula kondisi Renjun dibuat drop dalam beberapa situasi. Efek samping dari kemoterapi pun mulai menunjukan dirinya. Terkadang saat Renjun menyisir rambutnya, terpaksa mendapati helaian-helaian rambut yang rontok.Meski begitu, terdapat seseorang yang masih berupaya keras untuk terus menetapkan pengobatan tersebut. Orang itu adalah sosok yang telah mengingkar janjinya sendiri untuk tidak 'melakukan' lagi hal bodoh itu demi uang. Semua ia lakukan tanpa sepengatuhuan siapapun. Berujung berkali-kali membuatnya hidup dalam teror batin serta pikirannya sendiri.
"Doy! Jelasin ke gue tentang ini sekarang!"
Perintah singkat dari Jaehyun berhasil membuatnya tersentak. Tubuhnya terasa berkeringat dingin disertai wajahnya yang berubah menjadi pucat pasi. Apakah semuanya sudah terungkap?
"H-hah? Gue bisa jelasin Jae.." jawabnya gugup karena kepanikannya sendiri.
"Kok gugup gitu haha kayak abis diciduk ngapain aja" Jaehyun tertawa renyah mendapati Doyoung yang mendadak bertingkah aneh.
"Gue mau nanya cara ngerjain soal matematika yang ini.. Tolong jelasin dong gue gak ngerti"
Doyoung menghela nafasnya lega. Tak tahu sudah keberapa kalinya ia terjebak dalam pemikirannya yang begitu negatif. Perasaan serupa sudah menghantuinya selama beberapa minggu terakhir. Membuatnya sering merasa gelisah serta khawatir secara berlebihan terhadap sesuatu yang tidak penting.
"Nih gini caranya.."
Dengan perlahan Doyoung mulai menjelaskan materi yang tidak dimengerti Jaehyun. Keduanya nampak begitu akur bersama. Hingga tiba-tiba.
Ting
Suara notifikasi muncul secara bersamaan dari masing-masing ponsel murid. Satu persatu pasang mata yang ada di dalam maupun luar kelas mulai menatap Doyoung penuh penilaian.
Doyoung juga Jaehyun menatap satu sama lain heran, pasti ada sesuatu yang janggal. Tak sedikit dari mereka langsung menatap Doyoung penuh kebencian.
"Dia gak sih?"
"Wah gila gak nyangka banget gue"
"Eh ini Kim Doyoung bener kan??"
Bisik-bisik mulai mengisi ruangan kelasnya. Doyoung menatap Jaehyun penuh tanya. Sontak Jaehyun membuka ponselnya yang baru saja menerima sebuah notifikasi dari nomor yang tidak dikenal.
"Doyoung....." ucapnya dengan penuh keterkejutan tak percaya sesaat setelah ia membuka pesan yang terdapat di dalam sana
-
"Gunting kertas batu!"
"HAHAHA udah sana Lee Haechan bawain makanan kita" ujar Jeno saat mendapati Haechan satu-satunya orang yang membentuk jarinya menjadi kertas disaat yang lain mengeluarkan gunting.
"Wah parah kalian curang ya?? Sengaja nih sengaja biar gue kalah, iya kan? Ngaku lo pada!" ucapnya lantang tak terima atas kekalahannya.
"Gak ada alasan ayo cepet laper nih" timpal Jaemin.
Ting
Suara notifikasi yang menyerbu mendadak memenuhi pendengaran mereka. Membuat mereka terpaksa memusatkan atensinya pada keadaan sekitar dimana hampir seluruh siswa sibuk menatap layar ponselnya.
Tak sedikit dari mereka menatap ponselnya tidak percaya. Seakan tengah menyaksikan sesuatu yang begitu mengejutkan.
Keempat insan ini pun dibuat menyerngitkan dahinya heran atas perilaku mereka semua.
KAMU SEDANG MEMBACA
Brother || Renjun x Doyoung ft. NCT Dream 00L
Fiksi Penggemar[END] Cerita ini sederhana. Tapi ku yakin setelah kamu membacanya, kamu akan berharap memiliki kakak seperti Kak Doyoung. Kalian boleh iri denganku, tetapi kumohon jangan membenci dan mencoba mengubah kenyataannya. Karena.. Itu begitu menyakitkan...