[4] 𝐻𝒾𝓈 𝒟𝒾𝓈𝑒𝒶𝓈𝑒

7.8K 1.2K 121
                                    


Sebelum mereka berpisah menuju kamar masing-masing untuk menikmati istirahat yang nyaman, keempatnya seperti biasa berkumpul di ruang keluarga untuk sekedar berbincang menghabiskan waktu bersama.

"Renjun, Doyoung. Besok papa dan mama harus pergi ke Jepang karena ada urusan pekerjaan. Kalian keberatan?" tanya sang Mama.

"Yah.. Lama dong?" Renjun mengeluh dengan wajah yang sedikit ia tekuk.

"Gak juga kok sayang, cuman sebulan aja.. Gapapa ya? Doain papa mama projectnya berhasil yaa" Jawab Papa kemudian.

"Aku selalu doain papa mama kapanpun kok. Kalau ini keputusan papa mama, Doy support selalu"

"Sebenernya.. Renjun gak mau jauh-jauh dari papa mama, tapi kalau ini yang terbaik gapapa. Kan ada Kak Doyoung hehe"

Renjun menatap Doyoung dengan berbinar. Sementara Doyoung hanya tersenyum miring meremahkan.

"Kakak jadiin budak ya"

"heh kakak!" ucap Mama terkejut.

"yee canda ma, yakali Doy jahat sama adik tercinta"

Doyoung dengan ringan menarik tubuh Renjun untuk ia bawa kedalam dekapannya sembari sedikit menggodanya.

"Pegang pegang kena denda!" jawab Renjun yang kemudian disambut tawa dari ketiga orang kesayangannya.

-

Suasana sekolah seperti biasanya mulai dipenuhi murid-murid. Belum banyak murid yang hadir di gedung menjulang ini karena bel baru akan berbunyi satu jam kemudian. Saat ini kelas X - MIPA6 hanya diisi oleh kedua laki-laki tampan yang tengah asik berbincang hangat di meja pojok mereka.

"Eh Jen.. Yang kemaren itu.." tanya Jaemin sedikit ragu.

Jeno sedikit tersentak dengan pertanyaan dadakan oknum Jaemin. Sayangnya melihat situasi sekarang, ia sama sekali tidak bisa menghindar seperti biasanya.

"R-Renjun?" tanya Jeno mengulur waktu.

"Iya.. Sorry kalo boleh tau kenapa bisa separah itu?"

"Ummm.. Sebenarnya, Renjun paling gak suka kalo udah ngomongin ini.. Tapi mumpung anaknya gak ada gua jelasin singkat aja ya"

Jaemin mengangguk sebagai balasannya. Tahu akan menjadi serius, Jaemin pun mengambil posisi yang nyaman untuk menyinak Jeno dengan seksama.

"Renjun mengidap penyakit hemofilia. Hemofilia itu gangguan pembekuan darah akibat kekurangan faktor VII dan IX. Kekurangan faktor pembekuan ini ngebuat darah susah membeku. Kalau di umpamakan sama kita. Kalau kita luka kecil, semenit juga udh kering kan. Beda sama Renjun, dia gak akan berhenti darahnya sebelum ditanganin."

"Tanganinnya pake apa? Suntikan yang dari Kak Doyoung kemarin itu?"

"Iya.. tapi suntikan itu gaboleh sering dipake karena ada efek sampingnya juga makanya kenapa Renjun bahkan gak boleh ikut olahraga karena untuk mencegah peluang kena luka fisik"

"Hah.. Pantes.. Tapi, Renjun bisa sembuh kan Jen?"

Jeno meneguk salivanya kasar. Ia menggaruk tengkuknya yang tak gatal. Lagi-lagi pertanyaan Jaemin membuatnya merasa terpojokan.

"uhmm.. Sayangnya lagi.. Enggak bisa. Selama dia masih hirup oksigen di bumi, Renjun harus rutin kontrol dokter dan nerima pengobatan-pengobatan itu"

Jaemin membeku. Pernyataan pahit macam apa yang baru saja ia dengar? Ia menunduk sedu. Ia tahu ia baru saja mengenal Renjun kemarin, tapi ia tahu Renjun adalah sesosok yang baik. Tak seharusnya Renjun mengalami ini semua. Seharusnya penyakit bisa disembuhkan, mengapa Renjun tidak bisa?

Brother || Renjun x Doyoung ft. NCT Dream 00LTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang