"Seperti biasa ya nak, kondisinya stabil tidak ada yang perlu di khawatirkan" Ucap seseorang dengan jas putih lengkap dengan nametag salah satu rumah sakit ternama di Korea Selatan.Doyoung tengah berbicara empat mata dengan sang dokter. Sementara Renjun saat ini tengah ditangani perawat untuk melakukan pengobatan rutinnya.
"Terima kasih dok, tapi maaf saya mau bertanya dok.."
Dokter Lee tersenyum sebagai balasannya.
"Silahkan Doyoung"
"Ummm.. Pengobatan Renjun apa memang semahal ini ya? Maksudnya gak ada yang lebih murah lagi gitu Dok?"
Dokter Lee menampilkan senyum ramahnya. Ia paham betul dengan apa yang menimpah keluarga kecil itu.
"Gini Doyoung.. Hemofilia ini bukan suatu penyakit yang mudah untuk ditangani. Pengidapnya juga tergolong jarang. Maka dari itu fasilitas pengobatannya hanya ada di rumah sakit tertentu. Otomatis mau gak mau begini adanya Doyoung.. Dokter minta maaf gak bisa memberi jalan keluar buat kalian.."
Tersirat kekecewaan di hati kecil Doyoung. Tetapi sebisa mungkin ia tetap tersenyum merelakannya.
"Iya dok gak masalah kok, justru saya mau berterima kasih sama dokter karena sudah merawat Renjun dari masih kecil"
"Haha.. Iya gak kerasa udah SMA aja anaknya"
Doyoung dan juga Dokter Lee secara bersamaan memandang Renjun dari kejauhan. Keduanya tampak tersenyum bangga sekaligus haru.
Seusai memasukkan cairan kedalam tubuhnya, Renjun juga Doyoung kemudian pergi meninggalkan rumah sakit tersebut untuk kembali ke sekolah. Pagi ini mereka telah izin kepada pihak sekolah untuk masuk siang.
"Makasih, I love you kak!"
Renjun melambaikan tangannya dan segera melanjutkan perjalanannya ke kelas usai berpisah dengan sang kakak di lift.
"Eh Njun! Udah balik?" Suara Jaemin langsung menyapa kedatangannya sedetik setelah ia membuka pintu kelas.
"Iya, udah"
"Gimana, lancar kan?" Tanya Jeno.
"Lancar kok kayak biasa"
Keduanya pun mengangguk mengerti. Namun sayangnya Renjun tak melihat satu sosok lainnya disana.
"Haechan di toilet"
Renjun tersenyum. Sedikit terkejut pula bahwa Jeno begitu mengerti gerak-geriknya.
"Gue nyusul Haechan deh, kebelet juga nih"
Renjun pun kembali bangkit dari kursinya yang belum lama ia duduki.
Koridor sekolah terasa sangat sepi. Maklum, kelas miliknya berada di pojok dimana aktifitas murid jarang terlihat. Ia berjalan dengan santai menuju toilet yang biasa digunakannya dengan teman-temannya. Alasannya karena sepi untuk mereka.
Grepp
Siapa yang menduga tiba-tiba lengannya ditarik kasar memasuki ruangan kecil tempat berkas-berkas diletakkan.
"Ah.."
Renjun merintih kecil sebab tarikan tersebut membuat lengannya terasa tercubit kasar.
![](https://img.wattpad.com/cover/256530523-288-k52413.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Brother || Renjun x Doyoung ft. NCT Dream 00L
Hayran Kurgu[END] Cerita ini sederhana. Tapi ku yakin setelah kamu membacanya, kamu akan berharap memiliki kakak seperti Kak Doyoung. Kalian boleh iri denganku, tetapi kumohon jangan membenci dan mencoba mengubah kenyataannya. Karena.. Itu begitu menyakitkan...