29

1.6K 100 2
                                    

"Turunin di sini aja," pinta Dyra pada Alga yang sedang menyetir mobilnya memasuki area sekolah.

"Males berhenti," balas Alga cuek seraya keluar mobil.

Dyra berdecak pasrah, ia hanya malas menjadi pusat perhatian.

Dyra berjalan di belakang Alga menuju kelas, benar dugaan Dyra, sekarang ia menjadi pusat perhatian. Beberapa sindiran halus terdengar di telinganya membuat Dyra menundukan wajahnya.

"Jijik Kang Caper lewat," ucap gerombolan siswi diiringi dengan tawa ejek.

"Iya mana gendut lagi, mana pantes jalan bareng Alga," sahut yang lainnya.

"Ssstttt diem, nanti ngadu lagi, hahaha," ejek mereka.

Dyra hanya diam mendengarkan, sedangakan Alga masih stay cool dengan telinga bersumpal airpood.

Bruuuukkk!

"Aww, kalau mau berhenti itu bilang," ucap Dyra menubruk belakang Alga.

Alga menatap sekitarnya dingin, "Gue mau lo berhenti jalan di belakang gue, tapi di samping gue."

Dyra menerjapkan matanya, "kenapa?"

"Karena itu keinginan gue." Alga menarik tangan Dyra agar berjalan di sampingnya.

Tidak jauh dari Alga dan Dyra, Bisma tak berhenti mengoceh tentang gosip hangat di sekolah pada Galen.

"Lo tau gak Gal?"

"Gak," jawab Galen.

"Katanya sahabat kita Alga udah punya pacar? Ada yang lihat kemarin mereka pulang bareng cewek."

"Siapa ceweknya?" tanya Galen.

"Kayaknya anak sekolahan ini deh."

"Gosip mulu lo, jadi gue keikutkan."

"Yee...No gosip no life."

"Terserah Bis."

"Lo masih suka sama Dyra Gal?"

"Kenapa nanya?"

"Gak nanya aja, tuh lihat Alga gandeng tangan Dyra." tunjuk Bisma jauh di depan sana melihat Alga dan Dyra berjalan bersama.

"Masih suka, Alga juga tau dan gak mungkin dia nikung gue," jawab Galen.

"Kalau lo suka, kenapa gak lo nyatain perasaan lo ngab?"

"Ck, kalau dia punya perasaan sama gue. Udah dari dulu gue jadian," ungkap Galen.

Bisma tertawa menepuk bahu Galen, "jadi ceritanya, cinta berclap satu hand."

"Tapi gue tetap berjuang buat buktiin kalau gue layak milikin dia," kata Galen.

"Dihh maksa lu, kalau Dyra cinta sama yang lain gimana?"

"Ya.. gue bakal nunggu dia sampai kapan pun."

"Najiss bucinn lu," tawa Bisma.

Sedangkan Galen tersenyum miring melihat Alga dan Dyra yang semakin menjauh dari pandangannya.

Di terik matahari siswa/siswi berkumpul di lapangan melihat anak kelas Alga bermain sepak bola. Sebagian orang menonton untuk tebar pesona, karena pemain basket dan penontonnya Cantik dan Ganteng, apalagi kelas Alga dan Dyra yang terkenal dengan visualnya.

"Prittttttttt."
Peluit ditiup tanda berakhirnya permainan sepak bola yang dimenangkan jepas Alga.

"Wahhh hebat juga lo Bis," ucap Galen pada sahabatnya karena tendangan finalti Bisma membuat kemenangan kelas mereka.

"Ck, biasa aja cuma main," ucap Alga.

"Emang gue jago no debat." Bisma membanggakan dirinya sendiri.

"Kalau orang jago itu, diakui bukan mengakui," balas Alga.

"Ehhh lihat deh, Dyra lari ke arah kita," ucap Bisma membuat kedua sahabatnya yang duduk beristirahat ikut menoleh.

Dyra yang sudah sampai berada dihadapan mereka sedikit terengah, tak lama juga Reva datang.

Dyra menyodorkan sebotol air minum buat Alga, namun dengan cepat Galen berdiri dan menerima botol tetsebut.

"Terimakasih Ra," ucap Galen tersenyum.

Sedangkan Alga yang ingin menyambut dengan cepat menurunkan tangannya. Ia melihat Dyra yang menatapnya bersalah.

"Ohh iya gal, sama-sama," ucap Dyra canggung.

"Dyra, cepet gue kebelet," desak Reva menarik pelan tangan Dyra.

"Aku duluan yaa," pamit Dyra sembari menatap Alga.

Galen kembali duduk dengan hati senang karena menerima perhatian dari Dyra. "Lihat Bis, gue di kasih minum sama Dyra, jangan-jangan dia udah cinta sama gue."

"Pd najiss lu," sahut Bisma karena ia juga melihat kejadian itu.

"Gue duluan, gerah mau ganti," ucap Alga.

"Gue juga duluan, byee Galen bucin," ucap Bisma mengikuti langkah Alga.

"Kalian jahat, aku ditinggal..," teriak Galen. Yang hanya diacungi Bisma jari tengah.

Galen memandangi botol yang dipegangnya, "gue tau lo mau kasih Alga kan Ra, padahal lo tau gue cinta banget sama lo."

Seseorang menjentikan jarinya di muka Galen, membuatnya sedikit terkejut. "Ck, padahal gue sering buat kesempatan buat lo bisa milikin dia, tapi lo sendiri yang ngehancurin," sinis Rebecca.

"Kok lo nyalahin gue sih," bentak Galen.

"Yaa siapa lagi yang gue salahin, lo tolol sih. Udah tau rencananya kayak gini tetap aja ada halangan buat rencana jadi gagal."

"Lo aja yang bego buat rencana." Galen ingin pergi dari hadapan Rebeca namun langkahnya terhenti.

"Gue yakin, lo pasti tau kalau Dyra jatuh cinta sama Alga," ungkap Rebecca.

Galen berbalik dan tersenyum miring, "Yaa gue tau, dan Alga gak akan nerima cewek yang udah gak perawan," balasnya yakin.

"Emang lo yakin sama ucapan lo?. Gak akan nerima cewek yang gak perawan, berarti ada alasan dong kalau dia nerima karena suka," Rebecca mengangkat alisnya seraya tersenyum mengejek.

"Dan lo akan bersedia untuk bekerja sama dengan gue, karena tujuan lo adalah Alga," kata Galen.

"Kita sering lo kerja sama, tapi gue rugi terus kalau sama lo."

"Bagian mana rugi?, gue bantu lo buat nguasain harta om Farel, dan gue juga buat ide biar si kakek tua itu meninggal. Apasih yang rugi, lo malah untung."

Rebecca tertwa sinis, "Ohh gue sangat berterimakasih sama lo, dan asal lo tau yang ngebunuh Om Farel juga papa lo Gal," ungkapnya.

Di lapangan sudah sunyi membuat mereka leluasa membicarakan rahasia mereka.

"Rebecca, kita sama-sama untung. Terus lo kenapa ngungkit-ngungkit rahasia kita?"

"Lo sadar gak sih, lo itu gak tau diri."

"Maksud lo," Galen mendorong bahu Rebecca.

"Kurang jelas lo gak tau diri." Rebecca tersenyum meremehkan.

"Terserah, kalau lo gak mau bantu gue. Gue akan ngungkapin yang sebenarnya," ancam Galen.

"See, lo gak sadar."

"Cukup Rebecca, perdebatan kita berakhir." Galen pergi meninggalkan Rebecca yang sedang menatapnya tajam.

****
Jangan lupa votte & comen ya..

Follow juga aku author

putriafrillaa_

&

triputriihldsr

AlDyra StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang