19

2.1K 113 9
                                    

Setelah ke dokter kandungan Alga dan Dyra pulang ke apartemennya. Di Apartemen sudah rapi tinggal merapikan barang yang mereka bawa. Selagi Alga memasukan baju, Dyra tiduran di kasur karena dilarang dokter untuk tidak terlalu capek karema usia kandungannya masih muda.

"Masih lama?" tanya Dyra.

Alga masih sibuk menata psnya di kamar, mengabaikan Dyra.

Dengan kesal Dyra keluar kamar dan menuju dapur mencari sesuatu yang bisa di makan. "Kosong, huwaa aku laper. Padahal udah makan." Dyra mengusap perutnya.

Ketika berbalik Dyra menabrak dada Alga, membuatnya mengaduh. "Mau makan apa?"

Dengan kesal Dyra menjawab berbagai makanan. "Cimol, Pisang keju, martabak manis, bakso, sama es cendol."

Alga mengambil hp di kantongnya dan mengetik sesuatu yang Dyra tidak tau.

      Dyra duduk di meja makan, di depannya semua makanan yang ia inginkan semua ada. Bukan senang Dyra malah bertambah kesal pada Alga. Dikira Dyra, Alga yang membelikannya ternyata malam mang ojol yang datang membawakan makanannya.

"Cepet makan, udah malem," kata Alga.

Dyra menatap semua makanan di depannya tidak bernafsu. "Kalo makan itu gak boleh dimainin," tegur Alga melihat Dyra yang mengaduk makanannya.

Dengan terpaksa Dyra menyuap baksonya. "Kalo gak habis, gue gak akan lagi menuhin apapum permintaan lo, dengan alesan lo ngidam." Alga pergi ke kamar untuk sholat isya meninggalkan Dyra.

Dyra menatap meja makan dengan mata berkaca-kaca. Perlahan ia memasukan semua makan ke mulutnya. Perlahan ia pun terisak dengan mulut penuh makanan.

Alga yang selesai sholat mendengar isakan dari luar kamar. Dengan sabar Alga kembali ke meja makan melihat Dyra yangasih terisak dan bajunya kotor bekas muntahnya. Dyra yang masih menangis tidak berani menatap Alga.
"Berdiri," titah Alga. Perlahan Dyra berdiri dengan kepala tertunduk.

Tanpa aba-aba Alga mengangkat tubuh Dyra ke kamar mandi, membantunya membersihkan diri.

      Setelah mengganti baju, Dyra ingin membersihkan bekasnya tadi. Namun sudah bersih karena Alga yang sudah selesai membersihkannya. Alga melewati Dyra tanpa mengucapkan apapun.

Dyra sampai ke kamar melihat Alga sudah tidur di sofa. Ia duduk di tepian ranjang sambil menatap wajah Alga, entah kenapa rasa Kesalnya hilang hanya menatap wajah Alga. Rasa kantuk pun menyerang Dyra, membuatnya tidur menghadap Alga.

       "Tolong...tolong bundaa, tolong... Hikss hikss... hikss."
Alga terbangun mendengar suara Dyra yang mengigau. Alga mendekati Dyra dan memukul pipinya pelan yang sudah berlinang air mata.

"Dyra," panggil Alga karena merasakan tubuh Dyra yang hangat. "Raa, bangun...Dyra," ucap Alga membuat Dyra sadar dan langsung memeluk erat Alga. "Hikss...hiks jangan tinggalin aku," ucap Dyra terisak. Sedangkan Alga mengusap belakang Dyra agar sedikit tenang.

Isakan tadi sudah berganti dengan dengkuran halus. Dyra tertidur di pelukan Alga, yang memeluknya erat. Ketika ingin melepaskan pelukan dari Dyra membuatnya tidak tega karena Dyra bergerak tidak enak. Dengan pasrah Alga merebahkan dirinya di samping Dyra yang menyembunyikan kepalanya di dada Alga. Perlahan mereka tertidur pulas. 

Dyra terbangun karena alarm berbunyi, ia meraba apa yang sedang dipeluknya seperti bukan guling. Dengan perlahan matanya terbuka sempurna mendapati wajah Alga tepat di depannya. Sedangkan tangan Dyra masih memeluk Alga seperti guling.

"Aaaarggggghhh," teriak Dyra membuat Alga  terbangun kaget.

"Kenapa?" tanya Alga ketika mereka sama-sama terbangun. Dengan polos Dyra menggeleng.

AlDyra StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang