37

1.5K 90 2
                                    

Seperti rencana kemarin, Dyra menyetujui  membantu Bisma untuk melepaskan Rebecca dari Adriana ibu nya yang kejam.

Sekarang Dyra ditemani Alga dan dua Pengacara untuk mengambil kembali warisan yang telah diambil darinya.

Sebelum itu dia telah melaporkan Om Devan atas laporan pembunuhan Kakeknya, dengan beberapa bukti kuat yang telah diberikan ke polisi.

"Ngapain kamu ke sini!!!"

Baru saja Dyra dan Alga datang sudah disambut Adriana dengan bentakan.
Dua Pengacara tersebut memberikan map yang berisi tuntutan.

"Ini gak masuk akal!!" Adriana merobek map tersebut.

"Maaf Tante, aku ngelakuin ini karena udah gak tahan kehidupan aku terus diganggu sama Tante, dan aku mohon Tante lepasin Rebecca sebagai jaminan," ucap Dyra tenang.

Adriana sudah maju selangkah ingin menampar Dyra, namun dicegah Alga dengan cepat.

"Jika Nyonya melakukan kekerasan terhadap klien kami, kami akan tuntut atas perlakuan kekerasan," ucap salah satu pengacara.

"Kamu pikir ini semua menguntungkan kamu, salah besar ini malah menjerumuskan mu, haha." ujar Adriana.

"Setidaknya saya tidak rugi banyak," ucap Dyra.

"Kami tunggu nyonya di pengadilan," ujar pengacara.

Setelah itu mereka pergi meninggalkan kediaman Dyra yang telah diambil.

Adriana pergi ke ruang bawah tanah menemui Rebecca yang sedang dihukum.

"Anak gak berguna, capek-capek saya besarkan malah merugikan saya," ucap Adriana sembari menjambak kasar rambut Rebecca.

"Kamu itu masih untung saya kasih umur, bukannya balas Budi malah menghancurkan saya. Kamu itu pantas mati."

Tak henti-hentinya Rebecca dilontarkan kata-kata kasar, yang lebih parahnya dia dipukul dengan kayu balok.

Setelah puas memumuk Rebecca, Adriana menatap murka padanya, "Mama gak capek mukul Rebecca?" tanyanya dengan suara parau.

"Saya lebih capek lihat kamu hidup."

"Mama tau kenapa aku gak nangis saat dipukul?"

Adriana hanya diam menatap Rebecca dengan tatapan yang sama.

"Semuanya udah mati rasa bagi aku."

"Mama tau kenapa aku gak mati-mati meski udah disiksa, yaa Tuhan sayang mama karena kalo aku mati nanti kalo mama marah gak ada aku yang bisa dipukul."

"Diem kamu, kalo kamu anggep saya mama kamu harusnya turutin semua perintah mama, besok pokoknya mama harus terima kematian anak itu."

Rebbeca menyentuh lebam bekas pukulan Adriana. "Perih, tapi lebih perih di sini." Rebecca memegang dadanya yang nyeri.

****

Jangan lupa votte & comen yaa...

Follow juga akun author

putriafrillaa_

&

triputriihldsr

AlDyra StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang