/28/ PNT

620 93 7
                                    

He-Ran memperhatikan pemandangan dari luar kaca jendela mobilnya. Semalam ia keluar dari rumah sakit, dan mengambil cuti untuk beberapa hari. Ia merasa malu kepada Jimin terlebih pada dirinya sendiri. Mereka sudah berakhir tapi tetap saja tanpa sadar dirinya masih belum mau melepas Jimin pergi.

"Kau memikirkan sesuatu?"
Ucap Hana.

He-Ran menggeleng lemah.

"Ani, aku hanya senang akan bertemu ibu"
Ucap He-Ran.

Kedua gadis itu sedang menuju ke makan sang ibu. Sudah jadi rutinitas setiap seminggu sekali mereka akan melihat makam sang ibu.

Hana dan He-Ran segera turun setibanya mereka di pemakaman.

Saat di tengah perjalanan, Hana memilih kembali ke mobil untuk mengambil bunga yang sempat tertinggal. Bunga yang akan mereka letakkan di pusara sang Ibu. Sementara He-Ran melanjutkan menuju makam sang ibu berada.

Dari jarak sekitar lima meter. Ia melihat ada dua orang di sana. Berdiri di depan makam sang ibu.

Baru saja dua langkah akan mendekat dua orang itu berbalik dan mereka bertiga bertemu muka.

He-Ran sedikit bingung melihat Jimin di sana bersama seorang wanita paruh baya.

Sementara kedua orang itu terlebih Jimin terlihat sedikit terkejut.

"He-Ran ah?"
Gumam Jimin.

Mendengar nama He-Ran si wanita yang bersama Jimin bukan main terkejut.

Dia tahu nama itu, Kim He-Ran dan Kim Hana merupakan nama anak-anak dari wanita yang ia tabrak dua tahun lalu.

Mereka berdua adalah orang yang paling ingin Hyomin panjatkan permohonan maaf sedalam-dalamnya akibat kejadian itu.

"Kim He-Ran?"
Ucap Ibu Jimin.

Hyomin hendak menghampiri He-Ran namun, Jimin menahan ibunya.

"Eomma kita pergi dari sini"
Bisik Jimin singkat dan membawa ibunya pergi.

He-Ran hanya bisa diam melihat kepergian dua orang itu dari jauh.

Ia kembali menuju makan sang ibu.

Tak lama Hana kembali dengan sebuket bunga lalu di letakkan di pusara sang ibu.

"Siapa yang membawa ini?"
Ucap Hana melihat ada sebuket bunga lain di sana.

He-Ran awalnya tak ambil pusing. Namun ia mulai berpikir untuk apa Jimin ke sini sedangkan hari pemakaman sang ibu ia bahkan tak datang. Dan siapa perempuan tadi. Tapi, seperti tidak asing. He-Ran pernah melihatnya dimana tapi gadis ini lupa.

He-Ran duduk melihat-lihat buket bunga itu dan menemuka secarik kertas disana.

"Cheosonghamida...

Hanya satu kata tertulis di sana.

He-Ran nampak diam sambil berpikir.

.
.
.

Di dalam perjalanan pulang Hana dan He-Ran tak banyak bicara.

Sementara kepala He-Ran masih terus berpikir tentang bunga dan Jimin yang mengunjungi makam ibunya.

"Eonnie.. aku akan turun di sini"
Ucap He-Ran.

Hana mengernyit tak mengerti.

He-Ran minta di turunkan di jalanan seperti ini?

PLAYER'S NEXT TARGET✓|PJM (COMPLETED-END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang