/6/ PNT

774 117 4
                                    

He-Ran kembali ke kelas dengan rasa kesal yang membuncah di dadanya.. bisa-bisanya dua orang itu membuat keributan sepagi ini dengan menyeret namanya... Tak sedikit yang melihat kejadian itu dan mengarahkan tatapan heran pada sosok yang jadi pusat perbincangan. He-Ran gadis biasa yang hanya ingin melewati masa sekolah dan remajanya dengan biasa saja juga.. tak muluk.. muluk.. dari kecil tak ada yang istimewa darinya jadi dia tumbuh dengan persaaan yang demikian juga dan nyaman dengan itu.. namun semua seolah berubah sejak Jimin namja bertajuk most wanted itu mencapnya sebagai korban selanjutnya, belum lagi Jungkook yang juga lumayan terkenal di antara siswa dan siswi mulai berani menunjukkan perhatian berlebih nya pada He-Ran yang notabennya sahabat.

Dia tak suka semua perhatian yang dia dapat tiba-tiba ini. Bahkan beberapa siswi mulai bersikap tak ramah padanya.

Tak lama dari sudut mata ia menangkap sosok Jimin yang masuk kedalam kelas. Sebelum duduk ia meletakkan kacamata He-Ran tanpa kata di atas meja gadis itu.

Jimin duduk di bangkunya dan melewati kelas itu dengan tenang.. tak ada gemuruh perang yang ia sulut untuk mengganggu He-Ran yang tengah fokus memperhatikan mata pelajaran bahasa Inggris kesukaannya.

Kelas itu usai.. dan tersisa dua kelas terakhir yang dibatalkan karena guru mendadak ada rapat dadakan tentang festival musim panas yang akan di adakan sekolah.. dengar-dengar akan ada acara perlombaan olahraga antar kelas yang hendak di selenggarakan.

Jimin mengambil kesempatan luang ini untuk mengumpulkan tim basketnya untuk berlatih.. entahlah dirinya juga sudah berasa tak tahan untuk tak menyelesaikan urusannya dengan Jungkook tadi pagi.

Dan jika sang Kapten tim yang memberi komando berlatih anggota nya akan menurut meski itu Jungkook sekalipun.. basket dan He-Ran adalah dua hal yang berbeda.. tapi entahlah dengan Jimin.. dia seperti akan mencampurkan kedua hal itu..

"Ikut aku"
Ucap Jimin tanpa basa-basi menyeret He-Ran dari bangkunya keluar kelas.

Lagi tatapan tajam dan menusuk banyak ia dapat.. dan apa yang He-Ran lihat, Jimin bahkan tak menyadarinya.. tak menyadari kesulitan yang Jimin beri sejak main-main dengannya.

"Park Jimin, aku lelah.. ku mohon berhenti menyeret ku dalam masalah kau dan Hana. Kenapa disini aku yang paling kau buat menderita.. masalah mu dengan kakak ku"
Ucap He-Ran.

"Sekarang masalah ku juga pada mu.. kau melukai ego ku berkali-kali karna dengan gamblang menolak ku..."
Ucap Jimin.

"Apa alasan mu tak jatuh hati pada ku?"
Ucap Jimin.

"Ya! Apa semua wanita di sekolah ini harus suka padamu?"
Ucap He-Ran.

"Kenapa tidak?"
Ucap Jimin.

"Aku gadis biasa saja yang awalnya melewati hari penuh ketenangan.. meski kau tampan dan menarik di berbagai sisi apa aku bisa menerima sikapmu yang kekanakan ini dan jangan lupa kau pemain wanita yang handal? Aku gadis biasa sebenarnya tak mengharapkan lelaki seperti mu.. susah membayangkan kau bisa bersama ku dan sebaliknya.."
Ucap He-Ran.

"Ya! Kau itu terlalu naif dan serius..."
Ucap Jimin.

"Aku hanya berpikir dalam.. berbeda dengan mu.. mungkin aku hanya akan suka dan jatuh hati pada lelaki yang sama untuk waktu yang sangat lama.. dan aku tak berharap itu dirimu.. aku tahu kau tak akan lama bersama satu orang wanita iyakan?"
Ucap He-Ran.

"Semakin kau menolak ku semakin itu juga tekad ku bulat tak akan berhenti mengganggumu.."
Ucap Jimin.

"Apa mau mu?"
Ucap He-Ran tanpa basa basi ia sudah lelah..

"Kau jatuh hati pada ku"
Ucap Jimin.

"Meski aku sudah tahu jika nanti kau akan meninggalkan aku begitu saja? Kau terlalu gamblang di awal.. kau bahkan tak sempat memberiku kesempatan berandai-andai yang jauh"
Ucap He-Ran.

PLAYER'S NEXT TARGET✓|PJM (COMPLETED-END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang