"Jeon Jungkook, kau sudah pulang?"
Wanita yang masih terlihat menawan di usia kepala empat itu mendapati sang putra tungggalnya telah pulang."Eoh.. eomma"
Ucap Jungkook. Matanya tak fokus sebab guncangan akibat pertengkaran dengan He-Ran masih segar terasa sebab baru berlalu beberapa menit yang lalu sebelum ia tiba di rumah.Sang ibu tak sengaja menangkap tangan anaknya yang mendapat luka sedikit biru dan lecet.
"Jungkookie tangan mu kenapa nak?"
Ucap sang ibu penuh kekhawatiran dengan tanpa basa-basi memeriksa tangan sang anak lebih dekat. Lukanya kecil tapi darah yang ada di sana lumayan banyak."Katakan apa yang sebenarnya terjadi?"
Ucap Ibunya menaruh sedikit rasa curiga.Jungkook dengan cepat menarik tangannya dadi sang Ibu.
"Geunyang.. aku sedikit cedera saat berlatih basket tadi"
Dusta Jungkook."Eomma.. kenapa kau terlihat berbeda sekali hari ini? Eomma akan pergi ke suatu tempat?"
Ucap Jungkook mengalihkan perhatian sang Ibu.Kini balik sang Ibu yang merasa serba salah saat mendapat pertanyaan dari sang anak.
"Jeon Jungkook, eomma sudah pernah bercerita kan tentang teman dekat eomma-"
Ucap Ibu Jungkook dengan hati- hati."Apa ini saatnya? Apa eomma ingin memperkenalkan kami satu sama lain?"
Ucap Jungkook.Ibu Jungkook mengangguk ragu.
"Nde eomma, aku bisa paham. Semenjak kepergian appa kau pasti merasakan banyak kesulitan apalagi untuk mengurus anak seperti ku. Selama ini aku belum bisa membahagiakan mu atau meringankan beban mu. Setidaknya aku tak jadi penghalang kebahagiaan eomma jika dia memang yang terbaik untuk melengkapi kekosongan sosok Appa di keluarga kita"
Ucap Jungkook."Terimakasih nak"
Ucap Sang ibu langsung memeluk sang anak dan mengelus kepala sang anak yang kini jauh lebih tinggi itu.Jungkook lelah, setelah He-Ran hatinya yang sakit ini harus dihadapkan dengan kenyataan bahwa akan ada sosok yang akan menggantikan posisi mendiang ayahnya di hati ibunya. Ia tak bisa egois, ibunya sudah berkorban banyak untuknya. Salah jika He-Ran menyebutnya egois bukan?
.
.
.Jimin melempar ranselnya asal dan menjatuhkan diri ke atas ranjang. Kondisi kamarnya remang-remang sebab hanya satu lampu tidur di samping ranjang saja yang menyala, dan saat ia menekan saklar dan berniat kembali ke ranjang ia dikejutkan dengan sosok seorang pria bersandar di dinding tak jauh darinya.
"Waaah.. kamchagiya! "
Teriak Jimin.Laki-laki itu juga sedikit terkejut karna teriakan Jimin.
"Appa? Sejak kapan kau disana?"
Ucap Jimin.Ya, itu ayahnya.
"Tak lama sejak kau membuka pintu dan aku berdiri disini tak lama saat kau menjatuhkan diri keranjang"
Ucap Ayahnya.Ayahnya meneliti penampilan wajah Jimin yang mana lebam dan luka di sudut bibir sang anak mencuri perhatiannya.
"Kau dipukul siapa?"
Ucap Nya lagi."Ada apa datang kemari?"
Ucap Jimin mengalihkan perhatian dari pertanyaan sang Ayah.Ayahnya diam sejenak.
"Bisa kau bicara dengan ku sebentar?"
Ucap Ayahnya.Ayah-anak itu kini berada di ruang tv, duduk bersisian.
"Park Jimin dengar, eomma mu sudah menikah lagi-"
Ucap Ayahnya."Lalu kau juga akan menikah?"
Potong Jimin.
KAMU SEDANG MEMBACA
PLAYER'S NEXT TARGET✓|PJM (COMPLETED-END)
FanfictionMenjadi target selanjutnya dari seorang Park Jimin yang sebelumnya merupakan mantan sang kakak, bagaimana Kim He-Ran menghadapi ini?