Animal Girl (3)

741 73 0
                                    

Mata lentik itu terbuka di keremangan cahaya. Raut bahagia itu berubah lagi pilu ketika merasa sosok yang ada di dekatnya memeluk sepanjang malam hanya semu saja. Bernadette si cantik berkulit eksotis dari hutan alam tersenyum getir mengigit bibirnya yang kering. Rambut coklat terangnya terbentang di atas bantal putih menjadi alas kepalanya.

"Har...vey jahaatt.... tapi aku rindu." Bernadette beranjak dari tidurnya, lebih baik dia berkebun daripada memikirkan si pria yang mengesalkan bagi Bernadette.

Bernadette merenggangkan tubuhnya dan menasehati Pluto, burung Beo berwarna biru menyala yang dianggapnya selalu  berisik. "Diamlah, Pluto. Kau lama-lama mirip dengan pria itu. Awas kalau kau menghamili betina lain dan tak bertanggung jawab. Aku potong sayapmu dan pita suaramu!" ancam Bernadette dengan melotot.

Pluto melotot kaget juga setelah itu Bernadette tertawa karena berhasil menakuti Pluto.

.........................

Di sebuah ruang cafe VIP, seorang pria tampan bermata safir itu tersenyum sambil memandangi wanita cantik bergaun hijau yang seolah mengekspos tubuhnya. "Harvey, tidak menyangka jika kita bertemu dan kembali denganku."

Harvey menatap dalam pada si wanita cantik berambut merah itu. "Tatapanmu tadi sangat membuatku mengerti bahwa kau memang masih menginginkanku sebesar itu hahahah," lanjut si wanita itu masih menatapnya dengan damba sambil meminum bir mahal miliknya dalam gela kristal.

"Karen... Karen ... tetap tidak berubah dan selalu semaumu. Bagaimana jika kita bermain dulu?" Harvey mengangkat sebelah alsi tebalnya. 

Wanita bernama Karen itu tertawa dan melempar gelas kristalnya

................

Beberapa jam kemudian.......

Harvey terkejut dengan apa yang ada di depannya ketika dia buru-buru merapikan kemejanya. Mata besarnya semakin lebar karena terkejut. "Ru..iii?"

Harvey terus mengejar Rui atau Bernadette. Yang lebih membuat Harvey Shock adalah Rui jalan dengan pria lain.

Harvey mengenalnya. Tidak bukan pria  lain, tapi dia adalah Farkan. Si pria hutan menyebalkan itu. Harvey tidak bisa membiarkan semua ini.

............

"Rui! Mau ke mana?" tanya Harvey dengan nafas tersengal dan keringat yang membanjiri pelipisnya. Ternyata mengejar Rui begitu lelah.

Rui berhenti membalik tubuhnya dan menatap Harvey dengan dingin. Farkan hanya bersikap tenang. Rambut gimbalnya sudah terpotong rapi dan semakin membuat Harvey kesal. Dia ingat bagaimana si anak kepala suku itu selalu mencari perhatian pada Ruinya.

"Maaf, perlu anda ingat Tuan Harvey namaku Bernadette Morgan, bukan Rui. Lebih baik kau perbaiki lagi cara berpakaianmu. Aku rasa kau sudah cukup puas dengan wanita itu," balas Bernadette dengan nada gemetar di akhir kalimatnya.

Mata coklat madu Bernadette berkaca-kaca. Farkan menghembuskan nafasnya kasar. Sebelum Farkan menarik tangan Bernadette. Harvey berkata sesuatu yang membuat Bernadette terhenyak.

"Karen, wamita yang sudah menghasut dan menggoda Ayahku hingga mencelakai Ayahmu, Rui. Aku sudah memberinya pelajaran pahit. Jangan berpikiran yang tidak-tidak."

Hembusan angin menerpa Bernadette seolah menyetujui perkataan Harvey.
Bernadette menatap penuh tanya pada Farkan. Pria itu tersenyum.

"Kembalilah padanya." Suara bass Farkan mengalun dan menjadi senandung lembut pada hari Rui.

Hingga penjelasan Harvey benar-benar terbukti sampai beberapa minggu ke depan.

________

Kumpulan Kisah PendekTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang