sepenggal kisah manis 1

2.6K 170 6
                                    

Suara derap langkah bersepatu high heels saling beradu. Menimbulkan bunyi yang menghentak, tegas, dan cepat hingga menyadarkan beberapa orang beseragam putih khas pegawai. Dan sialnya bagi mereka saat itu sedang bersantai, mengobrol atau melakulan hal apapun yang tak ada hubungannya dengan pekerjaan.

"Hai, kembali ke tempat masing-masing. Mau diamuk sama macan kelaparan?" tanya seorang pegawai pria yang langsung mendatangi tempat berkumpulnya beberapa pegawai durhaka.

Toko Honey Cake belum terlalu ramai saat itu. "Woi, ya elaahh... Ga dengar apa suara sepatunya? Malah masih pada kumpul-kumpul di sini. Yang di depan sudah pada bubaran tuhhh."

Mereka hanya melirik si pegawai pria dengan tatapan tak peduli. Dan saat mereka kompak melirik sekali lagi, raut pias muncul satu persatu. Tanpa basa basi segera membubarkan kelompok dengan salah tingkah.

"Terima kasih ya, Ben. Sayangnya macan kumbang ini sedang tak kelaparan jadi cepat kembali bekerja!" suara perintah yang dalam dan ketus dari seorang wanita cantik membuatnya terpaku, takut. Namun, memberanikan diri untuk menengok.

"Ehh, Bu Violet... Hehehe maaf, Bu... Anu .... Eh ini...." Si pegawai terlihat makin gugup, tertawa tak jelas, menggaruk kepalanya dan cengengesan lagi.

Violet hanya menatapnya dingin. "kembali bekerja atau aku tuntaskan karir kamu di sini?!" gertaknya dengan nada yang tetap angkuh.

Secepat kilat pemuda itu langsung berlari karena dia masih ingin hidup.

................

"Vio," sapa seorang pria yang menyambutnya tepat saat dia keluar dari tokonya.

Violet berdecih sebal. Wanita cantik bertubuh tinggi itu menatap malas pada pria yang selalu menyambutnya setiap malam. Intensitas kehadirannya yang rutin membuat Violet hapal dengan nada bass suara si pria.

Violet menghela nafas lelah, melipat tangan di depan dadanya. "Anda ini suka sekali menganggu saya. Seperti di dunia ini hanya saya satu-satunya wanita yang anda tahu."

Pria berwajah tampan khas Melayu itu tertawa geli. "Pernyataan kamu sudah bagus dan benar. Aku setuju."

Violet menekan bibirnya kuat menahan emosi. Sorot mata cantik itu menatap tajam pada si pria yang sepertinya terlihat santai tanpa takut. Sama seperti bulan di atas langit yang tetap gagah terukir.

"Lagian jangan formal begitulah. Namaku Keiro masa lupa." Pria itu beranjak dari sandaran pada mobilnya berjalan mendekati Violet.

"Maaf saya sangat lelah hari ini tidak ada waktu untuk berbasa basi. Sebaiknya anda pulang." Violet menghindar dengan cepat melewati tubuh gagah Keiro.

Namun, dengan sigap pria itu menahan lengannya. Posisi mereka saling bersisian. "Sampai kapan kamu mau bersikap seperti ini denganku?" tanya Keiro lirih.

Violet mengetatkan rahangnya dan menutup mata. Mengatur nafas demi menahan sesak yang akan keluar. Violet akhirnya menoleh dan menatap nanar Keiro. "Tidak ada kata sampai kapan karena semua sudah aku tutup rapat-rapat," balas Violet dengan pelan dan menusuk.

Sesungguhnya Violet sangat membenci hal ini. Keiro yang selalu mengganggunya. Keiro yang membuatnya menjadi wanita menyebalkan hingga dijuluki macan kelaparan oleh para karyawannya. Dan sekelebat masa lalu yang silih berganti.

Tentang dua anak kecil bermain dan seorang pria dewasa yang dibawa polisi dengan tangan terborgol. Semua itu singgah kembali padanya menjadi pelekat perih tanpa manis

..................

Soon ke part 2

Kumpulan Kisah PendekTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang