Kapok jatuh cinta 1(UP)

649 63 4
                                    

Guys ini versi agak panjang dikit... ya maaf sekarang cara aku up WP begini sesuai mood dn menulis memang butuh mood yg enak hahaha.

Happy reading...

Mulmed : Pasto - Sayang

/............/....//.....

Bandung, 2014

Seorang gadis sedang makan dengan gaya yang berlebihan hingga teman-teman di sekitarnya tampak heran dan hanya satu yang tertawa geli. "Kamu berusaha sekali untuk terlihat jelek di hadapannya, Velove, "ucap temannya yang tadi merasa biasa saja. Kedua teman Velove masih merasa heran. 

"Lihatlah si bodoh yang duduk di arah jarum jam enam! Bagai buaya yang baru keluar dari goa gelap, "ujar Velove menunjuk seorang pemuda yang terus memperhatikan dirinya dengan pandangan mendamba. 

Suasana kantin kampus yang ramai tak mempan untuk memutus pandangan pemuda itu pada Velove Anggiska. Si gadis modis, populer dan putri tunggal pengusaha sukses yang baru masuk di tahun pertama kuliahnya. Banyak yang menyukainya tapi Velove masih bisa bersikap tenang dan biasa saja karena kebanyakan para pria yang menyukainya langsung minder mendapat respon dari velove. Namun, berbeda dengan seorang pemuda bernama Haris. Kakak tingkat setahun lebih tua darinya. Haris seperti buaya yang melihat mangsanya untuk terus diburu.

Kedua teman Velove akhirnya mengerti dan mengangguk seperti orang bodoh. Tak lama senyum sinis terbit dari bibir sensual Velove. 

.
.
.
.
.
.
.
.
.

Jakarta, 2021

Mata elang beralis lebat itu terus menatap tajam pada seorang wanita muda yang mengepel ruang kantor di luar ruangan pribadinya. Tak lama jemari lentik seorang wanita membelai halus pundaknya. "Sepertinya kamu sangat membencinya, Haris." Haris menoleh ke belakang dan menipiskan bibirnya lalu membelai lembut wajah cantik wanita bertubuh langsing dan putih itu. 

Namun, si wanita terkejut karena Haris mendorong dahinya kasar. "Haris! Kamu mau membuatku jatuh ke belakang?!"

"Pergilah, kamu berisik di sini!" usir Haris tanpa perasaan lalu mengalihkan lagi pandangannya pada wanita muda di luar yang dia lihat dari kaca ruangannya.

"Veloveee... kamu sekarang bisa apa?"


_______________________

Velove masih terus mengepel tapi sekarang berubah menjadi lebih cepat karena diliputi rasa kesal. Velove menatap ruangan Haris dan pria itu sedang asyik bermesraan dengan wanita ulat bulu. Ya, dia menyebutnya seperti itu karena memang gayanya seperti ulat bulu yang selalu meliuk-liuk menggoda lawan jenis. 

Saat itu Haris tak melihat Velove yang menatapnya. Mata cantik Velove menampakkan memory diiringi oleh cahaya ruangan kantor mewah yang mulai temaram. Memory tentang perjalanannya hingga menjadi OG untuk Haris Mirza. Sialnya, pria itu awalnya memakai nama Mirza untuk memancing Velove dan itu merupakan nama tengah dari Haris yang tak pernah diketahui. 

Seandainya dulu Velove dan keluarganya tak bangkrut, pasti dia tak akan bertemu pria menyebalkan seperti Haris Mirza Tanu. Ini mungkin karena dirinya dan keluarganya dulu terlalu sombong hingga Tuhan menghukum mereka sekarang. Mama Velove juga sekarang bekerja menjadi tukang cuci baju sedangkan Papanya justru melarikan diri setelah membuat mereka seperti ini. Tunangan hasil perjodohan Papa juga lebih memilih menghilang daripada bersamanya.

Velove mengepalkan tangannya erat menahan untuk tidak akan pernah menangis. Ah, Haris itu... aku tak menyesal membencinya dari dulu hingga sekarang. Batin Velove berkata dengan kesal hingga dia dikejutkan oleh sebuah tangan besar yang memegang tangannya yang mengepal. Kejutan kedua saat membuka matanya Haris sudah berada sangat dekat dengan wajah Velove.

"Kau! Apa-apaan ?!" Velove langsung mundur dengan mata melotot pada Haris.

Haris hanya tersenyum tipis. Tangan yang tadi hampir menggenggam Velove hanya tetap terangkat lalu meremas angin. "Kamu masih tidak mau berlaku sopan padaku."

Velove melirik sinis lalu melihat ke belakang Haris, kiri, kanan dan belakangnya sendiri. "Ke mana perginya si ulat bulu?"

"Ohh... perhatian juga padaku ya? Terima kasih sudah cemburu," balas Haris lalu berjalan mendekat pada Velove. 

Gadis itu ingin mundur dan segera pergi. Namun, Mirza lebih cepat menarik tangannya hingga tubuh Velove berputar dan memeluk Haris. "Haris! Ini sudah pelecehan... Le.. paskan, "ucap Velove dan nada suaranya berubah menjadi lirih. Padahal tadi Velove tampak tegar tapi jika sudah seperti ini bisa sedikit menakutkan baginya. Bahkan Haris memeluk pinggangnya semakin erat. 

Haris menatap dalam Velove dari kaca depan ruang kerjanya dan berbisik, "Aku masih menunggu jawaban kamu untuk menikah denganku. Kamu gak perlu capek-capek seperti ini dan Mama kamu juga bisa jadi wanita sosialita lagi."

Mata indah Velove membulat tak menyangka Haris masih ingin menagih jawaban darinya. Ternyata Tuhan tak mengabulak doanya untuk membuat Haris lupa dengan permintaan itu. Velove sudah berharap juga kalau hal itu hanya gurauan Haris tapi ternyata memang nyata. 

"Dan aku juga gak sabar untuk melempar uangku ke wajah Papa kamu. Sama seperti enam tahun yang lalu dia lakukan padaku." Haris menangkup wajah Velove ke samping lalu menciumnya dalam. 

"Bagaimana?" tanyanya lagi setelah ciuman yang panjang dan Velove yang terengah karena tak bisa mendorong Haris. "Kamu pasti sudah rindu hidup mewah. Memang kalau kamu tak mau, tapi Mama kamu, Vel."

__________




Kumpulan Kisah PendekTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang