The Sweet Change (4)

1.5K 116 4
                                    

Mulmed : Padi - menanti sebuah jawaban

Haris Pov

"Regan... " satu nama yang membuat lamunanku hilang. Kembali menyergap rasa yang tak mudah pupus. Tanganku bergetar karena dirundung senang.

"Halo," ucapku perlahan sambil berusaha mendengarkan.

"Haris, aku masih belum bisa. Aku tahu ini harus dijalani. Tapi berat untukku."

Suara lembut yang tak pernah aku lupakan. Regan memang yang pernah menjalin hubungan lama denganku. Aku tahu sulit.

"Regan, sabarlah. Oh ya, bagaimana kabarmu?" tanyaku mencoba mengalihkan pembicaraan.

Kamar bernuansa putih dan abu-abu ini menjadi tempat bagiku berpikir dan merenung saat ini. Reya, itu panggilan sayangku dulu. Dan saat ini Reya dan aku tidak sekamar. Aku tahu dia masih canggung dan asing padaku. Sangat...

Aku menunduk di bawah lampu temaram yang berkelap kelip. Meremas rambutku yang sudah lama tak dipotong. Berharap dengan hal itu bisa menetralkan keadaan yang sudah sudah terjadi saat ini.

"Aku masih menelepon berarti keadaanku cukup baik, hahaha. Tania sudah melahirkan sebulan yang lalu. Sangat lucu, tak menyangka aku akan mempunyai anak walau semua berawal dari kekacauan." Suara Regan terdengar lirih seolah menyimpan kesedihan.

Aku berhenti meremas rambutku, memejamkan mata dan menarik nafas lalu mengembuskan perlahan. "Jangan menyesali apapun, Regan. Termasuk hubungan kita dulu. Begitulah pula perjodohanmu dan Tania. Saat kalian ingin punya anak, kamu dengan sadar membuka diri pada istri kamu... "

"Oke... Oke... Terima kasih, Haris. Kamu orang yang berbesar hati. Selamat malam."

Tut... Tut... Tut...

Panggilan itu terputus dengan ponsel yang masih aku genggam dan tubuh terhempas mudah ke kasur. Sekali lagi meraba kasur yang cukup luas untuk diriku sendiri.

Memejamkan mata, sekilas memory itu melintas. Dulu Reya yang manis, periang, perhatian, sedikit cerewet selalu memperlakukanku penuh cinta. Pendekatan satu tahun membuatku jatuh cinta pertama kali dengan seorang wanita. Melupakan masa kecilku yang menyedihkan karena mama yang kabur dengan selingkuhannya, membuang aku dan ayah seenaknya.

Namun, pertemuanku dengan Regan terjadi ketika setahun aku dan Reya menjalin kasih. Bahkan di hari anniversary kami. Aku mengkhianatinya, kembali bercinta dan berciuman tepat ketika Andrea masuk ke apartemenku.

Malam ini air mataku menetes. Terisak lalu menangis, memeluk diriku sendiri seperti bayi kecil. "Reya, maaf."

.....................

Andrea Pov

Semalam aku bermimpi buruk tentang dua monster seram yang seolah menyakitiku. Dan aku berlari.. Terus berlari karena salah satu monster seram itu mengejarku. Namun, sekarang aku bisa merasa senang karena Mas Haris, Tunanganku mengajakku berkeliling di sekitar villa dengan sepeda.

Pemandangan yang sangat indah membuatku lebih nyaman, terutama memeluk pinggang Mas Haris yang memboncengku.

Mentari pagi yang cerah membuat suasana kabupaten kecil ini semakin indah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Mentari pagi yang cerah membuat suasana kabupaten kecil ini semakin indah.

"Mas, jika kamu lelah kita bisa berhenti," ucapku yang terlihat khawatir juga padanya. Ya, Mas Haris selalu perhatian dan membantu apapun keperluanku selama hampir dua bulan di sini. Sebenarnya aku bosan dan ingin ke kota. Namun, Mas Haris menjawab dengan berbagai alasan yang menurutku sesuai.

Rasa nyamanku perlahan menghanyutkanku.

..............

Author Pov

"Mas biar aku bantu," ucap Andrea mencoba mengambil alih sayur yang dicuci.

"Jangan, kamu tidur lagi atau duduk manis di sana ya." Haris kembali menarik baskom berisi air dan sayuran itu.

Andrea cemberut lalu menarik kembali hingga aksi saling tarik menarik terjadi dan air itu tumpah ke arah Haris.

"Ah, maaf, Mas." Andrea tambah tak enak dan panik. Dia mengelap baju kaos lengan panjang Haris dengan bajunya yang lumayan lebar. Tanpa, Andrea tahu Haris menatapnya dalam.

Haris menghentikan gerakan Andrea dengan memegang kedua bahunya. Lalu mengangkat dagu Andrea perlahan hingga pandangan mereka bertemu. Menimbulkan rasa hangat dan nyaman. Dan keadaan di luar juga hujan.

Mereka berdua tersenyum lalu semakin mendekatkan wajah. Dan seperti hujan yang jatuh semudah itu Haris menggendong Andrea ke kamarnya yang luas. Sekarang kasur itu cukup sempurna dengan dua orang yang sedang meluapkan rasa cinta.

End 4

Kumpulan Kisah PendekTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang