Gulf pov
Sudah seminggu sejak aku memberi Mew dan Teo tentang kehamilanku ini. Memang kata dokter janin ku sangat kuat, tapi aku tetap berhati - hati dan selalu mengikuti apa perintah dari dokter Sea, mamanya Mild.
Sebetulnya aku masih belum ingat siapa Mild .... tapi karena ibu mengatakan kalau dulu aku selalu bermain dengannya, aku bisa pastikan kalau mereka orang yang baik.
Ah iya, ngomong - ngomong tentang Mild, bukankah kata mama dia sedang hamil juga? 7 bulan? aku ingin menemuinya, walau aku tidak ingat seperti apa wajahnya. Aku memberanikan diri meminta Mew untuk menemaniku menemui Mild setelah memeriksakan kehamilanku minggu depan.
Ibu, New dan kak Wan sudah menceritakan bagaimana mood ku berubah dengan sangat cepat saat aku hamil Teo, mereka juga mengatakan hal - hal aneh terkait semua keinginanku karena tidak semuanya lari ke makanan tapi lebih banyak mencetak foto Mew dalam berbagai ukuran dan bisa berkali - kali itu terus berlanjut dan tidak berhenti sampai kamarku, ruang tamu, ruang keluarga,ruang makan dan dapur penuh dengan foto Mew yang di cetak oleh New dan Wan dalam berbagai ukuran. Untung saja saat kamar mandi belum penuh foto Mew, aku sudah harus melahirkan 2 minggu sebelum hari tanggal aku melakukan operasi.
"Bisa kamu bayangkan kan Mew??? aku, Wan dan Ibu .. masuk kamar mandi dengan penuh gambarmu ??? hahahahha ... aku dan ibu sampai mandi dengan menggunakan baju karena seolah kamu sedang melihat ke arah kami disepanjang kami menatap ...." kata New sambil tertawa sedangkan aku hanya kesal karena New masih terus - terusan membahas hal itu.
"Hahahaha maafkan aku ibu ... New .. Wan ..." kata Mew sambil terkekeh karena apa yang terjadi selama aku hamil Teo. lalu Mew melanjutkan lagi ...
"Aku harap, saat dia hamil kali ini .. Gulf tidak akan meminta ku untuk mencetak foto laki - laki lain ... bisa aku bakar rumah ini ... hahahha" semua orang tertawa terbahak - bahak tapi aku masih memasang wajah kesalku dan aku masuk ke kamar walau Mew sudah meneriakkan namaku.
......
"Sayang ... maaf .... aku hanya ingin belajar dari kehamilan Teo ... saat itu aku tidak bersamamu ... ini hal yang baru untukku sayang .... maafkan aku ...." kata Mew sambil memelukku dari belakang. Aku kemudian menutup kedua mataku dan rasanya sangat nyaman tidur dalam pelukan Mew.
Dikehamilan kedua ini, aku tidak minta hal aneh seperti foto Mew yang harus ada kemanapun mata ini memandang, tapi lebih pada pelukan Mew yang setiap waktu ingin aku rasakan.
...........
"Gulf ........ aku akan memberitahumu sesuatu, tapi apa bisa kamu tidak melakukan sesuatu diluar nalar?" tanya Tawan dengan hati - hati.
"Ada apa sih kak? memangnya nalarku kenapa?" tanyaku saat aku baru saja duduk di dalam ruangannya.
"Yaa kan kamu lagi hamil ... biasanya kamu berpikir diluar nalar .." kata Wan dengan santai.
"izzhhh kakak mah gitu ... ada apa .... terkait dengan Mew?"
"Dari mana kamu tahu?" kak Tawan melihatku sambil bertanya - tanya
"Feeling aja ... soalnya kak Wan gak pernah seperti ini kalau tidak berkaitan dengan Mew ..."
"Ya udah ... lihat ini .... " Tawan memperlihatkan rekaman CCTV diruangan Mew dan aku sangat terkejut melihat apa yang terjadi di dalam sana.
"Jangan berasumsi buruk Gulf ... Mew tidak akan semudah itu menyerah pada pernikahan kalian .. apalagi saat kamu sedang mengandung seperti ini ... tapi sekarang .. terserah .. apa kamu ingin mengikuti permainan kita .. atau kamu terbakar amarah?" kata Tawan pelan.
"Game on ..." kataku dengan tegas ...
----------------------------------------------------
Seperti yang sudah aku ketahui tentang rencana adik Mew, aku memeriksakan kandunganku kali ini seorang diri, bukan seorang diri karena ibu ikut menemaniku. Disaat ibu sibuk bernostalgia dengan mama, aku menuju ke ruang dokter Duncan untuk meminta sebuah obat yang bisa aku gunakan untuk mengantisipasi apa yang dilakukan oleh perempuan itu. Setelah aku menceritakan apa masalahku, dokter Duncan dengan senang hati membantuku dan memberiku obat yang dapat membantuku melaksanakan aksiku.
Mengetahui kalau bayiku sehat - sehat, aku mengirimkan pesan pada Mew kalau bayi kami sehat dan saat ini aku sedang menuju ke rumah bersama ibu, seperti perkiraanku ... Mew tidak akan merespon pesanku dan aku hanya tersenyum kecil.
Aku menghubungi kak Tawan dan memberikan obat itu pada kak Tawan di lobby kantor, aku tidak berniat menemui Mew karena aku tahu hari ini adik kesayangannya itu pasti akan datang lagi ke kantor Mew dan melakukan permintaan gila yang aku yakin Mew tidak akan pernah mengabulkannya.
Aku percaya dengan Mew? tentu saja .. dia tidak akan mudah mau berpisah denganku setelah apa yang telah kita alami sebelumnya.
...............................
'Halo Gulf .. ke rumah sakit sekarang ...' kata papa saat menghubungiku
Aku langsung bergegas keluar kamar dan aku melihat Dean sudah berada di depan pintu.
"Terima kasih Dean, aku tidak mengira akan seperti ini ... tapi bagaimana rumah sakit? apa sudah disiapkan?" tanya ku pada Dean saat kami berada di dalam mobil.
"Sudah Gulf tenang saja ..."
"Lalu bagaimana papa bisa tahu kalau Mew masuk rumah sakit? seharusnya kak Wan yang menghubungiku .."
"Papa mu tadi pas datang ke perusahaan Gulf, masuk ke dalam ruangan Mew setelah berbincang sebentar dengan anak perempuannya di lorong dekat lift."
"Lalu dimana kak Wan?"
"Wan sedang di kamar mandi saat itu, untung saja papamu datang tepat waktu ..."
"Aduhhh ... tapi apa kak Wan sudah memberikan obatnya pada Mew sebelumnya Dean?" Tanyaku sangat kawatir kalau Mew belum meminum obat yang aku berikan pada kak Wan bisa - bisa nyawa Mew jadi taruhannya.
"Itu saya tidak tahu, maaf Gulf ..."
"Semoga saja kak Wan sudah memberikan dan Mew sudah meminumnya ... " Gulf sangat kawatir dengan Mew ... aku takut Mew akan meminum minuman yang sudah diberi racun oleh adiknya itu hanya karena ingin mendapatkanku.
Dia kira aku barang apa? bisa dioper - oper tidak jelas. Memang aku akui pernikahanku dengan Mew adalah pernikahan turun ranjang, tapi jangan harap aku juga akan melakukan hal yang sama. Saat Mew meninggalkanku .. aku tidak akan pernah sudi menikah dengan perempuan yang memisahkanku dari orang yang aku cintai, perempuan yang memisahkan anak - anakku dari daddanya. Lebih tepatnya, aku tidak mau menikah dengan seseorang yang hatinya sudah mati.
Aku berlari keruang ICU dan melihat papa, kak Wan, Dech, ayah, Ibu Pink berada disana dan juga perempuan sialan itu yang datang tanpa wajah berdosa.
Papa dan ayah langsung mendekatiku dan memelukku tapi aku tidak bergeming. Aku melihat dokter Duncan keluar dari ruangan dan aku mendekatinya.
"Dok .. bagaimana keadaan suami saya dok ...." aku benar - benar takut kalau terjadi sesuatu dengan Mew, aku tidak tahu apa yang akan aku lakukan kalau aku kehilangan Mew karena perempuan itu.
"Gulf ... saat ini kondisi Mew sedang tidak stabil, dia akan dalam fase ini dalam beberapa hari .. maaf Gulf .. tapi boleh aku bertanya?" Aku masih belum percaya dengan kata - kata dokter Duncan, aku hanya terdiam ... tidak mendengarkan apa yang dikatakan oleh dokter Duncan sampai aku merasa badanku ditarik oleh seseorang.
"Dok, bicarakan hal ini dengan New ya dok .. saya akan membawa adik saya dulu, dia sedang shock ..." aku mendengar kak Wan yang sedang memelukku saat ini. Aku digendong oleh kak Wan menuju ke taman dan disana aku menangis mengeluarkan air mataku.
Tak berapa lama ... semua orang berlari mendekati kami. New yang paling depan .. perlahan mendekatiku dengan wajah yang penuh dengan air mata ....
"Gulf .... tenang yaaa ....."
"Mew kenapa New ...." aku tak kuasa menanhan tangisku karena New menangis juga
"Mew ... koma ...." New mengatakan dengan perlahan, menangis keras dan memelukku ... sedangkan aku ... tiba - tiba semuanya gelap.
KAMU SEDANG MEMBACA
Turun Ranjang
Fanfiction"Kenapa kamu bisa yakin kalau kita akan bertemu lagi ?" "Karena kita pasti akan ketemu lagi ..." "Bagaimana kalau saat kita bertemu kamu sudah menikah? atau aku sudah menikah?" "Aku hanya akan menikah denganmu ...." "Sebegitu yakinnya aku akan menik...