Part 3.

31 3 0
                                    

"JINJJA"

Shira menutup kedua telinganya mendengar teriakan histeris dari temannya. Seun menutup mulutnya tidak percaya dengan apa yang baru saja temannya itu katakan. Bagaimana bisa seorang pria asing membiayai orang yang belum dia kenal.

"Pantas saja tadi aku melihatnya" Shira mengkerut kan keningnya, "kau melihatnya?"

Junghwan mengangguk, "Saat Pak Park menyuruhku keluar tadi, pria itu ada diluar ruangan. Aku tidak tau siapa dia, jadi aku hanya melewatinya saja" jelas Junghwan.

"Apa kau yakin tidak mengenal dia?" Shira menggelengkan kepalanya, "aku tidak tau siapa dia. Tapi akan aku cari tau nanti, aku harus mengganti uang yang dia gunakan untuk membayar uang sekolah ku"

"Kenapa kau harus mengganti uangnya, memang nya dia meminta kau untuk mengembalikan nya?" Junghwan menjawab dengan santai.

"Tidak, tapi aku tetap ingin mengganti uangnya"

"Kau bahkan tidak mengenal nya, bagaimana kau mau mengganti uangnya" Shira menatap kesal Junghwan. Tidak bisakah dia mendukungnya tanpa harus berkomentar.

Junghwan menggigit potongan terakhir donat yang dia bawa untuk bekal makan siangnya. "Tapi bagaimana pun caranya kau untuk mengganti uangnya, aku akan mendukung mu"

Seun berdecih, "memang nya apa yang bisa kau bantu, yang kau lakukan  hanya makan donat sedari tadi"

"Ibu ku akan membangun toko donat dan dia ingin aku yang mengelola tokonya. Aku akan menjadi donatur untuk panti asuhan mu"

Senyum terbit di wajah cantik Shira. "Benarkah? Apa kau ingin membantu ku?" Junghwan mengangguk, "tidak ada salahnyakan membantu teman ku sendiri, lagipula ibu ku memberikan nya karena ingin aku mandiri dan tidak bergantung padanya lagi"

"Junghwan kau memang teman terbaikku" Shira mencubit pipi Junghwan gemas. Teman-teman nya memang sangat pengertian.

--------------------------------------------------------------

Junkyu menyodorkan map berisi dokumen-dokumen yang diperlukan untuk mengadopsi anak kepada wanita paruh baya dihadapannya. Wanita paruh baya itu tampak terkejut dengan tujuan mereka datang ke panti asuhan miliknya.

"Apa kau ingin mengadopsi nya? Kau yakin? Bukan kah Shira terlalu besar untuk kalian adopsi" wanita paruh baya itu menatap kedua pria berbalut jas itu dengan tatapan sayu.

"Saya ingin mengadopsi nya, karena saya tertarik padanya nya Nyonya Lee. Apa kau menyetujui nya?" Nyonya Lee tersenyum hangat pada keduanya.

"Tentu saja, apa kalian akan membawanya sekarang?"

"Ya, saya akan membawanya sekarang" Jihoon menyesap kopi yang disediakan, terlalu manis.

"Aku akan memberitahunya setelah dua pulang nanti" Jihoon mengangguk dan bangkit dari duduknya. "Biarkan orang suruhan kami yang membereskan semua barang-barang nya" Jihoon tersenyum dan membungkuk kan badannya sebelum pergi meninggalkan wanita paruh baya itu.

Seorang gadis menghampiri Nyonya Lee, gadis itu bertanya dimana kamar yang harus dibereskan. Nyonya Lee segera menunjukan arah jalannya menuju kamar Shira. Dan membiarkan orang suruhan Jihoon membereskan kamar Shira.

Sedih dan senang mendominasi perasaanya, senang karena ada orang yang ingin mengasuh anak nya itu, sedih juga ketika mengetahui Shira akan pergi dari panti asuhannya. Gadis cengeng itu akan punya keluarga baru, air matanya jatuh. Dia senang akhirnya anak asuhnya itu mendapatkan impiannya selama ini yaitu mempunyai keluarga.

"Aku pulang!"

Nyonya Lee tersenyum melihat Shira berlarian ke arahnya dengan senyum terpatri di wajah cantiknya.

"Bu, aku punya berita bagus. Kau ingat So Junghwan? Dia akan menjadi donatur untuk panti asuhan kita" Shira memeluk erat tubuh wanita yang dia anggap sebagai ibunya.

"Benarkah? Ibu senang melihat nya" Shira melepas pelukannya.

Shira mengkerut kan keningnya saat mengetahui ada seseorang didalam kamarnya. "Bu siapa dia?" Nyonya Lee mengelus kepala putrinya.

"Ibu juga ada kabar bahagia untukmu?" Shira mengkerut kan keningnya. "kau akan diadopsi oleh seseorang"

Wajahnya berubah mendengar ucapan dari ibunya itu. "Di-diadopsi?" Ibunya mengangguk.

"Aku akan diadopsi?"

"Ya sayang, kah akan diadopsi. Wanita itu sudah membereskan semua barang-barang mu"

"Kenapa kau membiarkan aku untuk diadopsi"

Nyonya Lee tersenyum hangat, "bukan kah ini impian mu, kau ingin punya keluarga bukan? Lalu kenapa aku harus menolak seseorang yang ingin mengasuh mu"

"Tapi jika aku pergi. Bagaimana dengan mu, bagaimana dengan anak-anak yang lain"

"Kau tidak usah memikirkan kami, aku masih bisa bekerja. Lagipula, bukankah teman mu ingin mendonasikan panti asuhan ini?" Shira memeluk kembali ibu asuhnya, kini perasaan nya sedih.

Mempunyai keluarga memang keinginannya, tapi kenapa baru ada yang ingin mengasuh nya saat dua sudah besar. Kenapa saat dirinya masih kecil tidak ada keluarga yang mau mengasuhnya.

"Permisi nona, semua barang nona sudah siap. Nona bisa ikut saya"

Nyonya Lee melepas pelukannya, dia membelai rambut panjang Shira. "Aku akan sering main kesini, aku akan merindukanmu"

Shira mengambil tas tenteng yang di sudah berisi baju-bajunya. Shira membungkuk kan badannya, menatap sedih ibunya sebelum akhirnya berbalik meninggalkan panti asuhan.

Didepan sudah ada mobil yang menunggu mereka, Shira menatap gadis disampingnya seolah bertanya 'apa aku harus masuk?' gadis disampingnya tersenyum lalu membuka pintu mobil hitam itu.

Shira membelakkan matanya, "Ahjusshi"

"Ayo masuk"

"Ayo masuk"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hai hai hai

Author up nih, stay at home ya. Jangan kemana mana, lagi banyak virus bund.

Jangan lupa vote, komen, dan follow author

Salam sayang dari istri Junkyu v:

GEOJISMALTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang