Peluh menghiasi wajah cantik nya, sesekali dia menyeka air keringat yang mengalir dari keningnya yang mengalir melewati pipinya. Tangannya dengan cekatan mencatat pesanan para pelanggan dengan senyum yang selalu terpatri di wajah nya, tak lupa dengan suara lembut khas nya.
Shira membungkukkan badannya pada seorang pelanggan yang berlenggang pergi keluar dari cafe tempat bekerja nya. Dirinya kembali membungkuk kala sepasang kekasih masuk kedalam, dia membawa kedua pasangan itu pada sebuah meja dekat dengan jendela. Menuliskan pesanan mereka dan membawanya pada koki.
"Astaga di luar sangat ramai" keluh Shira, dia menaruh beberapa kertas pesanan milik pelanggan pada seorang pria berwajah kecil dengan tinggi badan kurang dari 170 cm.
"Sabar lah, ini bukan pertama kalinya Cafe ramai seperti ini. Lagi pula memang setiap hari Cafe selalu ramai dengan pengunjung bukan?" Pria berwajah imut itu tersenyum sambil memainkan alat masaknya.
"Iya, belum lagi hari ini hari Minggu. Seharusnya aku tidak menerima permohonan Jeongwoo saat itu"
Pria bernama Mashiho itu tersenyum dengan imutnya. Shira ikut tersenyum menatap Mashi, pria kelahiran Jepang itu sangat imut dengan wajah kecilnya. Belum lagi tinggi badannya yang hampir sama dengan dirinya yang pendek walaupun dia masih lebih pendek dari pada Mashi. Mashi sangat imut dengan umurnya yang menginjak usia 20 tahun keatas.
"Mashi apa pesanannya sudah siap" seorang pria berteriak pada Mashi. Pria umur itu menaruh beberapa mangkuk ramyeon pedas pada sebuah nampan panjang dan memberikan nya pada pria berpakaian sama seperti Shira.
"Aku harus kedepan" Mashiho mengangguk, Shira melenggangkan kakinya bersiap menerima kembali tamu-tamu yang akan datang. Senyumnya kembali ia kembangkan dengan wajah yang sopa dan ceria.
"Selamat datang" Shira membungkukkan tubuhnya pada seorang wanita paruh baya dengan cucu perempuan nya yang menemani Nene tua itu.
"Apa boleh kau menunjukan aku tempat duduk, disini sangat ramai dan aku takut kalau kami tidak kebagian tempat duduk. Aku dan nenek ku sudah sangat lapar sekarang" Shira tersenyum ramah mendengar penuturan gadis cantik dihadapannya. "bilek ikut dengan ku?"
Keduanya mengikuti Shira hingga mereka sampai pada meja pojok dengan dua bangku yang saling berhadapan. Shira membatu wanita tua itu untuk duduk ke tempat duduknya, sebelum dia menanyakan apa pesanan keduanya.
"Aku ingin Jajangmyeon dan sup kimchi untuk nenek ku" Shira mencatat pesanan keduanya dan permisi meninggalkan mereka untuk memberikan pesanan mereka pada koki.
Setelah nya dia membersihkan meja-meja yang telah kosong, membawa piring dan mangkuk kotor kebelakang untuk dicuci. Dia mengelap meja tersebut, menyemprotkan cairan pembersih sebelum kembali mengelap meja hingga bersih.
"Apa aku boleh duduk disini"
Shira mendongak saat seseorang berbicara padanya. Pasangannya bertemu dengan wajah tampan pria dihapan nya. Shira mengkerut kan keningnya
"Sedang apa kau disini" Shira berujar pada Jihoon yang ada dihadapannya, pria itu tampak santai dengan kaus dan celana pendek yang melekaymt ditubuhnya. "Aku ingin mampir dan membeli makanan, sudah jam makan siang dan aku sangat lapar" Jihoon menepuk-nepuk perutnya.
"Kau ingin apa?" Jihoon melihat buku menu yang ada diberikan Shira. Pria itu mengetuk ketukan jari nya pada meja sembari membaca nama nama makanan yang tertera didalam sana. "Tidak ada yang menarik di sini" Shira mengangkat sebelah alisnya.
"Jika tidak ada yang kau inginkan lalu kenapa kau datang kesini?" Jihoon tersenyum hingga membuat kedua matanya menyipit, "aku ingin melihat mu bekerja, aku hanya ingin mengawasi mu"
KAMU SEDANG MEMBACA
GEOJISMAL
FanfictionKebohongan hanya akan membuat mu menderita. Kebohongan hanya manis diawal tapi pahit pada akhirnya. Semuanya akan berakhir jika satu kebohongan terungkap. Semua yang bahagia akan bersedih, yang tertawa akan menangis, yang tersenyum akan membisu. Hi...