Part 7.

30 2 0
                                    

Terbangun ditengah malam memang sangat menyebalkan. Belum lagi perutnya yang minta diisi makanan, astaga tubuhnya benar-benar tidak bisa diajak kerja sama. Shira meruntuki dirinya sendiri karena tidak sempat makan saat pulang tadi. Dirinya sudah dibuat kesal duluan oleh tuduhan tak beralasan yang diucapkan Jihoon.

Shira bangun dari ranjang tidurnya, berjalan ke luar kamarnya. Sepi dan gelap, itu yang mendominasi apartemen milik Jihoon. Tidak ada suara apapun, bahkan langkah kakinya terdengar menggema di seluruh ruangan. Gadis itu membuka kulkas dan menemukan banyak snack kacang dan kripik kentang disana.

Dia mengambil beberapa snack nya membawa semua makanan yang dia ambil ke ruang tamu. Menyalakan televisi, dia tidak mengencangkan volume televisi dihadapannya, takut dia membangunkan Junkyu atau Jihoon.

"Woahh" Shira berdecak kagum saat dirinya mendudukkan dirinya, dengan otomatis lampu disampinya menyala. Tidak terlalu terang, tapi lampu itu bisa membantu dirinya untuk melihat.

"Si pencemburu itu sangat kaya, haruskah aku senang karena ingin dijadikan istri olehnya" Shira mengambil remot televisi dan mengganti cenel televisi, hingga berhenti dengan acara reality show.

"Woah, bintang tamunya adalah Choi Hyunsuk. Astaga dia sangat tampan" puji nya saat melihat seorang pria berambut biru muncul dibalik tirai.

Choi Hyunsuk adalah salah satu idol kesukaan nya, dia bahkan mengetahui semua lagu-lagunya. Walaupun semua hampir disetiap lagunya itu rap, dia tetap menyukainya. Wajahnya sangat imut ketika tersenyum atau sedang melakukan aegyo, itu membuatnya semakin menyukai nya. Umurnya bahkan sudah menginjak 22 tahun, tapi wajahnya sangat bertolak belakang dengan usianya.

Shira semakin berdecak kagum saat Hyunsuk menyanyikan lagu yang baru saja dirilisnya. Shira tentu tahu lagu itu, dia adalah penggemar setia Choi Hyunsuk. Fashion nya yang terkesan cool dan bad menambah nilai plus untuk penampilan pria itu. Shira dibuat terpukau dengan bagian rap yang dilakukan pria Choi itu. Fokus dengan acara reality show nya hingga tidak sadar kalau sedari tadi Jihoon memperhatikannya.

Pria itu bisa melihat tatapan kagum yang Shira keluarkan setiap pria berambut biru itu menyanyikan sebuah lagu atau bahkan berbicara. Jihoon terkekeh saat melihat gadis itu menggerakkan tubuhnya mengikuti alunan lagu hip-hop yang dinyanyikan Hyunsuk. Jihoon tahu kalau gadis itu menyukai rapper seperti Hyunsuk. Terbukti dari foto-foto Hyunsuk yang tergantung di resleting tas milik gadis itu.

Dia terus memperhatikan Shira hingga acara reality show berakhir dan Jihoon bisa melihat tubuh gadis itu tidak lagi bergerak. Jihoon mendekat dan melihat Shira yang tertidur dengan sisa sampah snack yang dia makan berserakan dilantai. Jihoon mengangkat bridal style Shira, membawa gadis itu kedalam kamar miliknya dan menidurkan tubuhnya dengan pelan diatas ranjang menarik selimut hingga menutup dada gadis itu.

'Cantik, sangat cantik'

Jihoon memperhatikan wajah Shira dari dekat. Dia terlihat lebih tenang saat tertidur. Jihoon mengecup kening Shira sebelum pergi keluar dari kamarnya.

--------------------------------------------------------------

"Aku akan pergi ke perpustakaan setelah pulang sekolah dengan teman-teman ku. Aku akan pulang terlambat" Jihoon mengangguk kan kepalanya tanpa menoleh ke arah gadis itu, matanya fokus dengan tab didepannya.

"Aku akan menunggumu dirumah" ujar Jihoon sebelum Shira keluar dari mobil mewah miliknya. Dia membiarkan Shira masuk terlebih dahulu sebelum menyuruh supirnya untuk menjalankannya mobilnya.

"Hari ini anda akan menghadiri rapat untuk membahas tentang debut idol baru" Junkyu berujar dengan nada formalnya.

"Apa kau sudah memberikan aku filenya"

"Sudah tuan, saya sudah mengirimnya ke alamat email Anda" Jihoon membuka file yang Junkyu kirimkan kepada nya lewat email kantornya.

Menjadi CEO diusianya yang baru menginjak usia 21 tahun adalah sebuah apresiasi yang harus dibanggakan. Walaupun dia harus terus menghindar dari kejaran para wartawan, tapi Jihoon selalu berhasil mengelabui mereka. Para wartawan dan media di Korea tidak pernah tau siapa dirinya. Jihoon sangat tertutup didepan publik, dia hanya ingin hidup tenang tanpa ada yang mengetahui tentang kehidupan pribadinya. Tapi Jihoon tahu persembunyian nya tidak akan bertahan lama. Cepat atau lambat wartawan pasti mengetahui tentang dirinya.

Mobil nya berhenti di depan gedung bertulisan PJN ENTERTAINMENT yang menghiasi nya. Junkyu memberikan topi, kacamata dan masker berwarna hitam pada Jihoon sebelum keduanya keluar dari mobil. Jihoon keluar dari mobilnya dengan disambut oleh para wartawan yang mengerubungi mobilnya. Para bodyguard yang berada di sekeliling Jihoon dan Junkyu untuk menjaga mereka jadi jepretan kamera.

Keduanya membuka masker yang mereka pakai sebelum masuk ke dalam lift yang dikhususkan untuknya. Menekan angka 15 untuk menuju ke ruang rapat, mereka keluar dari lift berjalan lorong yang panjang dan berhenti didepan pintu bertulisan 'Meeting Room' Junkyu membuka pintunya.

Jihoon berjalan dan mendudukkan tubuhnya pada kursi diujung meja bundar yang mereka gunakan. Begitu juga dengan Junkyu yang duduk di damping bangku Jihoon.

"Bagaimana perkembangannya?" Jihoon memulai rapat.

"Kami sudah menyiapkan nya dengan sangat rapi Tuan, lagu-lagu yang akan kami rilis juga sudah saya berikan pada anda seminggu yang lalu" Jihoon mengangguk

Sebagai seorang CEO muda dia harus bisa menjaga citra nya dan juga agensinya. Agensi yang didirikan ayahnya dari kecil hingga menjadi agensi besar seperti sekarang. Dirinya harus ketat dalam memilih artis yang akan dia publikasi kan kepada dunia. Jihoon harus menyeleksi mereka dengan ketat seperti kemampuan dance yang para trainee miliki, vocal bahkan rap. Dia tidak boleh dengan asal memilih artis yang akan debut dari agensinya.

Mereka membahas tentang lagu-lagu yang akan artis barunya bawakan, tentang perkembangan dance yang dimilikinya dan hal yang lain-lainnya. Jihoon selalu membebaskan para artis-artis nya untuk berkarya sendiri, dia akan membuat mereka senyaman mungkin selama menjadi artisnya.

"Kami akan bekerja keras untuk itu tuan"

"Baiklah, saya ingin semua nya berjalan lancar tanpa ada kendala. Kalau begitu saya permisi" Jihoon bangun dari duduknya, semua orang juga bangun dan membungkukkan setengah badan mereka ke arah Jihoon.

Jihoon dan Junkyu berjalan keluar dari ruang rapat dan kembali masuk ke dalam lift dan memencet angka 22 pada tombol lift. Jihoon menghela napasnya, akhir-akhir ini dia banyak memikirkan sesuatu. Jihoon melirik ke arah jam tangan yang dikenakannya. Masih ada beberapa jam lagi sebelum dia menghadiri klien nya yang lain.

"Kim Junkyu aku ingin jangan ada yang menggangguku sebelum rapat dimulai. Dan jangan biarkan orang lain masuk ke dalam ruangan ku, siapapun itu termasuk dirimu"

"Baik tuan"

Keduanya keluar dari lift, Jihoon segera masuk ke dalam ruangannya. Jihoon menutup pintu ruangan nya sebelum melepas jas yang dia kenakan. Jihoon mendudukkan dirinya pada bangku kebesarannya. Dia menutup matanya sebentar, membukanya kembali dan berjalan ke arah pintu yang ada di sebelah kamar mandi.

Langkahnya terhenti saat melihat siapa yang ada di dalam ruang pribadinya itu.

"Selamat pagi Tuan Park"

"Selamat pagi Tuan Park"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hai

GEOJISMALTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang