Part 2.

36 3 0
                                    

Bosan.

Itu yang Shira rasakan sekarang, dia benar-benar membenci pelajaran matematika. Sedari tadi guru yang ada di depannya terus menerus berbicara tentang rumus-rumus dan angka. Argh, itu menyebalkan. Shira menatap jam di dinding, sebentar lagi jam makan siang dan dia harus pergi bekerja.

"Kau akan pergi lagi?" Shira mengangguk menjawab pertanyaan teman sebangkunya. "Aku harus bekerja agar bisa membatu keluargaku, aku tidak mau panti itu ditutup. Aku juga harus segera membayar uang sekolah adik-adik ku"

"Kau bisa meminjam uang ku dulu" Shira menunjukan wajah merajuknya.

"Bukankah sudah ku bilang, aku masih bisa mencari uang sendiri Seun"

"Tapi aku hanya ingin membantu" Shira mengenggam tangan sahabatnya "Terima kasih, tapi aku bisa mencarinya sendiri"

"Tapi kau harus berjanji untuk pulang sebelum kelas masuk" Shira mengangguk "Tentu saja"

--------------------------------------------------------------

Shira melihat sekeliling nya, memastikan tidak ada orang yang melihat dirinya keluar dari sekolah. Gadis itu berlari dengan menutupi wajahnya, berharap-harap tidak ada yang melihatnya.

Brak-

"Akhh" Shira memegang kepalanya, dia menganggkat wajahnya menatap siapa yang menabraknya.

"Shira, apa yang kau lakukan disini" Shira menatap nayalang pria didepannya.

"Yak So Junghwan, apa kau pikir ini tidak sakit" Junghwan menggaruk kepalanya, "Mianhe, lagi pula apa yang kau lakukan disini"

Shira menepuk-nepuk rok pendeknya, Junghwan menatap curiga gadis didepannya. "Kau ingin keluar sekolah lagi" Shira mendengus, "Bukan urusanmu"

Shira berjalan melewati Junghwan tapi dengan cepat Junghwan menghalangi jalan Shira. "Yaa So Junghwan, apa yang kau lakukan eoh. Menyingkir dari jalanku aku harus pergi"

Junghwan menggeleng lalu merentangkan kedua tangannya, "Andwe-yo, kau tidak boleh keluar dari sini" Shira berdecih kesal, "Aku harus pergi dan kau tidak akan bisa menghalangiku"

Shira berjalan kearah lain tapi Junghwan dengan cepat menghalangi jalannya. Shira berusaha menerobos lewat berbagai arah tapi Junghwan terus menghalangi jalannya. Saat Shira ke kiri, jungwhan ikut ke kiri, dia mencoba mendorong tubuh Junghwan tapi tubuhnya sekakan baja yang tidak bisa didorong.

"Baiklah-baiklah" Shira mendengus dan berbalik arah, "Kau harusnya jadi anak yang penurut" Junghwan menurunkan kedua tangannya dan menyusul Shira dari belakang.

Tapi dengan cepat Shira kembali berbalik dan menabrak tubuh Junghwan hingga keduanya tersungkur di tanah.

"Akhh" Junghwan meringis saat punggungnya menabrak tanah dengan kencang. Belum lagi posisinya yang tertimpa tubuh Shira, itu menambah rasa sakitnya.

"Astaga apa yang kalian lakukan!!"
Keduannya bangkit saat mendengar teriakan. guru yang melihatnya menatap nyalang keduanya, bagaimana bisa mereka berbuat mesum di sekolah. Apa mereka ingin dihukum.

Shira menggerutu dalam hatinya, dia meruntuki Junghwan karena sudah menghalanginya dan malah membuatnya terkena masalah. Belum lagi ada beberapa orang berpakaian rapi di belakang guru yang juga melihat nya tadi.

'Sial, aku pasti kena masalah'

"Seonsaeng-nim, ma-maaf maafkan kami. Ini semua salah paham" Junghwan berujar menjelaskan. Shira mengangguk membenarkan ucapan junghwan, "Kami tidak melakukan apa-apa"

Pak Park menggelengkan kepalanya, "Kalian masuk ke ruangan saya sekarang"

"Maaf atas kekacawan yang anak murid saya lakukan, silakan masuk Tuan" Pak Park dan yang lainnya pergi meninggalkan Shira dan Junghwan.

GEOJISMALTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang