Part 10 - Waiting wall

1.3K 93 23
                                    

Selalu ada luka tiap kali aku merasa bahagia.

Kunjungan dari ayah dan ibu serta adiknya membuat hati Lili merasa sangat bahagia. Pertemuan terakhir dengan mereka adalah setelah pernikahannya dengan Mario.

Bicara tentang Mario, kini Lili melihat perubahan dalam sikap lelaki itu. Namun sifatnya masih tetap sama yaitu emosional, ambisius dan ingin menang sendiri. Wanita itu merasa lega karena hadirnya membuat perubahan besar bagi Mario, merubah keburukannya secara perlahan.

Lili masih tetap di mansion Relegan. Ada banyak alasan jika Mario tidak ingin memulangkan Lili ke rumahnya sendiri. Alasan pertama ia malas hanya berdua bersama Lili, karena menurutnya Lili sangat membosankan. Alasan kedua karena ia merasa kasihan meninggalkan wanita itu sendirian di sana.

Lili keluar dari kamarnya, ia mencari di mana Mario berada. Biasanya ia bangun lebih awal dari Mario, tetapi hingga saat ini Mario belum menunjukan dirinya dihadapan Lili.

Mega dan Nendah sedang menyiapkan sarapan untuk keluarga Relegan. Mega membawakan kopi untuk seseorang wanita yang duduk membelakangi Lili di ruang keluarga.

"Untuk siapa kopi itu, bu Mega?" tanya Lili kepada Mega.

Mega menoleh dan berhenti sejenak.

"Kopi ini untuk madam Ruby. Apakah kamu ingin kubuatkan?"

"Tidak, terima kasih, bu Mega."

"Nanti akan kubuat sendiri jika aku menginginkannya." balas Lili, Mega telah mengantarkan kopi pesanan nyonya besar Relegan dan menghampiri Lili.

"Apakah tadi bu Mega melihat mas Mario?"

"Aku tidak melihatnya sedari tadi."

Bu Mega mengingat saat ia bertemu Mario pagi tadi. "Pagi-pagi sekali pak Mario sudah bersiap dan meminta untuk dibuatkan teh hangat. Dia juga makan beberapa roti dengan selai kacang almond."

Kenapa Mario pergi pagi-pagi sekali?

"Baik, terima kasih bu Mega. Aku pikir mungkin dia sedang ada urusan penting dan mendadak."

Anggota keluarga Relegan sekarang sudah berada di masing-masing kursi untuk sarapan bersama, tidak terlewatkan kebersamaan keluarga ini. Sebelum ke kantor para pria keluarga ini bersiap dengan rapih dan sangat disiplin.

Kursi samping Lili terlihat kosong hingga membuat semua orang bertanya dimanakah pemilik kursi itu?

"Kakak, aku tidak melihat kak Mario. Di mana dia?" tanya Zio. Lelaki itu sudah berpikir ada yang beda dengan Mario pagi ini, ia mempunyai firasat bahwa Mario sedang Bersama seseorang itu.

"Iya, aku juga tidak melihat kak Mario. Di mana dia sepagi ini?" Kini Lalea mulai bertanya ke mana kakaknya sepagi ini.

"Mas Mario sudah pergi saat pagi buta. Aku tidak tahu, tetapi aku berpikir bahwa ia sedang ada urusan yang sangat penting." ujar Lili dengan tersenyum tipis, ucapannya membuat semua orang yang bertanya menemukan jawabannya

Pandu yang mendengar penuturan dari Lili hanya tersenyum miring, wania itu tidak tahu apa yang sebenarnya sedang dilakukan oleh suaminya. Ruby yang belum puas dengan jawaban Lili pun merasa kesal, wanita itu menantunya tetapi tidak berguna. Suaminya pergi ke mana saja ia tidak tahu, yang ia inginkan hanyalah hidup di rumah mewah dan bergelimang harta.

"Bukankah kamu istrinya? Kenapa jawabanmu terlihat ragu?"

Lili yang ingin makan pun kehilangan selera makannya setelah mendengar pertanyaan dari ibu mertuanya itu. Kenapa ibu mertua selalu tidak puas dengan apa yang dilakukan menantunya? Bukankah ia juga datang sebagai menantu ke dalam rumah ini?

TIRANITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang