#Chap 14 | • Spoiler -2- •

26.4K 641 21
                                    

.

.

.

Selesai membuat puluhan cupang dileher, bahu dan tulang selangka Lya, Eric membalik tubuh perempuan itu menghadap lemari yang berpintu kaca. Tangannya lalu menarik pinggang Lya mendekat hingga bokong Lya menempel dengan kejantanan nya.

Lya berupaya menumpu tubuhnya menggunakan kedua telapak tangan. Ia dapat melihat jelas wajah Eric dibelakangnya melalui pantulan cermin lemari kaca. Jakun pemuda itu bergerak naik turun dengan mata terfokus pada belahan bokong Lya yang montok.

Eric menekan bahu Lya kebawah dan membuka paha Lya lebih lebar untuk dirinya.

Tubuh Lya bergemetar, ia tau Eric ingin memasukinya lagi.

.

.

.

Eric meletakkan tangannya dipinggang ramping Lya, menahan tubuh perempuan agar lebih mantap ia sodok habis-habisan.

Pinggul Eric kian laju menusuk lubang diantara bokong Lya kala gelombang kenikmatan untuk kedua kalinya mendekati mereka.

"Aahh.. " Lya mendesah menggoda. Bibirnya terasa kering karna terus-menerus mendesah.

"Lyaahh.. Ngghh.. Sial!"

Merasa namanya dipanggil, Lya membuka matanya.

'Bisa mendesah juga ternyata..'

.

.

.

"E-Erich?!" Lya terbata. Tangannya berpegangan lebih erat pada bahu Eric saat punggungnya membentur permukaan yang dingin.

Lya mengigit bibir bawahnya tak tahan. Penis Eric terasa menusuk sampai ke perutnya karna posisi berdiri yang mereka lakukan.

"Posisi kayak gini seru." Ucap Eric tertawa pelan lalu mulai melakukan pergerakan. Pinggulnya mengayun teratur dan menusuk tepat sasaran, membuat Lya serasa melayang.

.

.

.

To know author better, follow instagram @vita_min13

.

.

.

"Erichh... "

Lya hampir menangis karena rasa gatal ditambah panas yang menyiksa dirinya. "Bergerak Richh.. "

"Please.. " Lya merengek seperti anak kecil. Wajahnya yang memerah serta matanya yang berair, membuat Eric tak sanggup menolak permintaan nya.

"Kalau gue bergerak sekarang, jangan harap gue berhenti sebelum pagi." Wajah Eric perlahan mendekat hingga bibir mereka berdua hampir bertemu. "Walaupun lo nangis darah nanti, gue gak akan berhenti." Lanjut Eric tepat didepan bibir Lya.

Lya mengangguk setuju dengan cepat, tak sadar seringaian itu kembali terbit disudut bibir Eric.

.

.

.

"Akhh!! Ahh Ericch.. Ohh fuck! Ahh!"

"Ini kan yang lo mau?"

"Iyyaahh.. Ahhh!!"

"Enak? Hm?"

"Enakkhh!!"

.

.

.

Follow me for more.

.

.

.

•--ʋιƚαɱιɳ--•

Yes, I'am Bitch! Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang