.
.
.Tangan Yako masih setia memegang teropongnya yang mengarah pada kamar adik Vicy, si Vita. Disaat ketiga temannya keluar untuk malam minggu, ia malah sibuk mengintai gadis SMP pujaan hatinya itu.
Malam minggu seperti ini lah yang bisa dipergunakan Yako untuk melihat adik Vicy dari jauh, karna kalau malam-malam lainnya, Vicy selalu ada dirumah untuk menjaga adiknya.
Sudah Yako tebak, Vita pasti tengah membaca novel horor kesukaannya dikamar dengan memeluk guling diatas tempat tidur. Posisi yang biasa saja sebenarnya, tapi bisa membuat junior Yako menegang.
Tangan Yako sebelah kanan masuk kedalam celana training nya, ia lalu mengerang pelan saat telapak tangan nya mengusap kejantanannya sendiri. Mata Yako terpejam sebentar, membayangkan jika yang mengusap junior nya itu adalah tangan adik Vicy.
"Ahh.. Vitaah.."
Ketika Yako membuka matanya, tirai jendela kamar Vita sudah tertutup.
Sial! rutuknya kesal.
Tapi kekesalannya hanya sebentar, karna tirai jendela kamar Vita memantulkan siluet bayangan seseorang tengah membuka baju. Lalu ada bayangan sesuatu yang berbentuk seperti kacamata.
"Shit! Nambah horny gue liatnya."
Usapan lembut tadi berubah menjadi kocokan. Yako berkali-kali mendesah, mengumpat dan mengerang. Bayangan adik Vicy yang tengah membuka baju kaosnya, membuat Yako kelimpungan tak tahan. Dan ternyata Vita melepas sesuatu yang berbentuk kacamata dengan tali panjang dikedua sisi. Yako jelas tau apa yang dilepaskan oleh Adik sahabatnya itu.
"Aahh.. Vitaah.. Sshhh.. " Kocokan tangan Yako di dalam celananya semakin cepat.
Lampu kamar Vita sudah dimatikan hingga siluet bayangan gadis membuka bajunya hilang. Yako memilih memejamkan matanya sambil terus membayangkan jika tangan yang mengocok junior nya adalah tangan lembut gadis pujaan hati.
"Vita.. Ahh! Enak banget parah!"
Yako terlalu larut dengan kegiatan coli - nya, sampai tak sadar jika ada orang yang daritadi merekam dirinya.
Tangan Yako semakin cepat bergerak didalam celananya. Ia berhenti setelah cairan spermanya keluar bersamaan dengan desahan puasnya. "Aahhh!!" Yako mengeluarkan tangannya untuk melihat betapa banyak anak-anaknya yang terbuang sia-sia. "Gila gue." Ucapnya pada diri sendiri. Bagaimana bisa ia coli dengan membayangkan adik sahabatnya yang masih SMP? Benar-benar gila.
"Nyadar juga lo gila."
Yako tersentak mendengar suara seseorang dikamarnya. Ia menoleh kesamping kanannya dan seketika membolakan mata tak percaya. "Sejak kapan lo disitu?!"
"Sejak lo bilang, 'Ahh Vitaah..'" Rey menirukan suara serak Yako yang menurutnya menjijikkan. Ia sama sekali tak berniat menatap balik Yako, lebih fokus pada hapenya yang berada digenggaman.
Yako menatap takut pada Rey. "Lo gak bakal bilang ke Vicy, kan?"
Rey mendonggak, "Menurut lo?" Tanyanya balik.
"Lo bakal bilang."
"Tuh tau!"
Seketika Yako mengumpat. "Anjing lo Rey! Tega banget sih ama temen sendiri?!" Ujarnya ngegas, takut jika Rey membocorkan rahasianya. Kalau Vicy sampai tau, mungkin tubuh Yako sama kepalanya akan terpisah.
"Sejak kapan lo sama gue temenan?" Tanya Rey sinis. Dalam hati ia berbahagia karna mempunyai kartu AS milik Yako, yang bisa ia gunakan untuk mengancam.
"Rey bangsat!" Maki Yako kesal. Sementara Rey malah tertawa mendengar makian Yako.
"Pliss jangan bilang ke Vicy. Gue bakal turutin apapun yang lo mau." Yako memelas, kalimat 'Gue bakal turutin apapun yang lo mau' adalah satu-satunya jalan keluar. Walaupun ia yakin jika Rey suatu saat akan membocorkan rahasianya, tapi Yako berharap tidak secepatnya. Ia harus mempersiapkan diri terlebih dahulu sebelum dipenggal Vicy karna berani mengintip Vita, adik kesayangan Vicy.
Rey terlihat berpikir. "Apapun yang gue mau? Hmm.." Ia bergumam lama, sengaja membuat Yako semakin frustasi dan kesal.
"Jangan kebanyakan hem ham hem. Lo mau jadi Nisa sabyan? Buruan! Apa yang lo mau? Motor gue? Ambil aja! Atau mobil gue? Tuh kuncinya!"
"Gue gak tertarik ama yang material." Jawaban Rey membuat Yako semakin yakin jika Rey mempunyai dendam padanya.
"Lo mau apaan sih?!" Penat terlalu lama berdiri, Yako akhirnya duduk di tepi ranjangnya berhadapan dengan Rey yang duduk disofa.
"Follow instagram gue."
"Anjir!"
Rey lagi-lagi tertawa puas. "Lo gak mau?" Tanyanya.
Yako berdecak. Ia mengulurkan tangannya mengambil HP yang berada disamping bantal, serempak dengan ia menaruh teropong nya.
"Apa nama ig lo?" Tanya Yako dengan wajah ditekuk. Percayalah jika mereka berempat, Eric, Vicy, Yako dan Rey, sama sekali tidak saling memfollow diakun sosmed mereka. Karna bagi mereka, yang memfollow duluan berarti kalah atau gagal famous.
"@vita_min13."
Yako mengernyit mendengar akun instagram yang disebut Rey. "Bukannya itu akun author?"
"Oh iya. Gue lupa kalau itu akun author. Akun ig gue @Rey_kth2. Follow terus like semua postingan gue."
"Anjim. Jijik gue denger kalimat lo."
"Udah turutin aja. Daripada video coli lo gue kasih ke Vicy."
Mata Yako mendelik melihat Rey yang sudah berjalan mendekati pintu kamarnya. "Lo ngevideo-in gue?!"
"Harusnya lo bersyukur. Video bejad lo bisa kesimpen dihape orang yang gantengnya mirip kim taehyung." Kata Rey diselingi tawaan khasnya.
"Sialan lo Rey!"
Error!
You can't read this story, because...
You not follow me.
•v ι † α м ι η•
KAMU SEDANG MEMBACA
Yes, I'am Bitch!
Romans✖ WARNING ✖ CERITA DEWASA!! 17+ ~~~~~~•-Ɏєѕ, Ι'αм ßi†¢н❗-•~~~~~~ AdeLya Xadiksa, menutupi sifat jalangnya dengan berpura-pura menjadi cupu disekolah. Tidak ada yang tahu jika dibalik wajahnya yang selalu menunduk itu, ada seorang jalang yang tiap m...