.
.
.
Tanpa membuang waktu, Eric meraup bibir Lya ganas. Mengukung perempuan itu dibawahnya, sambil berperang lidah.
Tangan keduanya juga ikut berperang, saling meraba dan meremas. Tangan Eric yang meremas payudara Lya, dan tangan Lya yang turun kebawah untuk meremas kejantanan Eric.
"Enghh.. " Lya melenguh lagi. Begitupun dengan Eric, yang lagi-lagi mengerang rendah setelah bibir mereka terlepas.
"Sixty nine style.." Ujar Eric sedikit parau.
Oke, gaya seks mereka yang selanjutnya adalah gaya Enam sembilan.
.
.
.
Mulut Lya tiba-tiba terbuka, ia lalu menghisap ibu jari Eric yang berbalur cairan kental berwarna putih pekat.
Udara sekitar semakin panas, makin gerah dan sesak membuat Eric tak sabar untuk melakukan ronde selanjutnya. Didetik berikutnya, ia menarik jarinya yang dikulum Lya dan langsung mengangkat tubuh perempuan itu ke atas sofa. Eric membuka lebar paha Lya dan hendak memasukkan penisnya lagi jika saja ia tak melihat ke arah balkon.
"Gue mau coba sesuatu yang belum pernah gue coba."
Ucapan Eric yang tiba-tiba membuat Lya kebingungan. "Apa?"
"Seks di balkon." Jawab pemuda itu dengan seringaian jahil.
.
.
.
"Engghh.. "
Lingkup hangat yang dirasakan nya, membuat Eric mengerang.
Setelah Lya mengulum penisnya, Eric juga mulai menjilati permukaan vagina Lya, membuat mereka berdua saling memuaskan satu sama lain dengan kemampuan mulut masing-masing.
Suara desahan dan geraman tersamarkan karena sesuatu yang menutupi mulut mereka.
Lidah Lya menari-nari di batang Eric, sedangkan lidah Eric menyapu permukaan vagina Lya.
'Lidahnya.. Uhh..' Batin Lya.
'Lidahnya jago banget.. Sial!' Eric berucap dalam hati.
.
.
.
Eric tertawa meski kelelahan. Ia menurunkan kaki Lya dari gendongan nya dan beralih memeluk pinggang ramping perempuan itu dengan satu tangan sementara tangan nya yang lain bertumpu pada pintu pakaian berlapis kaca cermin.
"Baru satu ronde." Ujar Eric terkekeh melihat Lya yang bersandar lemah pada pintu kaca miliknya. Jelas sekali perempuan itu kelelahan dengan orgasme mereka yang didapat setelah hampir setengah jam tubuh mereka menyatu.
.
.
.
"Hiks.. Erichh.. Ahh.. Ahh! Hiksshh.. "
"Udah gue bilang, kan?" Eric memamerkan seringaian andalannya. "Walaupun lo nangis darah, jangan harap gue berhenti sebelum pagi."
"Ahh! Hikss.. Emmhh.. Erichh.. Hiks.."
Suara isakan Lya tercampur dengan suara kulit mereka yang bertabrakan, menambah kepuasaan tak terhingga pada Eric yang terkekeh bengis sembari masih menumbuk Lya dibawah sana.
.
.
.
"Ahh.." Bukan Lya, tapi Eric yang mendesah. Desahan Eric terdengar samar dan pelan akibat rabaan dari tangan Lya.
Eric menggeram dan mendesah disaat bersamaan. Penisnya sudah masuk kedalam mulut Lya, sudah dimanjakan dengan belaian lidah Lya, dan sudah merasakan kehangatan dari rongga mulut Lya.
Eric mengumpat dalam hati, matanya saling bertatapan dengan Lya yang berada diantara kakinya.
"Emphh.. Empp.. Emmph.. " Suara emutan dan kuluman dari mulut Lya benar-benar membuat Eric lupa diri.
Kelima jari tangan kiri Lya memijit pangkal penis Eric yang tak dapat masuk kedalam mulutnya.
Eric mendesis ketika penisnya terasa seperti dihisap. Ia menjambak rambut lepek Lya dan menggerakkan kepala Lya lebih cepat.
"Damn.. Lyah.. " Nama Lya terus diucapkannya diikuti umpatan kenikmatan yang menjadi-jadi.
.
.
.
Mata Lya bergerak gelisah kekiri kekanan, mengabaikan pemandangan indah langit malam yang berhiaskan letupan kembang api.
Meskipun begitu, tak dapat dielaknya jika perasaan was-was ini membuatnya merasakan kenikmatan yang berbeda, yang tak pernah dirasakannya.
"Enghh.. Enggh.. Erichh.. Eunghh!"
Eric sangat menikmati raut ketakutan Lya. Semakin meningkatkan birahi nya.
"Erichh.. Er.. richh.. Ahh.. Eunghhh.."
Pinggul Lya ikut bergerak seirama, mengindahkan tawa Eric yang seperti mengejek nya.
"Siapa tadi yang bilang gak mau ginian di balkon karena takut ada yang liat, hm?" Tanya Eric yang diakhiri dengan suara erangan nya, akibat dari menyempit nya lubang Lya.
"Persetan, Erichh! Fasterhh!"
.
.
.
Ada gak yaa, org ngasih spoiler sampe 3 kali??
Itu org gila atau kurang kerjaan?
Keknya org gila deh, soalnya gue ngerasa agak gila sampe-sampe ngasih spoiler 3 kali.
~ᏉiᎿαмιɳ~
ᵆнσя ʝαԃι -jadιαɳ, aµthor abal-abalan ∂αη autнor ყɠ gak кαяυαη.
KAMU SEDANG MEMBACA
Yes, I'am Bitch!
Romance✖ WARNING ✖ CERITA DEWASA!! 17+ ~~~~~~•-Ɏєѕ, Ι'αм ßi†¢н❗-•~~~~~~ AdeLya Xadiksa, menutupi sifat jalangnya dengan berpura-pura menjadi cupu disekolah. Tidak ada yang tahu jika dibalik wajahnya yang selalu menunduk itu, ada seorang jalang yang tiap m...