Thanks buat yang udah follow dan nambahin cerita ini ke reading list. Yang belum, gue tunggu notifikasi dari kalian.
.
.
.
"Apa yang kau lakukan?""Ngerekam."
Seketika mata Lya melotot mendengar jawaban santai dari Eric. "Apa?!" Tanyanya dengan suara yang menggema seisi gudang.
Lya tidak bodoh, ia yakin Eric sengaja merekam adegan panas mereka untuk mengancam dirinya. Jelas sekali Eric akan menyebarkan video itu jika Lya tidak menurutinya.
Eric menarik sebelah sudut bibirnya, menciptakan sebuah seringaian. "Gue yakin lo tau apa rencana gue."
Lya segera bangun dari posisinya. Ia menurunkan kedua kakinya hingga jatuh menggantung ditepi meja dengan tubuh Eric berada diantara kedua pahanya.
Tangan Lya berusaha mengambil hape Erico yang terus dijauhkan oleh si empunya. Lya mengerang marah, memukul dan mendorong dada Eric berkali-kali agar menjauh dan melepas penyatuan mereka.
Tapi Eric malah memeluk erat pinggang Lya dengan satu tangannya yang tidak memegang hp, membuat Lya tak sengaja mendesah karna kepala penis Eric menyentuh G-spot nya.
Wajah Lya merah menahan malu, sedangkan Eric tertawa kecil sembari menaruh kepalanya dibahu Lya. "Lepas!" Ujar Lya berusaha melepaskan tangan Eric di pinggangnya.
"Gak."
Lya reflek menggigit bahu lebar Eric yang tersuguh didekat wajahnya, membuat Eric meringis dan secepat kilat menjauhkan dirinya dari Lya.
Saat mereka berjarak, tangan Lya berhasil merebut hp Eric yang berlogo apel digigit itu. Ia terlalu tergesa-gesa dan tidak tau harus memencet apa untuk mematikan video yang masih berjalan itu. Dan akhirnya Lya memilih membanting hape mahal Eric kelantai, berharap hp tersebut rusak dan tidak dapat diperbaiki.
Sial beribu sial. Eric dapat menyambut hapenya yang hampir bertemu lantai keramik. Gerakan nya terlalu cepat dan tepat. Lya sampai tak berkedip melihat kecepatan tangan Eric.
"Lo nge-banting hape gue yang harganya 60 juta?" Tanya Eric tak percaya. Ia tertawa remeh dan menatap Lya sinis.
Eric kembali menaruh hapenya dimeja yang tadi, ia akan membuat durasi video itu semakin panjang. Ya, video itu belum berakhir dan masih berjalan.
Tangan Eric menarik kedua tangan Lya kebelakang punggung perempuan itu, lalu menahan nya dengan tangan kiri. Walaupun Lya memberontak, tetap saja ia kalah dengan tenaga Eric.
Tangan kanan Eric merogoh saku celananya, mengambil dasi untuk mengikat tangan Lya.
Ternyata adik kakak tidak jauh berbeda. Eric meniru Evan untuk mengikat tangan Lya dibelakang punggung. Padahal Eric mana tau Evan pernah berlaku seperti itu pada Lya.
Lya menggeleng panik. Kedua kakinya berayun tak beraturan. "Lepas, Erico!!" Ia terus memberontak supaya cekalan Eric di tangannya terlepas. Tapi percuma saja, kedua tangan Lya sudah terikat di belakang punggung dengan dasi abu-abu milik Eric.
Eric terkekeh melihat wajah marah Lya serta tatapan tajam yang perempuan itu layangkan padanya. Tapi ada yang aneh, entah perasaan Eric saja atau wajah Lya memang pucat tanpa make up.
Eric tak terlalu peduli dengan hal itu. Yang sekarang ia inginkan adalah melebur didalam tubuh Lya. Lagi.
"I want you again." Bisik Eric seduktif di sebelah telinga Lya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Yes, I'am Bitch!
Romance✖ WARNING ✖ CERITA DEWASA!! 17+ ~~~~~~•-Ɏєѕ, Ι'αм ßi†¢н❗-•~~~~~~ AdeLya Xadiksa, menutupi sifat jalangnya dengan berpura-pura menjadi cupu disekolah. Tidak ada yang tahu jika dibalik wajahnya yang selalu menunduk itu, ada seorang jalang yang tiap m...